Kekalahan tentara Romawi di Yarmouk membuat peluang umat Islam untuk menaklukkan Kota Al-Quds (Yerusalem) terbuka luas ....
Patriarch Sophronius, seorang Bishop memberikan syarat agar Khalifah Islam saat itu, Umar bin Al-Khattab sendiri yang hadir menemui penduduk Yerusalem dan menjamin keamanan.
Pada sangkaan Sophronius, umat Islam akan menolak syarat tersebut dan akan melakukan serangan terhadap Kota Yerusalem sebagaimana kerajaan-kerajaan yang pernah ada sebelum Islam seperti Persia dan Romawi melakukannya .... tapi ternyata harapan mereka keliru.
Abu Ubaidah bin Jarrah yang ketika itu sudah mengepung Yerusalem, dengan sikap toleransi memenuhi permintaan Sophronius dan rakyat disitu .... Ia menerima syarat tersebut dan menjemput Khalifah Umar Al-Khattab menuju ke Kota Yerusalem.
Di saat itulah kisah hebat pembukaan Kota Al-Quds (Yerusalem) yang dilakukan Khalifah Umar Al-Khattab mulai ....
Khalifah Umar Al-Khattab pergi ke Baitul Maqdis dengan tidak diiringi oleh pasukan militer, ... dan tidak juga mengenakan pakaian yang mewah - mewah untuk melambangkan kehebatan pemerintahannya .... ia datang dengan hanya membawa seekor unta, dan ditemani oleh seorang khadamnya saja. ... Dan Perjalanan Umar dan khadamnya dari Madinah ke Kota Al-Quds, hanya berbekalkan air, roti dan kurma.
Menurut riwayat, Umar dan khadamnya bergantian menaiki unta .... Jika Umar menaiki unta, maka khadamnya akan berjalan sambil memegang kereta unta tersebut .... Sedangkan jika giliran khadamnya yang menaiki unta, Umar pula yang akan berjalan sambil memegang kereta unta itu .... Setiap kali giliran dilakukan, mereka akan membaca surah Yassin sampai habis .... Itulah yang dilakukan oleh Umar dan khadamnya sehingga mereka sampai ke Kota Al-Quds.
Sebelum mereka sampai ke Kota Al-Quds, Umar telah melalui tenda tentara-tentara Islam yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah di Jabiya .... Abu Ubaidah bin Jarrah merupakan salah seorang Sahabat Nabi yang termasuk dalam daftar 10 orang yang telah dijanjikan surga ..... Turut bersama Abu Ubaidah saat itu adalah Khaled Al-Waled.
Ketika tentara-tentara Islam menyadari kedatangan Khalifah Umar Al-Khattab, mereka menyambutnya dengan penuh rasa penghormatan .... Ketika itu giliran Umar berjalan kaki dan memegang kereta unta sementara khadamnya naik .... Berkali-kali khadamnya meminta agar Umar di atas unta sebelum sampai ke perkemahan tentara, ... tetapi hal itu ditolak oleh Umar karena kerendahan hati dan ketinggian budinya.
Melihat kondisi kaki Khalifah Umar yang sudah pecah-pecah dan berselimut debu-debu tanah dan luka karena perjalanan yang jauh, Abu Ubaidah dengan niat yang baik memberi saran kepada Umar untuk mengapit sampai ke pintu Kota Al-Quds, "Wahai Amiral Mukminin, jika kamu memerintah agar kami memapah dan mengemudi perjalananmu niscaya kami akan lakukan ... Mereka (warga Al-Quds) tentu akan kagum melihat kemegahan kamu sebagai seorang Khalifah "...
Tiba-tiba Umar Al-Khattab merenung Abu Ubaidah, ... dengan wajah yang sangat kecewa atas apa yang diucapnya lalu keluarlah kata-kata Umar yang mahsyur kepada Abu Ubaidah, "Demi Allah ..... Jika bukan engkau yang mengucapkannya wahai Abu Ubaidah niscaya aku akan menghukummu sebagai pelajaran buat umat ini! ... . Sesungguhnya kita semua ini adalah hina, lalu kita dimuliakan Allah dengan Islam, jika kita mencari kemuliaan selain Islam sudah tentu kita akan dihina oleh Allah ".
Khalifah Umar menolak usulan Abu Ubaidah dan tidak memperpanjang dialog bersamanya .... Umar bersama khadamnya terus berlalu pergi meninggalkan perkemahan tentara Islam di Jabiya (Satu daerah di luar Kota Yerusalem).
Mereka masih bergantian menaiki unta sambil menghabiskan bacaan surah Yassin .... Apabila Kota Al-Quds semakin dekat, khadamnya memesan agar Umar terus tetap naik unta, sementara dia yang akan memegang kereta unta yang dinaiki Umar .... Tetapi Umar tegas melarang dan memerintahkan pembantunya agar terus sesuai waktu giliran yang ditetapkan .... Kebetulan, ketika jarak mereka berdua hampir tiba ke pintu gerbang Kota Al-Quds, waktu itu giliran Umar memegang tali pedati unta tersebut.
Berkerumun tentara-tentara Romawi dan warga Al-Quds yang beragama Nasrani memenuhi jalan-jalan .... Mata mereka terfokus pada seorang pemimpin yang tidak pernah mereka lihat sepanjang sejarah peradaban dunia ....Biasanya penguasa-penguasa Roma akan datang membawa bala tentara, bendera di-raja dan sebagainya .... Tetapi Umar datang dengan baju kasar yang lusuh dan berdebu, sementara kedua kakinya juga berdebu.
Umar berhenti ketika sampai di gerbang Dimashq, ... salah satu pintu masuk ke Kota Al-Quds .... Kemudian beliau terus berjalan meninggalkan unta dan khadamnya di situ, ...
Pembesar-pembesar Kristen tertegun melihat kedatangan Khalifah Umar .... Mereka semua menganggap Umar akan tiba dengan satu rombongan yang besar, sehebat reputasi dan namanya .... ternyata mereka terpedaya dengan sangkaan-sangkaan buruk tentang Umar, ... sebaliknya Khalifah Umar hanya ditemani oleh seorang khadam setibanya di Jerusalem .... Lebih mengharukan, mereka melihat Khalifah Umar yang menarik tali pedati yang dikendarai khadamnya .... Mereka merasakan perbedaan yang jelas antara pribadi Khalifah Umar dengan semua Raja Kaisar yang pernah menaklukkan Jerusalem sebelum ini.
Seluruh warga Al-Quds dan pembesar-pembesar di Jerusalem memberikan penghormatan kepada Umar sambil menundukkan kepala. Kemudian Umar berkata, "Angkat kepala kamu ... sesungguhnya kamu tidak perlu menundukkan kepala (sujud) seperti ini kecuali kepada Allah".
Patriarch Sophronius bersama bishop-bishop lain memakai pakaian yang mewah-mewah berkilauan, ... sedangkan orang yang ingin diberikan penghormatan, hanya memakai pakaian seperti rakyat biasa .... Sophronius malu melihat penampilah Khalifah yang sungguh sederhana, .... dalam hatinya berkata, "Jika beginilah pemimpin Islam, sesungguhnya pemerintah kamu (Umar) tidak akan tewas".
Saat Sophronius bersemangat dan meneteskan air mata melihat kesederhanaan Umar, dia teringat akan tanda-tanda pemilik sebenarnya Kota Al-Quds sebagaimana yang disebut di dalam Alkitab .... Sophronius mendekati Umar sambil di tangannya memegang kunci Kota Al-Quds .... Kemudian Sophronius berkata kepada Umar, "Sesungguhnya orang yang akan aku serahkan padanya kunci kota Al Quds ini, ... pasti akan memiliki tiga merek ... Petanda-petanda tersebut jelas disebutkan di dalam kitab Injil kami.
"Pertama, orang itu akan berjalan sementara khadamnya mengendarai kendaraan miliknya .... Kedua, orang itu datang dalam kondisi kedua kakinya diselimuti debu-debu tanah (lumpur) .... Ketiga, orang itu datang dalam kondisi bajunya penuh dengan tambalan ".
Setelah Sophronius melihat tanda-tanda tersebut ada pada Khalifah Umar Al-Khattab, dia kemudian meminta izin kepada Umar untuk menghitung berapakah tambalan yang ada pada baju yang dipakainya .... Ada 17 jahitan yang menempel pada baju Umar, .... dengan perasaan penuh debaran dan ta'ajub Sophronius berkata, "Inilah tanda yang ketiga, ya Tuhan .... Tidak diberikan kunci-kunci Kota Al Quds ini kecuali kepada seorang pemimpin yang memiliki tiga tanda keagungan di mana tanda-tanda inilah yang paling unggul dalam lembaran sejarah dan tidak ternilai harganya (seperti yang disebut di dalam Injil), pertama, Khadamnya yang naik kendaraan ... kedua Pap debu-debu tanah .... dan ketiga, ... Patch pada bajunya ".
Menurut Sophronius, tanda-tanda ini menunjukkan bahwa pemerintah yang diperintah oleh Umar adalah pemerintah yang akan relevan sepanjang zaman, .. Kemudian dia menambahkan lagi, "Aku tidak sedih untuk memberikan kunci ini kepada Umar dan kerajaannya"
Khalifah Umar kemudian menerima penyerahan kunci kota suci itu secara resmi dari Sophronius .... Khalifah Umar mengikat jaminan keselamatan dan keamanan dengan Kristen yang akan tetap tinggal di Yerusalem.
Setelah selesai upacara penandatanganan perjanjian perdamaian, Khalifah Umar dibawa berjalan-jalan disekitar kota Al-Quds sampai tiba waktu shalat, ... Uskup Sophronius mengajak Umar untuk melaksanakannya di Holy Sepulchure - Gereja Al-Qiamah (maqam suci Jesus yang diklaim oleh Kristen) .... Namun ajakan itu ditolak, karena Umar khawatir perbuatan tersebut akan menjadi hujjah generasi Islam berikutnya untuk mengubah gereja menjadi masjid.
Umar kemudian meninjau sekitar area Gereja Al-Qiamah dan berjalan keluar menuju ke selatan, lalu beliau melakukan shalat di tempat perhentiannya .... Kawasan tersebut kini dikenal dengan nama Masjid Umar.
Genap 10 hari, .. Khalifah Umar bersama tentara-tentara Islam memasuki Kota Al-Quds dengan aman .... Sukses tersebut dirayakan dengan menunaikan qiyam dan doa syukur kepada Allah SWT ... Sewaktu berdoa, Umar tiba-tiba menangis ... Lalu salah seorang bertanya kepada Umar, "Wahai Umar apakah kamu menangis karena kemenangan ini?"
"Benar, aku menangisi kemenangan ini .... dan aku teringat Baginda Rasulullah SAW pernah bersabda ... "
"Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan terhadap diri kamu. Tapi yang aku khawatirkan adalah kesenangan dunia yang disajikan pada diri kamu semua, sebagaimana yang diperoleh oleh orang-orang sebelum kamu. Lalu kamu semua saling pintas-bypass untuk mendapatkannya sebagaimana mereka, sampai harta tersebut membinasakan kamu seperti mereka dibinasakan (karena kelalaian terhadap dunia) ".
Diposting oleh Ummu Khansa