-->

Reuni 212, Peserta Bayaran?

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen

Oleh: Hadaina

Mediaoposisi.com- Bertepatan pada tanggal 2 bulan Desember lalu telah terlaksana reuni 212 yang ketiga kalinya  dimana kegiatan tersebut selalu bertempatkan di Monumen Nasional, Jakarta. Jumlah peserta 212 ini selain menjadi sorotan juga menjadi perdebatan. Berdasarkan kesaksian peserta yang mengikuti jalannya aksi, jumlah yang datang melebihi tiga juta jiwa. Ada yang menyebut 40 ribu, 100 ribu, 7,5 juta, 8 juta, 10 juta, bahkan 13 juta jiwa tumpah ruah dalam aksi reuni tersebut.

Tak penting masalah kuantitas,  kegiatan tersebut sangat berkualitas. kegiatan tersebut berjalan dengan amat sangat damai walau padatnya orang-orang saat itu. Tidak ada kerusuhan, kericuhan, dan lingkungan tetap bersih. Ini pula yang menjadi alasan media-media luar negeri ikut menyoroti kegiatan reuni 212 tersebut.

Jika dipikir, bagaimana bisa suatu momen yang dihadiri tembus 10 juta orang akan tetapi kegiatan tetap terlaksana dengan damai, aman sentosa. Bahkan dipenuhi keharuan, kepedulian, saling memberi dan membantu. Ada kelompok yang mengatakan bahwasannya peserta yang datang adalah peserta bayaran, padahal kenyataannya justru mereka berlomba-lomba mengeluarkan uang untuk menghadiri acara tersebut. Bukan hanya uang, ada yang membagi-bagikan makanan gratis, sajadah gratis, handuk gratis, dan masih banyak lagi hal-hal gratis lainnya. Lalu karena apa?

Inilah yang disebut the power of akidah. Ketika orang-orang sudah menyadari keislamannya dan tersentuh akidahnya maka mereka rela untuk melakukan apapun demi agamanya, islam. Meski harus tergopoh dan tertatih, berkorban banyak, itu bukanlah halangan dan rintangan. Semua itu tergerak karena dorongan akidah.

Kegiatan inipun menjadi bukti bahwa islam bukan pemecah belah rakyat Indonesia, bahkan justru sebuah pemersatu. Dari sabang sampai merauke mereka rela datang demi bertemu saudara muslim mereka. Menghilangkan identitas suku, ras, mereka. mereka berkumpul atas nama islam, menjadikan islam di atas dari batasan kelompok apapun.

Dan inipun menjadi bukti kedamaian islam. Perkumpulan yang tejadi atas dasar akidah perkumpulan karena Alla akan memperlihatkan dengan sendirinya aturan islam yang berlaku karena melaksanakannya karena Allah, maka akan mengikuti aturanNya dan pada prakteknya pun amat sangat damai, ini membuktikan bahwa islam benar-benar agama yang damai yang memiliki aturan-aturan yang mendamaikan pula.

hal yang menarik lainnya adalah, ternyata tidak hanya satu peserta yang bukan beragama islam yang juga ikut menghadiri kegiatan tersebut, dari awal sampai akhir kegiatan. Merekapun ikut berfoto ria dan menikmati kedamaian dari kegiatan tersebut. Inipun menjadi bukti bahwasannya islam bukanlah agama yang intoleran, kejam, dan radikal. Tetap memberlakukan mereka yang bukan beragama islam sama dengan mereka yang islam.

Benar adanya, ketika melakukan segala sesuatu karena Allah maka akan tercipta kesejahteraan dan kedamaian. Karena memang tidak ada yang harus diragukan lagi bahwasannya aturan yang lahir dari Allah itu sempurna. Oh jelas, Allah adalah pencipta, berbeda dengan ketika suatu aturan yang dibuat oleh manusia dimana mereka adalah makhluk ciptaan yang serba lemah dan terbatas, pasti akan ada kericuhan disana aturan manusia.[MO/sr]

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close