Fadli Zon Curiga Jokowi Dapat Data Keliru soal Penurunan Daya Beli
Berita Islam 24H - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon curiga Presiden Joko Widodo mendapatkan data dan informasi yang keliru mengenai turunnya daya beli masyarakat.
Jokowi sebelumnya menyebut isu penurunan daya beli masyarakat sengaja diciptakan lawan politik untuk Pilpres 2019.
"Saya kira itu enggak benar. Informasi yang masuk ke Pak Jokowi itu informasinya salah," kata Fadli kepada Kompas.com, Rabu (4/10/2017).
Fadli mengatakan, daya beli masyarakat yang menurun saat ini bisa dilihat dari sepinya pusat perbelanjaan seperti Tanah Abang dan Glodok. Selain itu, retail besar seperti Ramayana dan Matahari juga banyak menutup gerainya.
"Ini adalah fakta yang dihadapi, bukan karena lawan politik," ujarnya.
Fadli menilai, terlalu dangkal analisis Jokowi yang menyatakan ada peralihan cara belanja dari online ke offline.
Dia mengakui saat ini peralihan ke belanja online tengah terjadi. Namun, jumlahnya tak signifikan dan hanya terjadi pada generasi milenial di kota besar.
"Hasil survei atau data statistik kita harus lebih jujur untuk melihat bahwa daya beli kita menurun," ujar Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.
Fadli menilai, sepinya aktivitas ekonomi di pasar offline ini disebabkan masyarakat tidak mempunyai daya beli yang cukup.
Ini karena kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak, listrik, dan kebutuhan pokok lainnya. Selain itu, Fadli juga menyoroti langkah pemerintah yang mengenakan berbagai macam pajak kepada masyarakat. Menurut dia, pemerintah terlalu ambisius membangun infrastruktur, namun dampaknya juga tidak dirasakan secara langsung oleh rakyat.
"Setiap kali saya kunjungan ke daerah, saya tanya masyarakat, semua menyatakan hidupnya makin susah," ujarnya.
Fadli menyarankan Presiden Jokowi melakukan hal serupa saat berinteraksi dengan masyarakat. Jokowi harus menanyakan bagaimana kondisi ekonomi mereka sehingga tak hanya mendapat laporan berupa angka-angka dari bawahannya.
Selama ini, Fadli melihat pertanyaan ini tak pernah disampaikan. Jokowi justru hanya memberi kuis dengan menanyakan nama pulau atau ikan.
"Tanya dong, 'bagaimana, Bapak, Ibu, hidup sekarang makin enak kan?' atau 'bagaimana, cari pekerjaan makin gampang kan?' Kalau itu dilakukan, baru saya angkat jempol," ucap Fadli.
Jokowi sebelumnya menuding isu soal turunnya daya beli masyarakat sengaja diciptakan oleh lawan politik untuk menghambat elektabilitasnya pada Pemilu Presiden 2019 mendatang.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam pidato peresmian penutupan Rapat Koordinasi Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tahun 2017 di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Selasa (3/10/2017) sore.
"Isunya hanya daya beli turun. Saya liatin siapa yang ngomong, (orang) politik oh enggak apa-apa," kata Jokowi, diikuti tawa para anggota Kadin yang hadir.
"Kalau pengusaha murni saya ajak ngomong. Kalau orang politik kan memang tugasnya itu, membuat isu-isu untuk 2019. Sudah kita blakblakan saja," ujar dia.
Jokowi kemudian memaparkan sejumlah data yang membuktikan bahwa daya beli masyarakat tidak menurun. Menurut Jokowi, yang terjadi adalah peralihan pembelian dari offline ke online. [beritaislam24h.info / kmp]