Oleh : Sera Hayunda
(Alumni IAIN Ponorogo)
Mediaoposisi.com-Lagi dan lagi, potret buram kehidupan remaja muncul lagi. Hal ini menunjukkan bahwa ada yang salah dengan remaja hari ini. Selain itu ini juga menunjukkan bahwa moral remaja semakin terkikis dan pemahaman agama semakin minim dan minim lagi karena terus di gempur oleh pemahaman yang rusak
Kasus baru-baru ini yang terpotret adalah kasus yang menimpa Audrey. Siswi SMP yang berumur 14 tahun ini saat ini di rawat intensif di rumah sakit. Hal ini dikarenakan dia di keroyok secara brutal oleh 12 Siswi SMA hingga organ vitalnya terluka serius.
Peristiwa pengeroyokan ini terjadi di dua tempat yaitu di Jalan Sulawesi dan Taman Akcaya Pontianak.
Audry di buntuti pelaku lalu disiram dan di tarik rambutnya, setelah jatuh ke aspal pelaku lain menginjak perutnya, menendang, menyeret, membenturkan ke aspal dan bahkan ada salah satu pelaku yang berusaha merusak organ intimnya dengan tujuan supaya korban tidak perawan lagi.
Usut punya usut hal ini di karenakan masalah asmara dan komentar di media sosial. Menurut berita yang beredar bahwa sepupu korban ini merupakan mantan pacar salah satu pelaku penganiayaan.
Hal ini menandakan bahwa system yang rusak akan melahirkan kerusakan lainnya, seperti rusaknya perilaku rakyatnya terutama pada generasi mudanya.
Andaikan Khalifah Al Mu’tasim Billah masih ada, maka pastilah Khalifah di era Khilafah Abbasiyah ini akan memberikan perlindungan dan menjaga kehormatanmu Audrey.
jangankan di dzalimi, di ganggu sedikit saja kehormatanmu niscaya pasukan Khilafah akan datang memberikan perindungan. dimana ini pernah tertulis dalam tinta emas peradaban pada tahun 837, Khalifah Al-Mu’tasim Billah menyahut seruan budak muslimah dari Bani Hasyim yang di ganggu dan di ecehkan oleh orang romawi saat berbelanja ke pasar dengan mengkaitkan kerudungnya ke paku sehingga saat berdiri terlihatlah auratnya.
Wanita itu berteriak dengan kalimat legendaris : “Waa Mu’tashimaah !” yang juga berarti “di mana kau Mutashim,, tolonglah aku!”. setelah mendapat laporan ini sang Khalifahpun segera menurunkan puluhan ribu pasukkannya untuk menyerbu kota Ammuriah (Turki).
Seorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan pasukan itu tidak putus dari gerbang istana Khalifah di kota Baghdad hingga ke kota Ammuriah (Turki).
Ini menunjukkan bahwa hanya system Islamlah yang mampu memberikan perlakuan adil dan penerapan hukum tanpa memandang pelaku criminal dari jenis, ras, maupun agamanya dan tentunya peneapan hukum Islam memberikan efek jera bagi pelakunya maupun orang-orang yang berencana melakukan kejahatan.[MO/ad]