Umatuna.com, LONDON -- Seorang Muslimah yang bekerja sebagai detektif di Inggris menuntut Kepolisian Metropolitan Inggris atas tindakan rasis.
Selain diperlakukan rasis, Detektif Nighat Hubbard yang sempat menerima penghargaan khusus dari Ratu Elizabeth II mengklaim menjadi korban perlakukan diskriminsi seksual.
Hubbard menyebut ia dihalangi rekan kerjanya dari kelompok kulit putih dari investigasi yang lebih kompleks. Seperti dilansir Metro.co.uk, Ahad (12/3).Antara 2013-2014, para detektif laki-laki membuat pernyataan diskriminatif terhadap Hubbard dan petugas wanita lainnya.
Hubbard menerima penghargaan Member of the Order of the British Empire (MBE) dari Ratu Elizabeth II pada 2014 atas kerja sosialnya. Itu membuatnya jadi Muslimah pertama dari kepolisian Inggris yang mendapat penghargaan langsung dari Sang Ratu.
Markas Kepolisian Metropolitan Inggris, Scotland Yard, membenarkan adanya tuntutan dari Nighat Hubbard terhadap Kepolisian Metropolitan atas tuduhan rasis dan diskriminasi seksual. ''Namun kami belum dapat memberi informasi lebih jauh dan proses sedang berjalan,'' ungkap Scotland Yard. (republika)
Selain diperlakukan rasis, Detektif Nighat Hubbard yang sempat menerima penghargaan khusus dari Ratu Elizabeth II mengklaim menjadi korban perlakukan diskriminsi seksual.
Hubbard menyebut ia dihalangi rekan kerjanya dari kelompok kulit putih dari investigasi yang lebih kompleks. Seperti dilansir Metro.co.uk, Ahad (12/3).Antara 2013-2014, para detektif laki-laki membuat pernyataan diskriminatif terhadap Hubbard dan petugas wanita lainnya.
Hubbard menerima penghargaan Member of the Order of the British Empire (MBE) dari Ratu Elizabeth II pada 2014 atas kerja sosialnya. Itu membuatnya jadi Muslimah pertama dari kepolisian Inggris yang mendapat penghargaan langsung dari Sang Ratu.
Markas Kepolisian Metropolitan Inggris, Scotland Yard, membenarkan adanya tuntutan dari Nighat Hubbard terhadap Kepolisian Metropolitan atas tuduhan rasis dan diskriminasi seksual. ''Namun kami belum dapat memberi informasi lebih jauh dan proses sedang berjalan,'' ungkap Scotland Yard. (republika)