Yogyakarta| Mediaoposisi.com- Penerbitan Perppu Ormas di tengah berbagai masalah di Indonesia terus menuai kecaman. Tak hanya dinilai sebagai pembungkaman sikap kritis rakyat kepada rezim Jokowi,namun ditegarai Jokowi sedang ketakutan.
Hal ini disampaikan oleh aktivis Mahasiswa, Mukrin dalam Seminar Aksi bertajuk "Mahasiswa Dalam Sorotan: Menguji Kekuatan Oposan" di Islamic Fair GOR UNY,Kamis (7/9). Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Aliansi Silaturahmi Jogja Bergerak (ASJB).
Mahasiswa yang juga merupakan Himpunan Pelajar Mahasiswa Wapulaka ini mengutip pendapat Noam Chomsky, ”Ada banyak ciri yang menjelaskan penguasa yang sedang kehilangan kendali kekuasaanya, salah satunya ialah penguasa berusaha mematahkan kaum oposan dari kalangan rakyat & mahasiswa." paparnya.
Ia turut menyinggung penerbitan Perppu ormas yang kontroversial dan dinilai represif oleh banyak kalangan.
“Maka dari kelakuan elit2 pemerintahan hari ini, kita dapat mengindra seberapa besar kekuatan Oposan yang sedang mengguncang singgasana kekuasaan korrupt.” imbuh Mukrin.
Sebelumnya, beragam elemen masyarakat menolak Perppu Ormas,mulai dari buruh hingga ulama. HTI sendiri sebagai korban represifnya rezim Jokowi pun mengecam keras Perppu Ormas.
"Berdasarkan semua ini (Perppu Ormas) , maka publik semakin mendapatkan bukti bahwa rezim yang berkuasa saat ini adalah rezim represif dan anti-Islam," kata Ismail Yusanto saat bertemu Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon di Gedung DPR RI, Selasa (18/7).
Dilansir dari tribunnews.com, dari kalangan buruh, KSPI mengecam keras Perppu Ormas yang kontroversial tersebut.
"Kalau kita kritik pemerintah, kita tolak upah murah, kita anggap kebijakan pemerintah pro pemilik modal, apa itu ujaran kebencian ?" tanya Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal,Rabu (16/8).
"Saya percaya perppu ini dikeluarkan untuk membungkam suara-suara kritis, untuk pemerintah melindungi kepentingan pemodal, HTI cuma salah satunya saja, tujuan utamanya itu melindungi pemilik modal," katanya. [MO]
sumber : berbagai sumber