-->

Kado Pahit HUT RI Ke-72 Dari Rezim 'Pro-Rakyat'

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen


Oleh: Aminudin Syuhadak

Berikut ini sederet kado dari pemerintah untuk HUT Kemerdekaan RI ke 72:

- Impor 5 juta ton gula (1 juta ton gula konsumsi, 4 juta ton gula rafinasi untuk industri). Hal ini disebabkan karena produksi nasional tidak memadai akibat dibatasinya pupuk untuk petani, tidak ada fasilitas dana untuk modal petani dan tidak tersedianya tebu varietas unggul dari pemerintah.

-Impor garam tanpa batasan kuota impor, pemerintah beralasan gara-gara musim hujan menyebabkan panen garam mundur, tetapi indikasi permainan kartel sangat kuat dan hal ini tidak ditampik Menteri Susi KKP ( Kementerian Kelautan dan Perikanan ).

-Impor bawang putih 7,6 ribu ton dari China dan India, pemerintah berdalih minimnya lahan yang cocok ditanami bawang dan faktor iklim yang tidak mendukung.

-Impor ubi kayu 1,2 ribu ton dari Vietnam untuk kebutuhan industri dan peternakan

-Impor 14,5 ribu ton dari Pakistan, India, China dan Thailand untuk kebutuhan usaha hotel dan restoran, padahal produksi nasional mencukupi.

-Impor 8 ribu ton cabai kering karena harga cabai dalam negeri yang melambung tinggi dimana pemerintah tidak pernah bisa menjelaskan penyebab harga cabai yang tidak wajar tersebut.

-Impor sapi bakalan sekitar 500 ribu ekor (rekomendasi) dari Australia dan Meksiko.

Deretan di atas baru data awal hingga pertengahan tahun 2017 dan belum termasuk komoditi pangan lainnya baik untuk konsumsi maupun industri.

Fakta yang sangat miris mengingat wilayah nusantara dikenal sebagai negeri agraris dan negeri maritim. Apakah kebanggaan sebagai negeri subur-makmur gemah ripah loh jinawi masih layak disematkan untuk Indonesia?

Nampaknya lirik lagu Koes Plus "... Bukan lautan hanya kolam susu...Kail dan jala cukup menghidupimu...Tiada badai tiada topan kau temui...Ikan dan udang menghampiri dirimu... Orang bilang tanah kita tanah surga...Tongkat kayu dan batu jadi tanaman..." pun sudah kadaluwarsa untuk dinyanyikan. Yang jelas rezim telah mewariskan hutang 3,8 ribu triliun per Juni 2017 kepada anak cucu kita (bayi yang baru lahir sudah menanggung hutang negara Rp 13 juta). Ditambah dicabutnya subsidi BBM dan TDL, lengkap sudah kado pahit di HUT kemerdekaan ke 72 untuk rakyat Indonesia.

Maka, masihkah rezim ini pantas disebut pro-rakyat? Dirgahayu Republik Indonesia ke-72, Merdeka ataoe Mati!!! [IJM]


Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close