-->

Dampak Islamofobia di tengah Masyarakat

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen


Oleh : Dina Nurdiani 

Mediaoposisi.com-Tanggal 22 oktober diperingati sebagai hari santri nasional. Santri diberbagai pondok pesantren memperingati hari tersebut dengan memperbanyak shalawat terhadap nabi Muhammad saw.

Sayang sekali di tahun ini peringatan hari santri nasional di nodai dengan insiden pembakaran bendera tauhid umat islam. Insiden pembakaran bendera tauhid ini dilakukan oleh sejumlah oknum Banser di daerah Garut.

Mereka berdalih bahwa bendera yang mereka bakar adalah bendera HTI. Padahal di dalam bendera tersebut jelas jelas hanya bertuliskan kalimat tauhid laa illaha illaloh Muhammadur Rosulullah.

Kalimat tersebut yang dengannya kita bisa menjadi seorang muslim. Dan dengan kalimat itu pulalah kita ingini ketika kita meninggal.

Tapi sungguh aneh perbuatan sejumlah oknum banser tersebut. Tanpa merasa bersalah sama sekali membakar kalimat tauhid. Hanya karena kebencian terhadap ormas HTI.

Dan menganggap bendera tersebut adalah bendera HTI, padahal dalam riwayat dikatakan bahwa Al-Liwa’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna putih dan Al-Rayah beliau berwarna hitam. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu menuturkan,

Al-Rayah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berwarna hitam dan al-Liwa’ beliau berwarna putih (HR. Al-Tirmidzi, Al-Baihaqi, Al-Thabarani dan Abu Ya’la).

Saat perang mu'tah sayyidina jafar bin abi thalib sanggup mempertahankan bendera ini hingga kedua tangan nya hilang dan jantung nya di tembus tombak hingga syahid.

Begitu pun dengan zaid bin haritsah dan Abdullah bin nawwahah sanggup mengorbankan jiwa nya untuk mempertahankan Kemuliaan bendera ini. Karena ia lambang perjanjian kita dengan Allah swt. Ia simbol eksistensi islam dan umat nya.

Keadaan yang sangat berbanding terbalik sekali dengan kondisi saat ini. Dimana saat ini tanpa merasa bersalah sejumlah oknum melakukan pembakaran terhadap bendera tauhid.

Islamfobia telah merasuki jiwa mereka. Dengan kalimat tauhid mereka ketakutan. Semua yang berkaitan dengan simbol simbol keislaman mereka takut. Perlu dipertanyakan sebenarnya agama mereka itu apa? Segitu takut nya dengan simbol islam.

Padahal harusnya mereka bangga dengan bendera tersebutlah yang mampu mempersatukan seluruh umat islam di berbagai belahan dunia. Karena bendera tersebut merupakan panji Rasulullah saw. S

Sungguh sangat miris perlakuan mereka terhadap umat islam. Sesama saudara seiman mereka berlaku anarkis sedangkan terhadap agama lain mereka bela. Sampai sampai gereja nya mereka jaga.

 Di rezim ini lah dapat kita lihat dan saksikan sendiri bagaimana perlakuan yang tidak adil sering kita dapatkan. Ulama ketika akan berdakwah di persekusi, pengajian dibubarkan. Sedangkan kontes LGBT di legal.

Akan di bawa kemana nasib bangsa ini?  Kalau kebaikan di halangi sedangkan kemunkaran di depan mata di bela, dengan dalih paling pancasilais, paling NKRI, paling toleran. Dan terhadap saudara seiman intoleransi.

Ketika sejumlah pelajaran terjaring dalam situs LGBT.dimana peran banser dalam menegakkan amar ma'ruf munkar?  Mereka seolah menutup mata.

LGBT merupakan perbuatan yang dapat mengundang murka Allah swt.harus mereka lebih tegas terhadap pelaku LGBT, bukan nya takut terhadap bendera tauhid.

Disini lah penting nya sistem islam diterapkan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Agar tatanan kehidupan masyarakat bisa teratur dan keberkahan dilimpahkan kepada bangsa ini.[MO/gr]



Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close