Oleh: Hasnani
(Aktifitas Dakwah)
Saat gunung yang menjulang tinggi menjadi hamparan, meratakan setiap halaman yang di lewatinya, bangunan yang kokoh menjadi rata dengan tanah dan bebatuan. Sungguh besar kuasa Sang Khalik.
Membuka tahun 2019, duka dan jeritan menyelimuti Masyarakat Sulawesi Selatan khusunya mereka yang tertimpa lonsor dan banjir, mereka harus menelan pahitnya kehilangan nyawa orang yang di sayangi, kehilangan rumah yang mengisahkan banyak kenangan. akibat dari lonsor dan banjir yang melanda beberapa wilayah.
Hingga (27/1/2019), tercatat 188 Desa terdampak bencana di 71 Kecamatan yang tersebar di 113 Kabupaten/Kota yaitu: Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap, Bantaeng, Takalar, Selayar, dan Sinjai. Di mana daerah yang paling parah mengalami banjir dan lonsor adalah Gowa, Kota Makassar, Jeneponto, Maros dan wajo.
Kerusakan fisik meliputi 155 unit rumah rusak (33 unit hanyut, 459 rusak berat, 30 rusak sedang, 23 rusak ringan, 5 tertimbun), 5.198 unit rumah terendam, 16,2 km jalan terdampak, 13.326 hekta sawah terdampak dan 34 jembatan,2 pasar 12 unit fasilitas peribadatan, 8 fasilitas pemerintah dan 65 unit sekolah.
Akibat dari kerusakan ini, akses yang menghubungkan dari Bili-bili ke Malakaji tidak bisa di lewati dikarenakan ada beberapa jembatan yang terputus dan banyak jalan yang tertimbun lonsor sehingga kendaraan beroda dua dan empat tidak bisa lewat.
Korban yang tewas akibat banjir bandang di wilayah Sulawesi Selatan terus bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencanan (BNPB) mencatat total korban tewas hingga Minggu (27/1/2019) sudah ada 68 orang.
"Dampak bencana tercatat 68 orang meninggal, 7 orang hilang, 47 orang meninggal dan 6.757 orang mengungsi" kata kepala Pusat Nugroho dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (27/1).
Korban masih akan terus bertambah dengan berjalannya evakuasi yang dilakukan oleh timsar di beberapa wilayah, dimana wilayah yang yang mengalami lonsor parah adalah di wilayah Sapaya Kec. Bungaya Kab. Gowa.
Di sisi lain, Warga Kabupaten Gowa dikejutkan dengan aksi emak-emak yang tiba-tiba saja melakukan ritual tolak bala menjelang sholat jum’at di ujung jembatan kembar Gowa, emak-emak yang belum diketahui identitasnya ini, terlihat bak sedang melakukan ritual, membaca jampi-jampi ke dalam dua buah gelas berisi air. Tak pelak aksi keduanya membuat arus lalu lintas menjadi terganggu (25/1)
Ia inilah hasil panen dari sekularisme di mana pemisahan agama dari kehidupan baik individu, masyarakat dan negara. Apalah hendak dikata ketika orang-orang zaman sekarang hanya mendalami ritual-ritual nenek moyang, sedangkan pemahaman tentang agama mereka sampingkan. Mereka mengaku Islam akan tetapi tidak mau menerapkan Islam dalam kehidupannya.
Tak heran di zaman millenial ini kebanyakan orang hanya mengejar dunia saja tanpa memikirkan Akhiratnya, tak lazim pula bagi orang-orang yang tidak bersyukur yang ingin instannya saja maka yang dia fikirkan hanya bagaiamana ia mendapatkan tanpa harus ia fikir apakah cara mendapatkan sesuatu itu dengan cara yang di ridhoi oleh Allah Swt atau malah mengundang murka-Nya.
Ia inilah dampak minimnya pemahaman Agama di masyarakat. Jadi tak heran bila seseorang yang lebih mudah menasehati orang yang lebih tua untuk menuju jalan yang lebih baik malah di bilangi “kamu itu baru anak kemarin jadi soal begini mana mungkin kamu tau” padahal dalam Islam tidak memandang umur soal mengajak kedalam kebaikan.
Mereka tidak mengerti akan di balik musibah yang terjadi sekarang dikarenakan lemahnya iman yang ada pada diri mereka. Mereka hanya mengikuti bisikan syetan dan membuka pintu tol untuk berhubungan dengan syetan dan sesungguhnya syetan sangat mudah menguasai orang tersebut karna sudah menjadi pengikutnya sehingga mereka sangat mudah melanggar aturan-aturan dari Allah Swt.
Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’aN: "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segenap ufuk dan pada pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu benar. Dan apakah Robb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa sesungguhnya dia menyaksikan segala sesuatunya. (Qs. Fushilat : 53)
Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka di sebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (Qs.Asy-syura:30)
jadi sangat jelas bahwa apa yang melanda wilayah kita ini adalah tanda-tanda kekuasaan-kekuasaan yang di gunakan untuk menakut-nakuti para hamba-Nya.
Semua yang tejadi di alam ini, yakni berupa gempa, lonsor, banjir dan lain-lain yang menimbulkan berbagia penderitaan disebabkan oleh perbuatan musyirik dan kemaksiat mereka sendiri, sesungguhnya Allah selalu mengawasi kita, di mana kita, dan apapun yang kita kerjakan nanti kita akan mempertanggung jawabkannya diakhirat kelak .
Apakah solusi dari permasalah umat sekarang?
Dari apa yang terjadi sekarang kita bisa melihat dan menilai bahwa yang sangat di butuhkan adalah pemahaman agama secara kaffah, dimana tentunya aqidah kita perlu diluruskan yang hanya bersumber dari al-Qur’an dan Assunnah. bukan hanya tentang ibadah Mahdo (puasa, zakat, sholat, berpuasa pada bulan ramadhan, dll) akan tetapi juga tentang muamalat dan kubat.
Sesunggunhnya Allah Maha penerima taubat maka dari itu bersegeralah bertaubat semoga Allah mengampuni segala dosa yang di perbuat.
Dan semoga musibah yang terjadi sekarang membuat kita lebih dekat kepada-Nya dan meneguhkan keimanan kita kepadan-Nya serta semoga Allah selalu melindungi kita dari bisikan syetan yang terkutuk.[MO/ad]