Oleh: Agung Andayani
Mediaoposisi.com-Inilah kondisi Indonesia sekarang. Indonesia bertubi-tubi dilanda bencana gempa. Mulai gempa Lompok tanggal 5 Agustus 2018, gempa Donggala, Palu tanggal 28 September 2018 dan gempa Situbondo, Jatim tanggal 11 Oktober 2018.
Bencana gempa ini menimbulkan begitu banyak kerusakan didaratan dan begitu juga dengan kehilangan, mulai dari kehilangan harta, rumah/tempat tinggal sampai jiwa. Dari bencana gempa ini banyak menelan korban jiwa, yang sudah mencapai ribuan korban jiwa.
Dengan berbagai bencana ini, Alloh SWT mengingatkan manusia. Bahwa manusia itu makhluk yang lemah, terbatas dan bergantung dengan sesuatu yang lainnya. Dengan ini apakah manusia masi menyombongkan diri merasa paling hebat?
Saudara-saudara kita yang sedang berada dilokasi gempa membutuhkan bantuan kita. Saudara kita terluka, kelaparan, kehausan, kedinginan dan tauma. Saudara kita membutuhkan obat-obatan, makanan, minuman dll. Yang lebih membuat miris hati ini. Masih saja ada oknum-oknum yang memanfaatkan situasi gempa ini.
Terutama anak-anak korban gempa yang masi selamat sangat rawan untuk diperdagangkan ( penjualan anak ). Seperti yang tuturkan oleh Direktur LAZ Harfa Indah Prihanande,“Malam tadi isu trafficking (penjualan manusia) di daerah bencana kerap terjadi terhadap anak. Dalam situasi crowded (ramai) ini kita nggak tau siapa yang meninggal, dan siapa yang hilang terseret. Kami akan konsentrasi dalam perlindungan anak di sana. mudah-mudahan bisa mempertemukan antara anak dan orangtua,” Selasa (2/10/2018).
Sistem kapitalis telah berhasil menjadikan materi adalah sebagai dasar kebahagiaan. Maka supaya bahagia mereka berusaha mendapatkan keuntungan materi sebanyak-banyak, oleh karena itu mereka akan melakukan apa saja termasuk melakukan perdagangan manusia. Bahkan mereka sudah hilang rasa kemanusiaannya, yang ada dalam pikirannya hanyalah materi saja.
Negara adalah sebagai perisai umat, seharusnya negara mampu melindungi semua rakyatnya. Kelalaian negara dalam mengurus dan melindungi rakyatnya dalam situasi pasca bencana ini membuat rakyat kecewa terhadap peran negara.[MO/sr]