Oleh: Sarah Michaela I M
(Mahasiswa STKIP KUSUMANEGARA)
Mediaoposisi.com- Di zaman sekarang atau yang biasa disebut zaman now susah mencari ulama pewaris nabi, kenapa???
Karena banyak orang yang berkedok ulama padahal dia hanyalah orang yang tidak tahu apa-apa tentang Islam. Dikabarkan Jari (40) pria asal Jombang yang mengaku sebagai Nabi Isa Habibulloh Alaihisalam meminta segera bertemu ulama setempat dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk diuji kenabiannya. (Rabu, 17-02-2016).
Mengaku sebagai ulama saja kita tidak boleh apalagi mengaku sebagai nabi, Allah berfirman yang artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS.al-Ahzab: 40)
Selain itu ada sebuah hadist yang menyatakan bahwa ulama adalah pewaris para nabi. Yang meneruskan pesan agung dari Rasul Muhammad SAW pada umat. Penyambung lidah risalah dari generasi ke generasi.
Rasulullah bersabda, Sesungguhnya Allah subhanahu wa taala tidak mencabut ilmu dengan mencabutnya dari hamba-hamba. Akan tetapi Dia mencabutnya dengan diwafatkannya para ulama sehingga jika Allah tidak menyisakan seorang alim pun, maka orang-orang mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh. Kemudian mereka ditanya, mereka pun berfatwa tanpa dasar ilmu. Mereka sesat dan menyesatkan. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Zaman now agaknya sudah seperti akhir zaman yang digambarkan dalam Quran dan Sunnah. Begitu banyak nampak kerusakan dan kesesatan sampai-sampai sesuatu yang hak (benar) dan yang bathil dicampur adukkan atau malah yang hak dianggap bathil dan yang bathil dianggap hak.
Misalnya saja minuman keras dan perzinahan yang sudah jelas haram dan bathil justru dilegalkan, sedangkan berkerudung panjang atau bercadar yang sudah jelas hak (benar) dipermasalahkan.
Selain itu, di zaman now yang bagai akhir zaman ini juga muncul ulama-ulama su, yakni mereka ulama yang menebarkan kesesatan di tengah umat. Menyuarakan sekulerisme, liberalisme, pluralisme dan membatasi Islam hanya sebatas ibadah ritual.
Sebenar-benar Pewaris Nabi
Ulama yang pantas kita panuti dimasa huru-hara ini adalah ulama yang tidak mendatangi pintu penguasa. Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa mendatangi pintu penguasa maka Ia akan terfitnah. (HR. Abu Dawud).
Tentu makna yang terkandung tidak saklek seperti yang tersurat, namun kalimat majas tersebut mengisyaratkan bahwa terlarang bagi ulama untuk membenarkan tindakan atau kebijakan penguasa yang bertentangan dengan al Quran, as Sunnah, Ijma sahabat dan Qiyas.
Merekalah para ulama yang lantang menyuarakan kebenaran ditengah umat. Membangkitkan ghirah (semangat) umat untuk menegakkan Kalimatullah. Memenuhi hak-hak Allah atas langit dan bumi.
Tidak takut dengan penguasa dzolim dan tidak pernah membenarkan kesalahan penguasa dengan mudahnya mengeluarkan fatwa, serta tetap teguh pada dakwah sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah kepada umatnya, yakni memegang teguh Quran dan Sunnah tanpa mencampur adukkan antara yang hak dengan yang bathil.
Kezuhudan ulama tidak dapat dibeli dengan uang sebanyak apapun. Bahkan dengan kekuasaan paling tinggi sekalipun. Sebab kecintaanya terhadap keterikatan pada hukum Allah tidak sebanding dengan dunia dan seisinya.
Merekalah orang-orang yang rasa takutnya kepada Allah sangat besar. Allah berfirman, Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya hanyalah para ulama. (QS. Fathir: 28).
Sehingga Allah beri mereka balasan dengan begitu mulia dengan cinta-Nya dan keridhoan-Nya. Rasulullah bersabda,
jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang Ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang Ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang Ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau Ia meminta-Ku pasti Kuberi, dan jika Ia meminta perlindungan kepada-Ku pasti Ku-lindungi. (HR. Bukhari).
Maka tidak ada yang lain yang harus kita lakukan kecuali membersamai para ulama. Menguatkan pegangan kepada tali agama Allah. Bersama-sama memperjuangkan segera tegaknya syariat Islam yang mulia. Agar kemuliaan ulama dan umat kembali berjaya. Sehingga mampu menerangi peradaban dengan Islam. [MO/sr]