Oleh: Dina Nurdiani
Mediaoposisi.com- Setelah ramai negeri ini dengan pilkada secara serentak di berbagai daerah di Indonesia. Yang katanya merupakan pesta demokrasi bagi rakyat. Justru kita dihadapkan pada persoalan yang membelit kehidupan rakyat kecil.
Pesta demokrasi yang malah menggunakan anggaran belanja negara. Tak terhitung berapa triliun dana yang dihabiskan untuk terselenggaranya pilkada tersebut. Sungguh penghamburan APBN. Salah satu dampak dari berkurangnya APBN adalah tinggi nya harga telur ayam. Padahal masyarakat banyak yang bergantung perekonomiannya dari telur ayam.
Penjual nasi goreng, pembuat roti, kue dan masih banyak lagi yang salah satu bahan dasarnya adalah telur. Mereka kebingungan ketika akan menjual barang dagangan nya, tapi aneh nya pemerintah justru tidak bisa berbuat apa-apa. Keadaan yang membuat rakyat makin kesusahan setelah harga harga naik.
Ini adalah akibat kita menganut sistem kapitalisme. Dimana yang memiliki modal besarlah yang akan bertahan.
Untuk melanggeng kan sistem kapitalisme di negeri ini, para penguasa kita berhutang kepada negara pemilik modal. Dengan dalih untuk memajukan perekonomian rakyat. Kenyataannya yang ada bukan nya negeri ini semakin makmur yang ada malah semakin terpuruk.
BUMN di jual, nilai tukar rupiah melemah, subsidi di cabut. Tapi aneh nya bbm tetap naik, bahan pokok masih mengandalkan impor. Terus kemana uang hasil penjualan BUMN tersebut? inikah yang dinamakan paling cinta NKRI? paling pancasilais?
Aset BUMN di ambil alih pihak asing. Sekarang ramai Pertamina di rongrong asing dan aseng. Padahal harusnya BUMN tersebut bisa menopang perekonomian negara kita. Indonesia kaya akan sumber kekayaan alam. Tapi kita tidak dapat menikmati nya.
Justru asing lah yang mengeruk keuntungan disini. Contoh nyata PT. Freeport dan newmont. Negara akan hancur jika terus seperti ini. Jauh-jauh hari Umar bin Khattab mengatakan,” Suatu negeri akan hancur meskipun dia makmur.”
Mereka berkata,” Bagaimana suatu negeri hancur sedangkan dia makmur?” Ia menjawab ,” Jika orang-orang yang penghianat menjadi petinggi dan harta dikuasai oleh orang-orang yang fasik". Apa yang dikatakan oleh Khalifah Umar bin Khattab seperti gambaran yang terjadi pada negeri kita saat ini. Ketika kita menyerahkan urusan umat bukan pada ahli nya.
Solusi dari semua persoalan yang menimpa negeri kita adalah segera tinggal kan sistem kapitalisme. Dan beralih ke sistem islam. Sistem kapitalisme telah kita ketahui bersama justru banyak menyengsarakan rakyat. Hutang riba semakin menumpuk. Lama kelamaan bisa bisa kita tidak mempunyai kekayaan alam lagi dan menjadi babu di negeri sendiri.
Sungguh bukan hal ini yang kita inginkan. Tugas para penguasalah untuk bisa mempertahankan kedaulatan negeri ini. Dalam islam tegas melarang apa pun yang menjadi pintu bagi orang kafir untuk menguasai kaum muslimin. Maka dari itu ayo kita berjuang untuk bangkit dari keterpurukan ini bersama sama. Jangan hanya ganti rezim saja tanpa ganti sistem.
Karena ketika hanya ganti rezim tidak akan mempunyai pengaruh yang signifikan. Seperti hal nya dalam kendaraan. Meski pun ganti supir tapi mobil nya rusak tetap tidak akan berpengaruh. Begitu juga dengan sistem dan sistem yang paling tepat untuk diterapkan adalah sistem islam. Yang jelas sudah terbukti memberikan rahmat bagi seluruh alam. Melalui khilafah. [MO/sr]