ilustrasi
Oleh : Dini Cindy Andzani
Mediaoposisi.com-Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih di kisaran Rp15.200 hingga akhir pekan ini.
Menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah pada perdagangan hari Selasa 23 Oktober 2018.
Berada di angka Rp15.221 per dolar AS. Anjloknya nilai tukar rupiah tentu berakibat buruk bagi perekonomian Indonesia, dikhawatirkan akan terjadinya krisis moneter seperti pada tahun 1998.
Dampak dari pelemahan nilai rupiah ini sudah dirasakan oleh masyarakat, bukti melemahnya nilai tukar rupiah dirasakan oleh para pengrajin tempe.
Para pengrajin tempe dikarawang mengalami dampak besar akibat bahan baku kedelai yang masih impor. Menyebabkan para pengrajin mengurangi ukuran untuk bisa bertahan produksi.
Tidak hanya akibat dari harga biaya barang impor yang semakin mahal tapi beban hutang pemerintah dan negara pun mempengaruhi terjadinya penurunan nilai tukar rupiah.
Lemahnya nilai tukar rupiah mendapat respons dari Pemerintah dan Bank Indonesia. Beberapa kebijakan telah dilakukan oleh Pemerinah untuk menaggulanginya yang intinya mengurangi penggunaan dollar AS di Indonesia.
Kebijakan yang dilakukan Pemerintah tidak akan menjadi solusi namun akan menambah masalah baru lagi.
Tentu bangsa Indonesia dan Dunia membutuhkan solusi yang fundamental bukan abal abal. Islam sebagai solusi dan ideologi memiliki solusi bagi semua persoalan baik dari segi kehidupan manusia maupun dalam masalah mata uang.
Solusi islamnya adalah kembali kepada jalan yang telah Allah tetapkan, karena dalam mengatur bidang ekonomi tidak bisa lepas dari urusan akhirat yang diatur oleh Allah dan menghadang kekufuran yang tengah terjadi pada pemerintahan saat ini.
Karena negara yang layak bagi umat muslimin hanya negara Khilafah Islamiyyah ‘alaa minhaaj an-nubuwwah.[MO/gr]