Spesial Redaksi| Mediaoposisi.com- hari Jelang sidang PTUN tahap akhir antara Hizbut Tahrir, beredar pesan untuk ramai ramai mendukung pemerintah di kalangan kampus Islam negeri di Jakarta. Dalam pesan yang bertanggal Ahad (6/5) tersebut, terdapat iming iming 20 ribu rupiah bila mahasiswa mendukung pemerintah.
Bila mahasiswa mengambil uang itu, tandanya idealisme mahasiswa hanya senilai 20 ribu. Lebih rendah dari harga selaput dara perawan. Hal ini sangat disayangkan, para generasi harapan bangsa hanya berfikir tentang materi materi dan materi. Kehinaan bagi mereka yang mengambil uang itu.
Bila otak sudah teracuni dengan uang, tak heran bila generasi pemimpin selanjutnya akan menjadikan uang sebagai tuhan baru. Standar halal haram adalah uang bukan nash syara’. Omong kosong generasi selanjutnya akan menjadi generasi emas bila saat ini saja hanya memikirkan uang uang dan uang.
Dalam sistem kapitalistik, hal seperti ini adalah sebuah kewajaran. Pasalnya, uang memang dijadikan tolok ukur dalam segala hal. Hal semacam ini bukanlah keanehan besar yang membuat besar, memang begini adanya. Rakyat dicekoki dengan pembenaran bahwa uang adalah segalanya
Tidak akan ada generasi emas, bila begini realitanya.
Terlebih, pengerahan mahasiswa digunakan untuk membenarkan syahwat penguasa untuk membubarkan pihak pihak kritis, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Mahasiswa yang harus kritis dalam mencari solusi justru tidak mengapresiasi dan mendukung HTI yang telah lama kritis pemerintah.
Ide khilafah merupakan ide revolusioner yang argumentatif dan kaya dalil, bukan ide "kemarin sore" yang bermodalkan semangat dan pepesan kosong dari penggeraknya.
Apa kabar mahasiswa, hargamu lebih rendah dari pelacur kah ?[MO]