Beberapa waktu lalu santer isu defisitnya dana BPJS sehingga masyarakat diminta untuk mengurangi beban BPJS. Hal ini mendapat tanggapan dari pengamat, Salamuddin Daeng, "Hoax terbesar zaman Now adalah pernyataan bahwa BPJS defisit. BPJS adalah pemakan dana premi yang dibayar oleh rakyat tanpa audit yang memadai."
Meurutnya dana BPJS sangat mudah dimanipulasi oleh beberapa pihak terkait, "Dana BPJS begitu gampang melayang akibat markup harga obat, tarif macam macam dari rumah sakit yang hanya dimengerti oleh pemilik rumah sakit, pedagang obat dan para dokter."
"Mengapa dikatakan bahwa defisit dana BPJS adalah hoax yang besar, karena faktanya Dana BPJS Taspen dialokasikan untuk infrastruktur. Dana BPJS Jamsostek juga akan dialokasikan untuk infrastruktue. Lah...defisitnya dimana?", Ungkapnya.
Menurut Salamuddin Daeng, isu defisitnya BPJS bertujuan agar peserta BPJS membayar premi lebih besar, bahkan dana tersebut berpotensi besar digunakan untuk ambisi megaproyek infrastruktur pemerintah.
"Hoax ini hanya punya tujuan satu yakni bagaimana peserta BPJS membayar premi lebih besar. Sehingga nantinya dana mereka bisa dilahap pemerintah untuk mencapai ambisi mega proyek bancakan infrastruktur", Pungkas Salamuddin. (zaky)