Oleh :Ayu Mela Yulianti, SPt
Pemerhati Masalah Umat
“Jadi konten ceramahnya yang kita utamakan, kalau masjid nya gak ada yang radikal,” kata Wawan dalam konferensi pers di Restauran Sate Pancoran, Jalan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (20/11).(IDN.times.com).
Betul apa yang dikatakan oleh jubir BIN bahwa tidak ada mesjid yang radikal. Tersebab mesjid adalah tempat ibadah dan aktivitas umat Islam. Namanya sebuah tempat, pastilah tidak radikal.
Adapun konsep radikal dan radikalisme tepatlah jika dikaitkan dengan konten ceramah oleh penceramah. Akan tetapi patutlah ditelusuri, apa maksud dari radikal dan radikalisme versi BIN ?, kenapa hanya dikaitkan dengan aktivitas ceramah didalam mesjid saja ?, sebegitu curigakah dengan konten-konten ceramah Islam hingga perlu dibatasi ? Ada apa dengan BIN ?.
Secara fakta, Islam adalah agama sempurna. Tak ada yang meragukan hal itu. Islam mampu mengatur seluruh aspek kehidupan dengan sempurna. Hingga manusia-manusia dzalim yang tidak menyukai Islam atau yang kepentingan dunianya terganggu oleh Islam, berusaha memutarbalikkan fakta tentang keagungan, kemuliaan dan kesempurnaan ajaran Islam.
Mereka mendiskreditkan ajaran-ajaran Islam dengan sesuatu yang negatif. Semisal jihad, hukum potong tangan, qishosh, poligami dan yang sejenisnya.
Bagi masyarakat awam, sangat mudah untuk terbawa opini sesat dan menyesatkan dari manusia-manusia dzalim ini.
Alhasil, masyarakat takut dengan istilah Islam radikal, islam garis keras, dan yang sejenisnya. Masyarakat terbawa arus opini bahwa islam yang benar adalah Islam moderat, Islam jalan tengah, islam nusantara dan yang sejenisnya.
Walaupun demikian pada kenyataannya, sampai saat ini, tidak ada yang mampu menghapus kenyataan sejarah, bahwa dahulu Rasulullah SAW dan para sahabat melaksanakan jihad saat perang badar, perang uhud, perang Khandak, perang Hunain, perang Mu'tah, perang Tabuk dan yang sejenisnya.
Juga tak ada yang dapat menghapus fakta sejarah tentang penaklukan kota konstantinopel oleh Sultan Muhammad AlFatih yang hari ini bernama Istanbul, yang menebarkan banyak kebaikan saat diperintah dengan menerapkan syariat Islam kaffah.
Apakah ini yang menyebabkan BIN ketakutan dengan konten ceramah para penceramah yang disampaikan saat khutbah dimesjid ?
Bukankah para penceramah, hanya menunaikan tugasnya, yaitu menyampaikan Islam yang sebenarnya, ajaran Islam tanpa embel-embel apapun.
Jika ada upaya untuk membatasi konten ceramah, artinya ada pihak yang phobia dengan ajaran Islam itu sendiri. Masih mending jika yang phobia adalah non muslim, karena mereka tidak mengenal ajaran Islam. Akan tetapi sangat disayangkan jika yang phobia dengan Islam adalah umat Islam itu sendiri. Lalu dimanakah letak keislamannya, jika dengan ajaran agamanya sendiri merasa phobia. Sangat aneh.
Islam tidaklah sama dengan ajaran agama Yahudi yang kental dengan ajaran materialistik. Islam pun tidaklah sama dengan ajaran Nasrani yang sangat mengagungkan nilai spiritualitas hingga melupakan penempatan konsep materialistik.
Islam berbeda dengan kedua ajaran agama tersebut, namun kedatangan Islam melengkapi dan menyempurnakan ajaran kedua agama besar tersebut. Maka, wajarlah jika Islam hanya cukup disampaikan saja kepada pemeluk kedua agama tersebut, namun Islam tidak pernah memaksa kedua pemeluk agama tersebut untuk masuk Islam kecuali dengan kerelaannya.
Maka melihat Islam dengan sudut pandang ajaran Nasrani atau ajaran Yahudi adalah salah, karena Islam berbeda dengan ajaran keduanya. Apalagi sampai mencap Islam sebagai ajaran Radikal, ini lebih sangat salah.
Islam mengajarkan hal-hal yang bersifat materi dan keduniaan. Namun islam pun mengajarkan hal-hal yang bersifat spiritualitas, ketuhanan dan hari setelah kematian. Islam mengajarkan adanya hubungan yang erat antara kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat.
Ada hisab dalam setiap perbuatan yang dilakukan. Islam mengajarkan setiap muslim wajib berpegang teguh kepada agamanya, menerima dan melaksanakan seluruh ajaran agamanya. Wajib masuk kedalam Islam secara kaffah. Karena hati itu adalah konsekuensi dari sebuah keimanan.
Tidaklah mungkin Allah swt dan Rasulnya menyuruh untuk Sholat namun membiarkan kita berlaku maksiat dan dosa dalam melaksanakan Hubungan dengan manusia . Karenanya aturan Islam sangat sempurna dan paripurna, tidak ada satupun aspek kehidupan yang luput dari perhatiannya. Lalu dimanakah letak radikalnya, jika penceramah menyampaikan hal ini ?. Bukankah seluruh apa yang disampaikan penceramah disertai dengan dalil-dalil yang jelas ?
Maka jika ada yang merasa phobia dengan ajaran Islam, tentulah patut diteliti dan ditelusuri dimanakah letak phobia nya. Apakah phobia nya karena ketidaktahuan ataukah phobia nya karena takut urusan dunianya dan kesenangan fananya terganggu.
Karena menyampaikan Islam adalah kewajiban, dan mengetahui islam dan ajarannya adalah hak setiap individu manusia. Maka sangatlah dzolim jika kita sampai berani merampas dan menghalangi hak manusia untuk mengetahui ajaran Islam yang sangat agung, yang sebenarnya, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Adapun jihad dalam Islam tidaklah dimaksudkan untuk menjajah dan mengeksploitasi apalagi menjarah sumber daya alam negeri yang difutuhat. Bukan untuk itu, tapi jihad dalam Islam dimaksudkan untuk membuka jalan tersampaikannya Islam sebagai rahmatan lil alamin. Fakta sejarah telah mencatatkan hal ini.
Tak ada satupun negeri yang ditaklukan oleh Islam melainkan menjadi negeri yang akhirnya menjadi maju dalam segala aspek kehidupan. Jikapun pada akhirnya banyak penduduk yang difutuhat masuk Islam, bukanlah karena paksaan, melainkan karena kesadaran dan kekaguman mereka tentang penerapan hukum Islam yang sangat adil dan kesejahteraan yang mereka rasakan.
Lalu atas dasar apa melabeli Islam dengan kata radikalisme ? karena faktanya, hari ini saat Islam tidak diterapkan secara kaffah, justru banyak terjadi pembantaian manusia diluar nalar kemanusiaan, sangat menyedihkan.
Sedangkan Islam dengan seperangkat aturannya, pastilah mampu memberikan solusi tepat yang sangat manusiawi dalam menghadapi setiap kasus yang menimpa umat manusia. Tersebab Islam adalah ajaran sempurna yang akan membebaskan seluruh umat manusia dari kesengsaraan dan kedzoliman.
Jadi tak ada satupun alasan yang bisa mencap Islam sebagai ajaran radikal, sehingga tidaklah patut mencurigai isi ceramah para penceramah saat mereka khutbah didalam masjid.[MO/an]