Oleh: Yuyun Amaliyah, S.Pd
Mediaoposisi.com- Perkembangan digital jaman now mengalami perkembangan yang cukup pesat, hal ini berdampak pula dalam berbagai bidang baik pendidikan, ekonomi dan budaya. Penggunanya pun semua tingkat usia mulai dari dari anak kecil (balita) sampai usia senja tak luput dari imbasnya.
Beragam pula motif penggunanya mulai hanya sekedar mengisi waktu kosong, cari informasi/ berita, bukti penunjukan eksistensi atau sekedar selfi bahkan ada yang sudah merupakan kebutuhan bahkan kecanduan media digital. Dari sisi manfaat kita tidak bisa menafikkan dengan adanya oerkembangan era digital ini, sebagian urusan lebih mudah dilakukan, lebih efektif dan efisien.
Tapi nyatanya dampak negative yang ditimbulkan jauh lebih banyak dibandingkan positif, misal (12 siswi smp hamil diluar nikah di satu sekolah yang sama, Sb (40) Seorang guru ekstrakurikuler kesenian di sebuah SD di kecamatan Pakissaji, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Menculik seorang siswa, LB (9) Dilansir Tribun-Video.com.,dari fakt-fakta diatas nyata sekali kerusakan generasi penerus akibat dari sistem sekuler liberal, anak-anak sampai orang yang sudah usia senja dengan mudah mengakses informasi berita, gambar dan video yang tidak mendidik tanda ada batasan yang berarti. Yang tentunya mengakibatkatkan pada rusaknya pola sikap dan pola pikir generasi muda maupun tua.
Media digital ,dilihat dari sisi kebendaan hanyalah sebuah produk “madaniah” yang bisa memberikan manfaat dan mudarat bagi para penggunanya. Meski hanya sekedar produk, banyak fitur atau konten media digital yang banyak mengandung peradaban barat. Sehingga pa yang dibawa oleh produk itu sendiri sangat banyak pengaruhnya bagi pengguna.
Ketika kita melihat fakta dilapangan yang berbicara sejauh mana media digital memberikan manfaat atau justru lebih banyak mudharatnya bagi generasi muda. Maka kita akan bisa menarik kesimpulan bagaimana dampak negative dari media digital yang banyak membawa peradaban barat ini terbukti sebagai mesin perusak dan penghancur generasi Muslim.
Solusi yang diberikan Barat pun yang notabene sekuler liberal banyak dilakukan untuk membendung atau mengatasi atas dampak media digital terhadap kerusakan generasi muda,dengan salah satunya dengan mengadakan event2 misal kontes kecantikan, ajang pencarian bakat dll yang bisa diharapkan mampu mengalihkan perhatian mereka pada sesuatu yang menurut mereka bias mengurangi atau mengalihkan perhatian.
Tapi hasilnya, Lagi lagi fakta berbicara lain, justru malah memperparah keadaan generasi muda. Dengan semakin rusaknya moralitas generasi muda. Solusi yang ditawarkan oleh system sekuler lliberal justru menambah permasalahan keadaan generasi muda.
Islam adalah sebaik baik aturan, semua permasalahan hidup dipastikan ada solusinya dalam islam. Termasuk solusi tuntas menyelamatkan generasi dari pergaulan bebas dan mengelola media untuk informasi yang mendidik.
Yang di mulai dari lingkup keluarga dalam mendidik generasi dengan menanamkan aqidah yang kuat, ketaatannya terhadap hukum islaam, d lingkungan masyarakatpun juga mempunyai andil dalam mencerdaskan umat tentang islam sebagai ideology yang dengan ini mampu akan menciptakan suatu montrol terhadap masyarakat akan pentingnya aturan aturan islam untuk diterapkan.dan yang ketiga ketika hokum islam sudah diterapkan maka akan mudah dalam penyebarluasan islam ke seluruh dunia dalam rangka “Islam rahmatan Lil ‘Alaminn…”.[MO/sr]