Gambar: Ilustrasi |
Oleh: Mochamad Efendi
Mediaoposisi.com-Legitimasi pemimpin diperlukan agar memiliki karakter kuat dan tidak mudah digoyang selama memimpin dalam waktu lima tahun ke depan. Rekonsiliasi rapuh ketika ada yang merasa dicurangi dan mencurangi. Tidak ada yang bisa menerima cara-cara curang terutama pihak yang dicurangi. Sementara, pihak yang mencurangi butuh pengakuan selama kepemimpinannya dari berbagai pihak termasuk pihak yang dicurangi.
Dia merasa berdosa dan tidak aman karena takut suatu ketika dia akan dibalas dengan cara-cara curang seperti yang dia lakukan saat ingin meraih kemenangan. Oleh karena itu, ditawarkanlah kue kekuasaan untuk dibagikan agar dia merasa aman. Tapi, pihak yang dicurangi pasti tidak pernah bisa terima walaupun dia mencoba legowo. Namun, ketika ada kesempatan untuk membalas pasti dia akan lakukan.
Rekonsiliasi semu berpura-pura untuk bersatu namun menyimpan bara di dalam dada yang suatu saat bisa menyala dan membakar hubungan yang dibangun dalam rekonsiliasi semu. Hubungan baik nampak di permukaan saja namun hatinya masih menyimpan bara api dendam yang siap menyala.
Rekonsiliasi yang bukan berakar pada idealisme partai yang sama namun bagi-bagi kue kekuasaan tidak akan bertahan lama. Rekonsiliasi rapuh karena meninggalkan idealisme yang harus dijaga dan menjadi tujuan sebuah partai politik bukan kursi kekuasaan. Namun, rekonsiliasi semu sudah biasa dalam sistem demokrasi. Tidak ada teman sejati tapi yang ada adalah kepentingan abadi. Sungguh, mereka tidak memiliki idealisme yang diperjuangkan oleh karena mustahil Islam diperjuangkan melalui sistem demokrasi.
Walaupun banyak partai yang mengaku memperjuangkan Islam, tapi faktanya tujuan dari mereka untuk kekuasaan. Mereka menggunakan label Islam hanya ingin mengambil hati umat Islam agar mau memilihnya bukan untuk memperjuangkan Islam. Bahkan, mereka rela berkoalisi dengan partai bukan Islam hanya untuk bisa mendapatkan kekuasaan.
Lalu apa yang bisa diharapkan dari sistem demokrasi? Kehidupan islami tidak mungkin terwujud dalam sistem demokrasi. Sistem Islam tidak akan tegak jika kita pertahankan demokrasi. Demokrasi harus dicampakkan. Kesadaran umat untuk memperjuangkan sistem Islam harus ditingkatkan.
Dalam sistem Islam, tidak perlu rekonsiliasi semu yang hanya untuk mempertahankan kekuasaan. Rasa cinta rakyat pada pemimpinnya itulah rekonsiliasi yang sebenarnya karena pemimpinnya sangat peduli dengan urusan rakyatnya. [MO/ms]