Oleh : Nur istiqamah, Muslimah peduli generasi
Terdapat 11 kementerian/lembaga yang ikut menandatangani SKB tersebut, yakni Kemenko Polhukam, Kemendagri, Kemendag, Kemenkominfo, Kemendikbud, Kemenkumham, BIN, BNPT, BIPP, BKN, KASN. Deputi Bidang SDM Aparatur Kementerian PANRB Setiawan Wangsaatmaja mengatakan SKB tersebut sebagai langkah antisipasi terhadap maraknya isu radikalisme di kalangan ASN. Ia mengatakan pihaknya mendasarkan pada Undang-undang ASN dan keempat pilar negara Indonesia.
Bersamaan dengan hal tersebut pemerintah meluncurkan portal aduan untuk menekan radikalisme di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN). Portal aduanasn.id digunakan untuk menampung pengaduan masyarakat terhadap ASN radikal. Menurut menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate bahwa salah satu tugas pemerintah saat ini adalah menciptakan wawasan kebangsaan yang kuat dikalangan ASN
pemerintah betul-betul serius dalam menangani isu radikalisme. Tidak dipungkiri saat ini isu radikalisme semakin hari semakin digembar gemborkan oleh pemerintah lewat kabinet menteri yang baru dilantik dengan menjadikan isu tersebut sebagai hal yang perlu untuk ditangani. Melalui situs aduan tersebut bisa jadi nantinya akan menjadi provokasi untuk memata-matai satu sama lainnya dan mengembangkan sikap saling curiga antar warga.
Seolah radikalismelah yang mengancam negeri ini, dan isu ini terus mencuat sehingga beberapa kementerian pun turut serta dalam perang melawan radikalisme. Padahal masalah dinegeri begitu banyak yang harus dibenahi dan itupun tidak ada kaitannya dengn isu radikalisme. Kemiskinan, utang luarnegeri, pengangguran, kesehatan, kriminal dan lain sebagainya begitu kentara dirasakan oleh masyarakat.
ASN pun jadi bulan-bulan isu radikalisme. Semua yang diduga mendukung radikalisme akan diadukan. Dilihat dari gerak gerik di dunia nyata maupun media sosial.Tak jelas juga materi radikalisme yang dimaksud seperti apa. Karena memang radikalisme sendiri sesuatu yang masih belum jelas definisinya.
Yang terlihat saat ini bahwa isu radikalisme sering ditujukan kepada islam dan ajarannya. Contoh yang hangat adalah radikalisme dikaitkan dengan cadar dan celana cingkrang. Termasuk tuduhan ini juga ditujukan kepada ide khilafah yang saat ini santer terdengar. Tentu ini tuduhan yang ngawur dan sangat memojokkan kaum muslim dan ajarannya.
Ketakutan yang tak jelas ini telah menyasar target yang tidak semestinya ditakuti. Semua tertuju pada simbol dan ajaran islam. Inilah agenda barat untuk kaum muslim saat ini yaitu membenturkan antar sesama kaum muslim antara yang moderat dan radikal/ fundamentalis. Padahal sejati ini tidak ada dalam ajaran islam. Pemahan liberal yang dimiliki barat menginginkan kaum muslim semakin jauh dari ajaran agamanya hingga membencinya dan lebih memilih pemikiran liberal yang berasal dari penjajah.
Islam tidak pernah mengkotak-kotak antara sesama kaum muslim. Yang ada hanyalah islam dan kafir. Yang mengaku diri sebagai muslim tentu mengambil ajaran agama islam secara kaffah tidak setengah-setengah. Tidak takut dan ragu bahkan sampai membenci kaum muslim yang taat dengan ajaran agamanya dengan melabeli mereka dengan sebutan radikal atau fundamentalis.
Tentu amat bahaya jika hal ini terus dibiarkan terus menerus ada dalam diri kaum muslim, karena dapat menghambat persatuan kaum muslim. Harus ada upaya penyadaran ditengah-tengah umat sehingga umat tidak terpengaruh oleh framming jahat para penjajah dan tetap istiqomah dengan ajaran agamanya.
Kita jangan sampai jatuh ke dalam perangkap yang diletakkan oleh Barat atas adu domba kaum muslim dengan cap Radikal Muslim dan Muslim Moderat. Yang jelas, banyak data terungkap hingga pada kesimpulan final bahwa gembong teroris adalah Amerika Serikat dan ‘Israel’ yang secara terbuka melihat untuk menargetkan kaum Muslim dan Islam dalam perang panjang.
Allah SWT berfirman :
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 120) [MO/db]