Oleh: uul ulya
Donasi Save Muslim Uighur
Dalam penelusuran kami melihat banyak spanduk bergambar Jokowi - Maruf Amin dan logo logo Tim Kampanye Nasional pemenangan paslon Nomor Urut 01,serta baju tim kampanye tang dititip di kepanitiaan yang akan di bagikan ke peserta setelah kongres selesai.
Tidak hanya itu acara Kongres Yang seharusnya menjadi ajang kontestasi pembelajaran organisasi ini sudah berubah menjadi arena permainan politik praktis.
Salah seorang peserta Kongres Yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa transaksi jual beli suara sudah dimainkan oleh beberapa calon.
Ada calon dari Jambi berinisial A yang juga merupakan kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Yang telahl memberikan banyak uang kepada pemilih.
Selain itu ada juga kader dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dari jawa barat berinisial RT Yang menjadi saat ini menjadi rival kader PPP melakukan hal Yang Sama.
"Dikabarkan mereka saling mencari suara dengan mengguyur uang ratusan juta rupiah kepada para pemilihnya. Kami sendiri mendapat puluhan juta rupiah untuk memilih salah seorang calon, ada juga yg diberikan 8 juta per suara" kata salah satu peserta di arena Kongres.
Kongres Yang seharusnya sakral ini telah ternodai oleh Politik Praktis transaksional yg dibangun oleh para kandidat. Miris pada akhirnya kandidat yang dari awal berjuang Tanpa Partai politik akhirnya harus tersingkir oleh permainan Kotor.
Apalagi Kongres ini dilaksanakan di PonPes Khas Kempek Yang merupakan Milik Yayasan Ketua Umum Nahdlatul Ulama. Hal ini bisa menjadi pembelajaran buruk bagi kader Dan mencoreng marwah organisasi yg didirikan oleh KH. Hasyim Asyari Dan KH. Wahab Chasbulloh.[MO/ge]