Syam Organizer menyelenggarakan Tabligh Akbar serentak di 28 kota di Indonesia, salah satunya adalah kota Solo.
Kajian yang diselenggarakan di masjid jami’ MUI kota surakarta ini menghadirkan beberapa pembicara diantaranya Ustad Faishol Abu Ja’far, Ustad HM. Ismail Yusanto, Ustad DR. Mu’inudinillah Basri, MA dan dimoderatori oleh Ustad Ahsan Atsaqofi.
Tabligh Akbar yang bertajuk “Bantu Suriah Pertahankan Al Aqsho” ini dihadiri ratusan jama’ah yang terdiri dari beberapa eleman dan ormas islam yang ada di Surakarta.
Siang yang cerah dan cukup terik di wilayah Solo tidak menyurutkan antusias kehadiran dari jama’ah yang sedari pagi memadati masjid Jami’ MUI Surakarta untuk mendengarkan paparan dan gambaran langsung kondisi terkini yang dialami saudara muslim kita di Suriah.
Acara semakin haru ketika Ustadz Faishol menyampaikan kondisi terkini pengungsi Suriah dan kondisi memprihatinkan warga Palestina yang hingga detik ini mereka masih membutuhkan uluran bantuan kaum muslimin di manapun berada.
Ia juga menyampaikan pengalamannya sewaktu menjadi relawan kemanusiaan Indonesia untuk Suriah di tahun 2014 yang lalu, dan kondisi musim dingin yang hingga saat ini masih menghantui sebagian besar penduduk Palestina dan Suriah.
Jika musim dingin tiba, para pengungsi tinggal di dalam tenda-tenda darurat ala kadarnya, dengan hidup serba keterbatasan di bawah tekanan rezim penguasa Bashar Asad.
Lebih memprihatinkan lagi kondisi anak-anak Suriah yang sebagian besar kehilangan orang tua dan hidup sebatang kara tanpa siapa siapa juga harus menerima pil pahit dari kondisi konflik yang ada.
“Itulah sedikit gambaran kondisi rakyat Suriah yang terdholimi oleh kebengisan para penguasa,” ujar dia.
Di sesi yang lain Ismail Yusanto yang juga juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menyampaikan dari sudut pandang yang berbeda tentang konflik yang tiada usai di negri Syam, khususnya di Suriah.
Ia memaparkan Amerika dan orang-orang Syiah mempunyai kepentingan di balik tragedi konflik berkepanjangan di Suriah. Amerika dengan segala daya dan kekuatan beserta antek anteknya tidak akan rela Syam di kuasai oleh Mujahidin yang saat ini mendominasi kekuatan di sana.
Begitu juga kaum Syiah yang kini sudah meluas mendominasi pemerintahan di Timur Tengah seperti negara Iraq, Iran, Bahrain dan yang lainnya yang otomatis mempunyai proyek untuk mengambil kekuasaan di negara yang mayoritas berpenduduk Sunni di Suriah.
Kajian semakin hangat ketika pembicara yang ketiga DR. Mu’inudinillah Basri, MA yang juga ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) menyampaikan betapa kejamnya rezim keuasaan Bashar Asad di Suriah yang telah membunuhi banyak kaum muslimin yang mayoritas mereka adalah Sunni.
Dan juga kesesatan Syiah yang ada di sana begitu jauh menyimpang dari Tuntunan Allah SWT dan ajaran Nabi-Nya.
Syiah yang ada di Suriah sudah sangat berkembang pesat hingga ke beberapa negara tetangga, begitu juga Indonesia.
Sudah sepantasnya, kata dia, umat ini sadar akan bahaya Syiah yang mengancam Negeri ini, maka dari itu beliau mengajak untuk selalu menguatkan barisan Ukhuwah Islamiyah diantara kaum Muslimin untuk tetap satu barisan, agar tercipta suatu kekuatan yang nyata.
“Mengingat orang Syiah juga menggandeng Komunis Rusia yang saat ini juga ikut andil dalam pelumpuhan penyerangan para mujahidin yang ada di Suriah,” terangya.
Di sesi terakhir, Ustadz Ahsan Atsaqofi mengajak para jama’ah untuk tetap peduli dan selalu senantiasa mendoakan mereka dimanapun berada. Minimal doa yang kita berikan wujud dari kepedulian kita terhadap mereka.
Dia mengajak para hadirin yang berada di lokasi kajian untuk mengeluarkan infak terbaik yang mereka miliki, infak yang ditunaikan di jalan Allah yang sudah pasti Allah akan lipat gandakan pahala di akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa meringankan satu kesusahan orang mukmin dari kesusahan-kesusahan-nya di dunia, maka Allah akan meringankan satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan pada hari qiyamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang dalam kesulitan, Allah akan memberi kemudahan kepadanya di dunia dan di akhirat’’ (HR. Muslim). [harno/Islampos]