TEMPO.CO, Jakarta - Cerita Nathalie, seorang penumpang pesawat yang dipaksa naik taksi bandara menjadi perbincangan netizen. Nathalie menumpahkan kekesalannya melalui akun Facebook tentang praktik premanisme di Bandara Ahmad Yani di Semarang, Jawa Tengah.
Setelah mendarat di Bandara Ahmad Yani, Semarang pukul 12.30 siang, dia bermaksud menumpang taksi Blue Bird yang kebetulan kosong. Semua barang sudah dimasukkan ke dalam bagasi mobil. "Setelah taksi mulai berjalan kurang lebih 10-20 meter tiba-tiba taksi kami diberhentikan oleh seorang oknum di Bandara," ujarnya.
Bukan hanya memberhentikan taksi Blue Bird, menurut Nathalie, sang oknum juga membentak dia dan supir taksi. "Saya tidak boleh naik taksi blue bird, karena ada peraturan yang melarang kami naik taksi lain selain taksi Bandara," katanya.
Dia sempat berdebat panjang dengan petugas Bandara tersebut. "Saya sangat marah dan tersinggung saya minta dia tunjukan peraturan tertulis yang dia sebutkan. Dengan gaya preman dia mulai mencoba pressure saya," ujarnya.
Nathalie memutuskan kembali ke pintu gerbang Bandara dan melaporkannya ke petugas Customer Service. Ia menuntut ditunjukan peraturan tertulis yang menyebutkan konsumen Bandara Ahmad Yani menggunakan taksi Bandara. "Menurut saya tidak masuk akal kami sebagai konsumen dilarang memilih," ujarnya.
Setelah berdebat, pihak Bandara menawarkan solusi kepada Nathalie. Beberapa opsi itu adalah tetap menggunakan taksi Bandara, diantar keluar Bandara dengan mobil dari Angkasa Pura I atau naik bus Trans Semarang. "Saya menolak semua karena saya merasa punya hak untuk memilih," ujarnya.
Kisah Nathalie ini sudah dibagikan oleh 5.399 netizen. Sejumlah warganet mendukung langkah tegas penumpang pesawat Nathalie dan mengatakan aksi premanisme harus diberantas.
Insiden Penumpang Pesawat di Bandara, Ada Oknum Eks TNI Terlibat
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku sampai berbicara langsung dengan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto terkait insiden penumpang pesawat di bandara Amad Yani, Semarang, Jawa Tengah. Dalam insiden ini, seorang penumpang bernama Nathalie mendapat perlakuan tidak menyenangkan setelah dipaksa turun dari taksi Blue Bird karena harus naik taksi bandara yang telah disediakan.
"Saya kemarin sudah berbicara dengan Panglima dan beliau men-support kegiatan ini," kata Budi saat ditemui selepas menghadiri acara Musyawarah Besar Ke-IV Indonesian Maritime Pilot Association (INAMPA) di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Kamis, 19 Juli 2018. Kegiatan yang dimaksud adalah penertiban dan evaluasi atas pengelolaan taksi di bandara tersebut.
Budi menyebutkan secara umum insiden tersebut tak terkait langsung dengan institusi TNI. "Ini adalah urusan oknum yang dulunya TNI, berlaku seperti itu," kata dia.
Berdasarkan keterangan dari pengelola, Bandara Ahmad Yani yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 7 Juni 2018 memang masih berada di kompleks milik TNI Angkatan Darat. Di sana, baru ada satu operator taksi berwarna putih yang sehari-hari mengangkut penumpang pesawat yang tidak memiliki kendaraan pribadi untuk keluar dari bandara. "Itu dikelola koperasi S16 milik TNI AD," kata Manager Humas Bandara Internasional Ahmad Yani Dian Permata Sari kepada Tempo pada 12 Juni lalu.
Insiden ini mencuat setelah Nathalie menuturkan kisahnya melalui akun Facebook pada 15 Juli 2018. Setelah mendarat di Bandara Ahmad Yani, Semarang, dia menumpang taksi Blue Bird yang kebetulan kosong. Semua barang sudah dimasukkan ke dalam bagasi mobil. "Setelah taksi mulai berjalan kurang lebih 10-20 meter tiba-tiba taksi kami diberhentikan oleh seorang oknum di Bandara," ujarnya.
Bukan hanya memberhentikan taksi Blue Bird, menurut Nathalie, sang oknum juga membentak dia dan supir taksi. "Saya tidak boleh naik taksi Blue Bird, karena ada peraturan yang melarang kami naik taksi lain selain taksi bandara," katanya.
Tiga hari kemudian, Budi Karya meminta maaf atas insiden ini. “Jadi itu kesalahpahaman, ada petugas parkir yang kejar setoran kali ya, sehingga ngomongnya agak kasar. Saya juga minta maaf atas servis yang tidak baik,” kata dia di Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan laporan yang diterimanya, insiden penumpang pesawat itu melibatkan petugas parkir bandara. “Jadi yang kasar itu petugas parkir yang mengejar setoran,” kata dia. Budi memastikan bahwa dirinya telah meminta PT Angkasa Pura I membereskan masalah tersebut. AP I pun, kata dia, sudah meminta maaf dan akan menyelesaikan dalam waktu dekat. (*)