Seorang guru melaporkan anak Muslim berusia enam tahun pada polisi atas tuduhan terorisme. Laporan terhadap bocah penderita gangguan genetika down syndrome itu membuat keluarganya diselidiki pihak berwajib.
Dilansir dari Independent pada Ahad (3/12), petugas kepolisian menyelidiki laporan itu karena anak bernama Mohammad Suleiman itu terus mengulang kata Allah dan bom. Ayah Suleiman, Maher Suleiman menegaskan tuduhan pada anaknya tak benar.
"Dia tak berbicara itu sama sekali. Dia memiliki kapasitas bicara setara anak berusia setahun," kata pria yang tinggal di Pearland, Texas.
Kepada saluran berita Fox26, Maher mengatakan keluarganya menjadi subjek investigasi polisi dan layanan sosial. Praktis, itu membuat keluarganya ketakutan.
"Tiga atau empat minggu terakhir ini adalah yang terberat dalam hidup saya," ujar Maher.
Ia menceritakan anaknya lahir dengan kelainan genetika pada kromosom 21. Menurut Maher, kondisi itu membuat anaknya butuh perawatan sepanjang waktu. Ia menilai tuduhan anaknya seorang teroris adalah aduan tak masuk akal.
"Ini bukan diskriminasi tersirat, ini adalah diskriminasi 100 persen," kata Maher.
Guru pelapor diketahui tengah melamar anggota staf reguler di Sekolah Dasar CJ Harris saat melaporkan dugaan keterlibatan terorisme anak berusia enam tahun itu. Otoritas pendidikan Pearland menolak memberi keterangan atas kasus itu. Mereka beralasan, otoritas tak berwenang memberi informasi mengenai siswa perorangan karena adanya undang-undang privasi.
Departemen Kepolisian Pearland mengaku telah menyelesaikan penyelidikannya dan tidak menemukan tindakan lebih lanjut. Namun departemen Pelayanan Pelindung Anak mengatakan, saat ini penyelidikan terhadap Suleiman terus berlanjut.
republika