Oleh : Fidalia Siti Novrianty, SKM
(Aktivis & Komunitas Muslimah Menulis Jambi)
Mediaoposisi.com- Gelaran Aksi 212 di Monas Sudah berakhir. Sebuah Agenda yang spektakuler menjadi berita terlaris dibicarakan semua kalangan. Hingga Agenda inipun mampu menggiring berita. Terutama berita di media sosial, hingga Dunia Internasional. Hal ini menjadi satu bukti bahwa Islam Mampu mengikat persatuan umat dibawah Kalimah Tauhid tanpa ada pertikaian satu sama lain dengan dibawah organisasi dan lembaga apapun.
Agenda ini jika kembali kita telaah adalah sebuah agenda yang bukan biasa. 7.5 juta orang hadir, tanpa ada paksaan apapun. Kita lihat dari berbagai daerah, mereka ikhlas mengorbankan dana, pikiran untuk menghadiri agenda ini. Sayangnya beberapa media negeri ini yang terkenal satupun tidak ada memberitakan informasi terkait dengan agenda ini.
Ada apa dibalik agenda ini hingga mampu menyedot masa yang banyak? Sebuah pertanyaan besar, ketika sesuatu yang Hak itu di Injak maka sebenarnya ada gelombang umat yang tidak tinggal diam terhadap hal tersebut. Agenda ini tidak akan terjadi, Jika tidak ada peristiwa Pembakaran Bendera Tauhid. Jika kita kembali Flash Black, amarah Umat Islam ini sudah terkoar karena Penguasa negeri ini tidak mampu menyelesaikan kasus terhadap pelecehan yang dilakukan oleh Bansher.
Bahkan sang pelaku tidak mendapatkan hukuman yang layak sesuai kesalahannya. Dan satu point penting yang akhirnya bisa kita petik adalah, Bahwa Umat merasakan panggilan yang sama untuk hadir diagenda ini yaitu karena panggilan Iman dan dorongan kesadaran.
Semua ingin memberikan yang terbaik yang mereka miliki. Kesadaran akan pembelaan dan tanggung jawab untuk membela Kalimah Tauhid dan meninggikan Bendera Rasulullah SAW. Dan juga aksi ini membuktikan bahwa Umat Islam memiliki adab yang tinggi. Santun, Elegan dan bermartabat. Hal inipun terlihat dari bagaimana jalannya aksi dari awal sampai akhir dipenuhi dengan suasana harmoni yang baik.
Hal menarik lainnya yang menggugah adalah tertibnya masa untuk tidak merusak fasilitas publik yang ada. Bagaimana hal ini bisa terjadi ? Iman dan kesadaran yang mendorong hal ini terjadi. Kesadaran umat melakukan kontrol terhadap diri dan lingkungannya ini menunjukkan muslim memiliki sikap terbaik. Inilah kekuatan dahsyat yang dimiliki umat Islam. Sehingga kita bisa melihat bahwa Umat Islam memiliki kontribusi terbaik jika mereka diseru dengan seruan Iman. Dan mampu menyakinkan kita jika sistem kehidupan ini dibangun dengan landasan Iman, maka kesertaan dan kontribusi yang akan lahir dari umat ini akan memunculkan pengorbanan dan kerelaan yang luar biasa dari mereka.
Adapun akhirnya PR besar setelah agenda ini adalah Bagaimana menyatukan dan mempertahankan sebuah persatuan umat di negeri ini dengan memunculkan perubahan hakiki untuk merubah kondisi bangsa yang sebenarnya. Jawaban terbesar dari hal ini adalah Islam. Hanya Islam yang mampu mengikat, menyatukan dan melahirkan sebuah perubahan hakiki untuk peradaban besar bangsa ini.
Karena dunia sudah rusak ketika umat sudah jauh dari Islam. Dunia menjadi hiruk pikuk menghadapi persoalan besar karena Islam tidak dijadikan sebuah asas dasar untuk melakukan perubahan hakiki. Inilah yang menjadi PR besar setelah Agenda 212. Agenda ini diharapkan tidak hanya sekedar menunjukkan bahwa negeri ini memiliki umat terbaik, tetapi juga harus menyakinkan Bahwa Islam dan Umat mampu melakukan perubahan yang baik terhadap negeri ini.
Jika berbicara tentang perubahan hakiki. Maka kita akan melihat bahwa Islam jika diterapkan bagi umat, maka keselarasan kehidupan akan terjadi. Dari aksi saja bisa kita merasakan Ghirah Islam, bagaimana jika Islam diterapkan? Maka kita akan melihat atmosfir kemuliaan itu berada di negeri ini. Kesadaran dan tanggung jawab umat akan lahir dengan sendirinya untuk menjaga kesatuan bangsa. Penjagaan akidah dan lainnya akan terjaga jika Islam diterapkan.
Karena kesadaran yang lahir bukanlah kesadaran biasa. Kesadaran ini datang dari kokohnya akidah yang dipegang oleh masing-masing individu. Tentu saja lahirnya kesadaran umat harus dibarengi dengan dukungan penguasa negeri. Jika rakyatnya sadar tetapi tidak ada kontrol dan tanggung-jawab penguasa terhadap penegakan hukum maka ini tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Satu point penting lainnya yang menjadi PR besar kita adalah Bagaiman cara menjaga Ghirah Islam ini tetap dalam geloranya?
Pertama, semangat umat ini harus selalu dijaga dan dipelihara. Caranya adalah dengan memelihara Ghirah ini senantiasa ada pada diri umat. Dipelihara dan disempurnakan dengan kesadaran bahwa kalimat Tauhid adalah Ruh yang harus digengam erat selamanya.
Kedua, Ghirah akan terjaga jika kita bersama terus meningkatkan cerdas berfikirnya umat dengan menyuburkan syiar Islam ke tengah-tengah umat agar pemikiran Islam tetap terjaga dan konsisten di pegangnya. Memahamkan ke tengah-tengah umat bahwa Islam tidak sekedar ritual belaka tetapi ada tanggung-jawab untuk menegakkan dan menerapkan islam secara kaffah ke tengah-tengah umat dan negara. Sehingga keselarasan pun akan terbentuk dengan sendirinya.
Kemudian point yang ketiga adalah, Ghirah ini akan terjaga dengan sempurna jika kesadaran politik Islam telah terbangun di tengah-tengah umat dengan kembali memahamkan umat bahwa sejatinya kalimat Tauhid bukan sekedar kalimat yang dimuliakan, tapi juga di aplikasikan di dalam kehidupan. penerapan Islam akan senantiasa menumbuhkan Ghirah dan ruh umat di negeri ini. Sehingga selain persatuan umat terjaga, perubahan hakiki itu akan lahir dengan sendirinya. Sekali lagi bukan karena paksaan, tetapi karena kesadaran keimanan yang tinggi dan mulia. Wallahu a’lam. [MO/sr]