Ulama: Mutlak, PKI Haram di Indonesia
Berita Islam 24H - Ketua Umum DPP Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia (Bakomubin) Prof Dr KH Deddy Ismatullah, SH, MA mendukung penuh langkah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang memerintahkan menonton film G30S/PKI. Alasannya, film G30S/PKI menceritakan sejarah paling kelam yang pernah dihadapi bangsa Indonesia atas pemberontakan dan pengkhianatan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Saya berterima kasih kepada Panglima TNI yang sudah memberikan warning. Kita harus waspadai atas kebangkitan PKI," kata Prof Dr KH Deddy Ismatullah, SH, MA usai bertemu dengan pimpinan MPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/9/2017).
Menurutnya, PKI sudah jelas bersalah kepada bangsa Indonesia. Karena telah melakukan pemberontakan dan pengkhianatan namun selalu gagal. Dalam aksinya PKI melakukan pembunuhan dan pembantaian terhadap santri dan kyai di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tidak itu saja 7 Jenderal TNI juga tewas di tangan PKI pada tahun 1965. Padahal pada Perang Dunia Ke-2 tidak mengorbankan satu jenderal pun.
"Perang Dunia Ke -2 tidak mengorbankan satu jendral pun. Tapi di Indonesia 7 jendral tewas dimasukan ke dalam sumur pada tahun 65. Mereka meninggal dunia karena disiksa PKI. Bagaimana dikatakan PKI tidak bersalah. Saya setuju pemutaran film G30S/PKI, karena itu sejarah paling kelam yang dialami Indonesia," ujarnya.
Terhadap PKI, sambung Deddy, Indonesia sudah jelas memutuskan untuk melarang berkembang. Bahkan untuk mengantisipasi kebangkitan PKI dikeluarkan Tap MPR No 25 tahun 1966. Sehingga siapapun dilarang untuk menyebarluaskan faham - faham PKI di Indonesia. Oleh karena itu siapa pun yang menyebarkan faham komunis atau PKI bisa dipidana selama 15 tahun.
"Jadi Indonesia sudah talak tiga terhadap PKI. Sehingga PKI tidak boleh berkembang," tegasnya.
Dalam kesempatan ini Deddy juga meminta masyarakat Indonesia untuk mewaspadai bangkitnya PKI gaya baru. Saat ini kader-kader PKI bukan kaum miskin atau proletar lagi. PKI gaya baru ini kadernya memiliki tanah, punya uang sehingga tidak lagi miskin seperti kader PKI sebelumnya. Apalagi saat ini Indonesia sudah dikuasai oleh kaum pemilik modal. Satu persen menguasai 53 persen. Tidak heran 73 persen tanah Indonesia sudah dikuasai pemilik modal. Bukan lagi milik pribumi.
"Oleh karena itu kami (ulama) bangkit dalam rangka mewarning, kasihan rakyat yang semakin miskin dan terpojok. Masa pekerjaan rakyat diambil alih orang asing. Ini kan keterlaluan sekali," pungkasnya. [beritaislam24h.info / htc]