Myanmar Anggap Kampanye Militer di Arakan Kelanjutan Perang Dunia II
Berita Islam 24H - Militer Myanmar berjanji melanjutkan kampanye militernya terhadap etnis Muslim Rohingya meskipun internasional berupaya keras menghentikan pembantaian terhadap warga minoritas tersebut. Di saat bersamaan, warga Rohingya terus berbondong-bondong menuju negara tetangga untuk mencari perlindungan dari kebengisan militer dan ekstremis Budha.
Kepala Staf Militer Myanmar Mya Tun Oo mengatakan, seperti dilansir Al-Jazeera pada Senin (04/09), negaranya melihat perang terhadap Rohingya merupakan perang besar.
“Apa yang dilakukan militer Myanmar adalah akhir dari misi yang dimulai sejak Perang Dunia Kedua,” katanya seperti dilansir Al-Jazeera. Hal itu diungkapkannya di saat kecaman dunia internasional terus mengalir terhadap Myanmar.
Osman Hamid, juru bicara Amnesty Internasional, mengungkapkan bahwa pemerintah Myanmar melihat warga Rohingya dan gerilyawan yang mulai bergerak membela mereka di Arakan mengancam kedaulatan negara. Oleh karena itu, lanjutnya, militer meluncurkan serangan brutal terhadap warga minoritas itu.
“Ini bukan serangan militer Myanmar pertama yang melanggar HAM,” ujar Hamid.
Ia kembali menegaskan bahwa kampanye militer yang digulirkan pasukan bersenjata Myanmar di Arakan penuh dengan pelanggaran HAM. Bahkan, tandanya, itu bisa masuk dalam kategori kejahatan kemanusiaan.
Sementara itu, ratusan warga Rohingya terus menuju perbatasan dengan Bangladesh untuk mencari perlindungan keamanan. Rumah, harta dan keluarga mereka telah hilang akibat kampanye brutal militer.
PBB melaporkan pada Senin, sampai saat ini tercatat sebanyak 87 ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh. Gelombang pengungsi itu mulai terjadi sejak 25 Agustus. [beritaislam24h.info / kn]