Oleh: Faizah Rukmini, S.Pd
(Member Akademi Menulis Kreatif)
Mediaoposisi.com- Hari Ahad tanggal 2 Desember 2018 tadi menjadi hari yang akan diingat oleh seluruh rakyat Indonesia umumnya, dan ummat muslim khususnya. Di hari itu, sekitar 8-10 juta orang menghadiri aksi bela tauhid di Monas . Dengan kibaran panji Rasulullah Al Liwa dan Ar Rayah menggugah Iman, peserta aksi yang semakin bertambah membuat monas tak lagi bisa menampung. Hingga meluber ke jalan-jalan sekitar monas, yang jaraknya lebih dari 1 kilometer.
Aksi ini membuat Indonesia menjadi sorotan dunia, meskipun semua media nasional sepakat tak memberitakannya, kecuali TvOne dan Republika. Namun, aksi ini terlanjur mendapat tempat di hati rakyat indonesia, hingga mereka rela hadir dengan menggunakan berbagai macam cara. Ada yang berjalan kaki, bersepeda, mengendarai sepeda motor, naik mobil, kapal, carter bis, kereta, hingga carter pesawat. Luar biasa.
Ukhuwah yang terjalin di antar peserta aksi membuat mereka ketagihan untuk selalu hadir di tiap tahunnya. Semakin hari semakin kental persatuan pemikiran dan perasaan ummat. Tersebab kedzoliman yang dirasakan kaum muslimin dimana pun berada. Aksi-aksi akbar kaum muslimin adalah sarana menyatukan ukhuwan, pemikiran dan perasaan ummat yang pada dasarnya telah disatukan dalam bingkai aqidah.
Tak hanya di Indonesia, sebelumnya aksi aksi akbar ummat islam pun pernah dilaksanakan di Tunisia, Yaman, Mesir, Palestina, dan negeri muslim lainnya.
Inilah sederet kekuatan ummat islam diberbagai belahan dunia yang tengah jenuh dengan peradaban kufur sekulerisme. Inilah masanya telah nyata aturan Allah atas berjalannya sebuah peradaban.
Allah akan mengangkat kekuasaan dan akan menjatuhkannya. Kini masanya, masa setelah keruntuhan daulah khilafah Islamiyah. Peradaban ideologi kufur Barat yang menguasai tidak mampu menopang sendi-sendi pertahanannya. Sistem pemerintahan demokrasi kini menggilakan. Sistem ekonomi kapitalis liberalnya.
Tabiat Imperialismenya, menjajah fisik dan menjajah dengan hukum-hukum ala sekuler barat didalam negeri kaum muslimin. Semuanya mendzalimi rakyat, mengkriminalisasi, menghina Aqidah Islam sebagai aturan, Mengabaikan Hukum Al Khaliq. Kini aksi bela tauhid 212 membuktikan bahwa Ummat islam telah jenuh dan sadar, ingin mencampakkan sistem sekuler.
Kini kekuatan global muslim muncul di tanah Indonesia, di negeri mayoritas muslim. Dengan peristiwa ini,Spirit aksi bela tauhid jangan lengah karena musuh beribu cara melengahkan. Loyalkan aksi bela tauhid hanya kepada Allah bukan kepada musuh Islam.
Maka Aksi Bela Tauhid belumlah cukup untuk namun ummat harus bangkit mencari solusi atas segala problematika ummat islam di dunia, tuntutan satu-satunya adalah jalan Islam. Islam sebagai Ideologi. Jangan berharap pada sistem saat ini akan menerapkan syariat, Karena sistem sekuler tidak akan mensupport syariat Islam, justru sebaliknya.
Maka kembalilah pada keimanan dan ketaatan yang sesungguhnya yakni kepada Allah dan Rasul-Nya dengan seperangkat aturan yang bersumber dari Al Quran dan hadist-Nya. Serta kenyataan bahwa Islam memiliki sistem kepemimpinan bagi seluruh ummat di dunia yakni Khilafah Islamiyah 'Ala Minhajjin Nubuwwah.[MO/sr]