Oleh : Ghea RDyanda
Mediaoposisi.com- Penyatuan perasaan dan pemikiran umat semakin terlihat dari adanya geliat kebangkitan untuk membela dan mensyiarkan bendera dan panji Rasulullah saw pasca terjadinya pembakaran panji Rasulullah saw tersebut. Umat berbondong-bondong menghadiri acara reuni 212 pertanggal 2 desember 2018, berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dalam list peserta turut hadir pula perwakilan dari negeri Jiran.
Selang waktu sepekan kemudian, aksi serupa juga dilakukan di Negeri Malaysia. Walaupun aksi tersebut untuk merayakan penolakan pemerintah Malaysia meratifikasi ICERD-Konverensi PBB melawan diskriminasi rasial-. Namun disisi lain aksi tersebut juga berpengaruh terhadap ukhuwah dari umat islam di Malaysia, terlepas dari adanya kepentingan dari partai oposisi.
Umat Islam saat ini ibarat manusia sakit yang hampir membawanya kepada kematian, kemudian mulai berangsur-angsur sembuh, maka kesembuhan itu akan menyebar ke seluruh tubuhnya secara menyeluruh. Umat Islam yang saat ini mengalami kemunduran luar biasa, mereka ibarat orang yang sakit. Jika kesembuhan mulai dirasa, maka kesembuhan itu secara pasti akan menyebar ke tubuh umat. Menyembuhkan setiap organ-organ yang sakit hingga sembuhlah ia dari sakit itu.
Umat islam adalah umat yang satu, yang diibaratkan sebagai satu tubuh. Pemikiran dan perasaan islam sebagai tanda kehidupan dari umat dan itulah yang saat ini ada dalam aksi bela tauhid yang juga menular ke negeri Jiran. Tidak lama lagi, ukhuwah islamiyah akan sampai pada tahapan penyatuan pemikiran dan perasaan umat di seluruh negeri Islam hingga akhirnya mendorong umat untuk menyatukan aturan kehidupan mereka.
Kebangkitan umat itulah yang nantinya akan membentuk kekuatan luar biasa, yang menandingi kekuatan selainnya. Kekuatan yang menggetarkan negara adidaya, menghancurkan kedhaliman. Sambutlah wahai umat, sel tubuhmu yang membawa kesembuhan akan segera membangkitkanmu dari tidur panjangmu. Sadarlah, dan tebarkan rahmat bagi semesta alam.[MO/sr]