-->

Kenalilah Dekompresi, Karena Inilah Penyebab Syahrul Anto Gugur saat Cari Lion Air

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen



Mediaoposisi.com|Redaksi -  Syachrul Anto seorang relawan, yang mencari korban Lion Air JT610 meninggal dunia akibat dekompresi. Hal ini disebabkan oleh perubahan udara saat menyelam.

Jika belum tahu dengan gangguan tersebut, dekompresi atau dikenal DCS dalam dunia medis, merupakan istilah gangguan pengurangan tekanan ambient yang mengelilingi tubuh. Atau bisa juga kondisi emboli arteri mengalami gangguan.

Dilansir Diversalertnetwork, Sabtu (3/11/2018), DCS diduga berasal dari gelembung-gelembung yang tumbuh di jaringan dan menyebabkan kerusakan lokal. Ada gelembung memasuki sirkulasi paru-paru, yang menyebabkan kerusakan jaringan. Gangguan tersebut memblokir aliran darah pada tingkat pembuluh darah kecil.

Ternyata gangguan dekompresi tak cuma mempengaruhi penyelam scuba, tetapi penerbang, astronot dan pramugari sangat rentan mengalami gangguan ini. Faktor risiko utamanya yakni terjadi pengurangan tekanan ambien.

Sementara pada penyelam yang memasuki area kedalaman air atau kondisinya air sangat dingin, rentan juga mengalami gangguan dekompresi. Selain itu, faktor-faktor lain dianggap meningkatkan risiko gangguan ini adalah obesitas, dehidrasi, serta orang dengan riwayat penyakit paru.

Hal ini seperti yang telah dialamai oleh Syachrul Anto yang ternyata terjadi secara tiba-tiba saat di dalam laut yang ingin mencari korban pesawat JT610.

Padahal selama menyelam, jaringan tubuh menyerap nitrogen dari gas pernapasan sebanding dengan tekanan sekitarnya. Jika tekanan berkurang terlalu cepat, nitrogen keluar dari larutan dan membentuk gelembung di jaringan dan aliran darah.

Gelembung yang terbentuk di dalam atau di dekat sendi adalah penyebab rasa sakit sendi. Ketika tingkat gelembung tinggi terjadi, reaksi kompleks dapat terjadi di dalam tubuh, biasanya di sumsum tulang belakang atau otak.

Adapun gejala lainnya ialah kelelahan yang tidak biasa, kulit gatal, nyeri pada persendian atau otot lengan, kaki atau badan. Disertai pula tanda-tanda pusing, vertigo, dan telinga bergetar. Malahan bisa juga sesak napas, amnesia, batuk berdarah, hingga tidak sadarkan diri.(Okezone.com)

Gejala tersebut muncul dalam 15 menit hingga 12 jam setelah muncul ke permukaan. Tetapi dalam kasus yang parah, gejala dapat muncul sebelum muncul ke permukaan atau segera setelahnya.

Perlu diketahui bahwa yang namanya mati memang tidak bisa ditebak, namun hal itu masih bisa kita pilih ingin meninggal dalam kondisi sakit atau tidak itu masih berada pada area manusia yang masih bisa dikuasai.[MO/sr]





Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close