Umatuna.com - SAYA sangat menghargai GNPF MUI. Bahkan GNPF MUI telah berhasil memimpin dan memenangkan pertarungan melawan penista agama.
Tapi kita juga harus akui bahwa tugas GNPF MUI juga telah selesai dalam memenangkan Fatwa MUI menyangkut persoalan penistaan agama.
Pada 14 Mei 2017, Presidium MRI diundang oleh Ketua Umum FPI, KH. Shabri Lubis di Ciseeng bersama tokoh-tokoh GNPF MUI dan Presidium Alumni 212.
Dan terbangunlah Aliansi Presidium MRI, GNPF MUI, Presidium Alumni 212, di Ciseeng, Bogor.
Menyikapi pertemuan tersebut, Pimpinan GNPF MUI Jawa Tengah, Saudara Muhammad Amin Hidayatullah menyadari bahwa Persoalan Agama, Rakyat, Negara dan Bangsa bukan hanya selesai di persoalan Penistaan Agama. Melainkan juga menyangkut masalah Kedaulatan Negara yang harus dikembalikan ke pemiliknya yang Sah, yaitu Rakyat. Karena hal ini menyangkut Pemberian Allah yang hukumnya wajib utk dijaga, dipertahankan dan bahkan wajib diambil alih kembali ketika dirampok oleh Asing, melalui segelintir orang.
Hal ini sejalan dengan Perjuangan Presidium MRI sebagai salah satu Organisasi dari banyak Organisasi Gerakan yang memilih jalan Revolusi Konstitusional sebagai Jalan Perubahan Rakyat, Bangsa, Negara dan Agama.
Kesadaran ini harus menjadi manifes melalui kembalinya UUD 45 asli.
Lalu, Saudara Amin berkomunikasi dengan saya untuk memperkuat Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia dengan membentuk Organ Wilayah (Propinsi) dan Daerah (Kabupaten-Kota).
Kemudian saya minta kepada saudara Amin untuk membentuk Musyawarah Rakyat Jawa Tengah.
Dan pada saat GNPF MUI mengadakan pertemuan di Cilacap, saudara Amin menyampaikan perlunya dibentuk Musyawarah Rakyat Jawa Tengah (MRJT) sebagai Kekuatan Kerakyatan Revolusioner.
Selanjutnya diadakan pertemuan di Purworejo dengan perwakilan 35 Kab/Kota terbentuklah MRJT dan dipilihlah Saudara Anang sebagai Ketua dan Saudara Amin sebagai Sekretaris Wilayah.
Kami Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia berterima kasih pada GNPF MUI yang telah berhasil memenangkan pertarungan melawan penista agama dan kemudian membantu kami memperkuat organ gerakan revolusioner yang hingga kini telah terbentuk di Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Jawa Barat, dll.
Menurut pandangan kami, GNPF MUI tetap mendukung Revolusi, tapi mempercayakan pada presidium MRI untuk memimpin Revolusi.
Bagi kami untuk memenangkan revolusi di Indonesia, memang harus terbangun kekuatan Islam, Nasionalis dan Kerakyatan secara solid.
Apalagi setelah bersamaan dukungan GNPF MUI, kami juga didukung Presidium Alumni 212 yang disampaikan oleh Sekjennya saudara Ustaz Hasri Harahap.
Aliansi telah terjadi, akan tetapi bagi kami Aliansi ini belum cukup, oleh karena itu diperlukan kekuatan yang lebih besar dan solid lagi dengan menghimpun seluruh kekuatan revolusioner.
Maka untuk membangun kekuatan besar diperkukan kerja bersama termasuk membangun kekuatan rakyat independen dan diperlukan satu sekretariat besar.
Dari kebutuhan inilah dibentuklah Sekber Perjuangan (Sekretariat Perjuangan Bersama). Dan dalam perjuangan ini, GNPF MUI dan Presidium Alumni 212 telah menyatakan bahwa tugas revolusi ini lebih baik dipimpin oleh Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia dan meminta untuk mengajak seluruh kekuatan rakyat dari segala elemen. Baik dari kelompok lintas agama, buruh, petani, nelayan, mahasiswa, pengangguran dan kekuatan-kekuatan rakyat lainnya yang sejalan dalam seperjuangan.
Untuk sementara gerakan Sekber Perjuangan ini dipimpin oleh Presidium MRI, dengan Sri Bintang Pamungkas sebagai Tokoh Senior Presidium dan Saya, Yudi Syamhudi Suyuti sebagai Ketua Presidium.
Namun dalam waktu dekat akan diadakan Rapat Bersama untuk Mematerialkan Sekber Perjuangan dengan lebih banyak elemen dan kelompok dari Kekuatan Islam, Nasionalis, Kerakyatan untuk menetapkan Pemimpin Revolusi Nasional secara Musyawarah dengan memohon pada Allah Yang Maha Kuasa secara khusyuk, untuk dipilihkan oleh Nya, Pemimpin Revolusi dalam Sekber Perjuangan untuk memimpin perjuangan mengembalikan Kedaulatan di Tangan Rakyat.
Ini agenda kita untuk tetap menyelesaikan tugas kita bersama. Yaitu menggelar Sidang Istimewa dengan Agenda; Kembalikan Pancasila dan UUD 45 asli, Cabut Mandat Jokowi dan Bentuk Pemerintahan Transisi.[***]
Yudi Syamhudi Suyuti
*Penulis adalah Ketua Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia (MRI).
Sumber: Rmol
Tapi kita juga harus akui bahwa tugas GNPF MUI juga telah selesai dalam memenangkan Fatwa MUI menyangkut persoalan penistaan agama.
Pada 14 Mei 2017, Presidium MRI diundang oleh Ketua Umum FPI, KH. Shabri Lubis di Ciseeng bersama tokoh-tokoh GNPF MUI dan Presidium Alumni 212.
Dan terbangunlah Aliansi Presidium MRI, GNPF MUI, Presidium Alumni 212, di Ciseeng, Bogor.
Menyikapi pertemuan tersebut, Pimpinan GNPF MUI Jawa Tengah, Saudara Muhammad Amin Hidayatullah menyadari bahwa Persoalan Agama, Rakyat, Negara dan Bangsa bukan hanya selesai di persoalan Penistaan Agama. Melainkan juga menyangkut masalah Kedaulatan Negara yang harus dikembalikan ke pemiliknya yang Sah, yaitu Rakyat. Karena hal ini menyangkut Pemberian Allah yang hukumnya wajib utk dijaga, dipertahankan dan bahkan wajib diambil alih kembali ketika dirampok oleh Asing, melalui segelintir orang.
Hal ini sejalan dengan Perjuangan Presidium MRI sebagai salah satu Organisasi dari banyak Organisasi Gerakan yang memilih jalan Revolusi Konstitusional sebagai Jalan Perubahan Rakyat, Bangsa, Negara dan Agama.
Kesadaran ini harus menjadi manifes melalui kembalinya UUD 45 asli.
Lalu, Saudara Amin berkomunikasi dengan saya untuk memperkuat Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia dengan membentuk Organ Wilayah (Propinsi) dan Daerah (Kabupaten-Kota).
Kemudian saya minta kepada saudara Amin untuk membentuk Musyawarah Rakyat Jawa Tengah.
Dan pada saat GNPF MUI mengadakan pertemuan di Cilacap, saudara Amin menyampaikan perlunya dibentuk Musyawarah Rakyat Jawa Tengah (MRJT) sebagai Kekuatan Kerakyatan Revolusioner.
Selanjutnya diadakan pertemuan di Purworejo dengan perwakilan 35 Kab/Kota terbentuklah MRJT dan dipilihlah Saudara Anang sebagai Ketua dan Saudara Amin sebagai Sekretaris Wilayah.
Kami Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia berterima kasih pada GNPF MUI yang telah berhasil memenangkan pertarungan melawan penista agama dan kemudian membantu kami memperkuat organ gerakan revolusioner yang hingga kini telah terbentuk di Jawa Tengah, Jawa Timur, DIY, Jawa Barat, dll.
Menurut pandangan kami, GNPF MUI tetap mendukung Revolusi, tapi mempercayakan pada presidium MRI untuk memimpin Revolusi.
Bagi kami untuk memenangkan revolusi di Indonesia, memang harus terbangun kekuatan Islam, Nasionalis dan Kerakyatan secara solid.
Apalagi setelah bersamaan dukungan GNPF MUI, kami juga didukung Presidium Alumni 212 yang disampaikan oleh Sekjennya saudara Ustaz Hasri Harahap.
Aliansi telah terjadi, akan tetapi bagi kami Aliansi ini belum cukup, oleh karena itu diperlukan kekuatan yang lebih besar dan solid lagi dengan menghimpun seluruh kekuatan revolusioner.
Maka untuk membangun kekuatan besar diperkukan kerja bersama termasuk membangun kekuatan rakyat independen dan diperlukan satu sekretariat besar.
Dari kebutuhan inilah dibentuklah Sekber Perjuangan (Sekretariat Perjuangan Bersama). Dan dalam perjuangan ini, GNPF MUI dan Presidium Alumni 212 telah menyatakan bahwa tugas revolusi ini lebih baik dipimpin oleh Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia dan meminta untuk mengajak seluruh kekuatan rakyat dari segala elemen. Baik dari kelompok lintas agama, buruh, petani, nelayan, mahasiswa, pengangguran dan kekuatan-kekuatan rakyat lainnya yang sejalan dalam seperjuangan.
Untuk sementara gerakan Sekber Perjuangan ini dipimpin oleh Presidium MRI, dengan Sri Bintang Pamungkas sebagai Tokoh Senior Presidium dan Saya, Yudi Syamhudi Suyuti sebagai Ketua Presidium.
Namun dalam waktu dekat akan diadakan Rapat Bersama untuk Mematerialkan Sekber Perjuangan dengan lebih banyak elemen dan kelompok dari Kekuatan Islam, Nasionalis, Kerakyatan untuk menetapkan Pemimpin Revolusi Nasional secara Musyawarah dengan memohon pada Allah Yang Maha Kuasa secara khusyuk, untuk dipilihkan oleh Nya, Pemimpin Revolusi dalam Sekber Perjuangan untuk memimpin perjuangan mengembalikan Kedaulatan di Tangan Rakyat.
Ini agenda kita untuk tetap menyelesaikan tugas kita bersama. Yaitu menggelar Sidang Istimewa dengan Agenda; Kembalikan Pancasila dan UUD 45 asli, Cabut Mandat Jokowi dan Bentuk Pemerintahan Transisi.[***]
Yudi Syamhudi Suyuti
*Penulis adalah Ketua Presidium Musyawarah Rakyat Indonesia (MRI).
Sumber: Rmol