Oleh : Novida Balqis Fitria Alfiani
Mediaoposisi.com-Kasus mengenaskan kembali terjadi (7/1/2019), seorang pria dan wanita ditemukan dalam keadaan tewas tanpa busana di salah satu kamar hotel di kota Kisaran, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Terdapat luka tembak pada pria dan wanita tersebut dan diduga tewas dalam keadaan bunuh diri. Diduga mereka adalah pasangan yang masih berstatus pacaran.
Mereka sudah berpacaran lama, akan tetapi tidak mendapat restu dari orang tua perempuan. Hingga si wanita bertunangan dengan pria lain. Namun si wanita masih menyukai pria yang menjadi pacarnya tersebut. Hingga akhirnya ditemukanlah jasad keduanya di sebuah hotel. Mengenaskan!
Sekali lagi. Inilah hasil sistem sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga masyarakat negeri ini sangat jauh dari islam. Bagaimana tidak, setiap hari kemaksiatan terjadi entah berapa ratus kasus tanpa perhatian serius dari pemerintah untuk menghentikannya.
Padahal dalam Islam, mendekati zina saja dilarang. Sedangkan pacaran adalah aktivitas yang sudah dipastikan jatuh kepada zina.
Mulai dari zina hati, pikiran, ucapan, mata, dll. Sungguh karena kehidupan antara laki-laki dan wanita hakikatnya terpisah, boleh bertemu hanya dalam 3 hal yaitu pendidikan, jual beli dan kesehatan. Selain dari itu hanya sebatas hajah (kepentingan) saja, namun harus disertai mahram dari pihak perempuan.
Maka semua aktifitas dalam pacaran, jelas tidak ada kepentingan disana. Karena semua aktifitasnya adalah maksiat yang berujung dosa.
Mengenai hal ini Islam memberikan solusi yaitu ta'aruf. Ta'aruf sendiri adalah proses saling mengenal antara pihak laki-laki dan perempuan yang siap menikah, namun harus ada pihak ketiga diantara keduanya sebagai perantara informasi yang akan disampaikan untuk kedua belah pihak. Hal ini semata mata untuk menghindari peluang maksiat diantara keduanya.
Sungguh indah pengaturan Islam karena menikah adalah ibadah yang berpahala, bahkan dengan menikah mampu menyempurnakan keimanan seseorang. Maka jalan menuju kesana haruslah dengan niat yang lurus dan cara yang ma'ruf sesuai syari'ah Allah SWT.
Tentu tidak, karena asal uang tersebut dari pekerjaan haram, yang dilarang oleh Allah SWT. Jika berpacaran sebelum nikah bagaimana? Sudah jelas pernikahannya tidak akan barokah, kecuali setelah menikah suami istri tersebut menyadari kesalahan mereka, kemudian bertaubat dan beramal banyak untuk menebus kesalahan di masa lalu.
Islam juga mempunyai aturan apabila ada seseorang yang jatuh cinta akan tetapi belum sanggup menikah, maka Islam menganjurkan menahan diri dengan berpuasa dan menundukkan pandangan. Serta menyibukkan diri dengan aktivitas yang dirihoi olehNya. Hal tersebut bisa menjauhkan dari maksiat yang berujung dosa.
Islam sebagai agama terakhir dan penyempurna agama-agama sebelumnya juga memiliki mekanisme bagaimana negara berperan aktif agar masyarakat terhindar dari maksiat yakni dengan senantiasa menjaga penerapan sistem Islam secara menyeluruh agar tetap pada jalur dan koridor syari'ah.
Sehingga kecil kemungkinan masyarakat akan melakukan maksiat. Jika terdapat tempat-tempat maksiat, dan akses maksiat, negara akan bertindak tegas untuk menutup tempat tersebut dan memberi sanksi tegas yang memberikan efek jera kepada pelakunya.
Sungguh sekali lagi. Hal ini jauh berbeda dibandingkan dengan sistem demokrasi, yang membiarkan akses maksiat dimana-mana.
Tidak melindungi masyarakat dari maksiat, justru seakan masyarakat disuruh bermaksiat oleh pemerintahnya sendiri. Sebagai contoh, ketika Islam melarang ekonomi riba, justru pemerintah menyuruh rakyat untuk menggunakan ekonomi riba. Entah melalui bank, asuransi, ataupun BPJS. Padahal dosa riba yang paling ringan adalah sama seperti menyetubuhi ibunya sendiri. Nastaghfirullah.
Terakhir. Tidak ada jalan lain yang mampu menuntaskan segala problematika umat selain menerapkan sistem Islam.
Inilah saatnya kita segera berjuang menerapkan syari’at Islam di negeri ini. Agar masyarakat jauh dari maksiat, dan keterpurukan yang melanda negeri ini segera berakhir. Sungguh sistem Islam membawa keberkahan yang langsung berasal dari Allah SWT.[MO/ge]