©Adam Syailindra
_(Forum Aspirasi Rakyat)_
Saudara-saudara sekalian diakhir Desember tahun 2018 ini telah melihat dimedia nasional maupun internasional betapa keji nan biadabnya rezim komunis China yang telah mengintimidasi, merampas, menangkap dan membunuh saudara muslim Uyghur di kawasan Xinjiang, China (uighurtimes.com)
Tercatat sejak tahun 1949, China telah menghabisi jutaan muslim Uyghur, tahun 1952 mengeksekusi sekurangya 120.000 warga uyghur sebagian besar adalah pemuda dan mahasiswa, hingga tahun 1979 menghancurkan 1.000-1.200 masjid kemudian dirubah menjadi perkantoran. Belum lagi kebencian rezim komunis China sehingga membakar 370.000 mushaf Alquran.
Pemberitaan dimedia nasional maupun internasional tentang kekerasan itu dilakukan didepan mata penguasa negara muslim besar seperti Indonesia, Arab dan Turki. Kejadian kejam dan mengerikan ini telah meningkatkan kebrutalan kelompok phobia terhadap meningkatnya opini kebangkitan Islam secara global.
Rezim komunis China mendesain sebuah camp besar reedukasi untuk mencuci otak saudara muslim Uyghur yang tetap teguh dalam berIslam.
Kaum muslim disana diteror sehingga tidak bebas memakai simbol Islam, menyampaikan ajaran Islam, menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan. Diskriminasi dalam pendidikan dan transaksi ekonomi menjadi hal yang tak dapat dipisahkan dari intimidasi rezim komunis China.
Perlu dicermati, sejatinya Indonesia bisa dan sanggup untuk mengambil peran strategis menghentikan segala bentuk penindasan dan penjajahan fisik maupun mental. Bukankah saat awal kemerdekaan Indonesia membuncah dengan lantang menyeru, _"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan"_
Jangan sampai sikap kesatria Indonesia dikerangkeng oleh tangan kotor sekuler-kapitalisme melalui perjanjian busuk ekonomi-politik yang dilakukan oleh rezim pengusa. Putuslah segala kontrak kotor yang makin membenamkan keadilan dan kesejahteraan rakyat. Karena sesungguhnya para penguasa dan militer di dunia muslim bertanggung jawab terhadap diamnya mereka membiarkan akumulasi kebiadaban yang dilakukan rezim komunis China.
Rakyat dunia telah mencatat sejarah atas diamnya para pemilik kekuatan.
Berbagai upaya telah dilakukan masyarakat internasional guna menekan pemimpin negara Asia, Eropa dan Amerika khususnya penguasa muslim, OKI dan PBB. Akankah mereka berani memutus hubungan dengan China dan segera dalam satu malam mengirimkan militer terbaiknya untuk meringankan penderitaan anak kecil, pemuda dan tua renta disana?
Saudara-saudara sekalian para pejuang pembebasan dan pemilik kekuatan, potonglah urat takut Anda terhadap elektabilitas keduniaan, hancurkan segala bentuk egoisme kebangsaan, satukan perasaan dan kekuatan kalian, ringankanlah beban saudara kalian, tolonglah umat Muhammad SAW. Sungguh ada amanah yang Allah SWT telah tegaskan dan ingatkan pada kita semua tentang kewajiban menolong saudara yang sedang merintih sakit fisik dan batinnya. Ayo lawan segala bentuk penindasan!
_"Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan (QS al-Anfal [8]: 72)"_
from Pojok Aktivis