Oleh: Erly Aji Purniawati
(Aktivis Malang Raya)
Mediaoposisi.com-Kamal Nisun, seorang anak laki-laki Rohingya yang akhirnya bebas menghirup udara segar setelah dehidrasi yang dialami. Dirinya dan beberapa orang nekat meninggalkan Myanmar hingga terombang-ambing 20 hari di laut dengan bermodalkan sampan tanpa mesin (www.bbc.com/06/04/18)
Sangat miris ketika melihat kondisi saudara-saudara kita, Muslim Rohingya. Pembantaian, pemboman, pelecahan seksual, bahkan pembakaran yang sangat bengis harus mereka alami dengan mata terbuka.
Genjatan senjata yang terorganisir oleh oknum Budha tak henti-hentinya. Hingga akhirnya terpontang-panting melarikan diri dari tanah kelahiran sendiri, tetapi sungguh naas, kedatangan mereka ditolak mentah-mentah, seakan-akan Muslim Rohingnya orang-orang menjijikkan. Bahkan, pemimpin muslim di berbagai negara abai dan tidak melakukan langkah cepat untuk memberi bantuan.
Sesungguhnya Muslim Rohingya adalah saudara seiman, seakidah yang seharusnya mendapatkan pertolongan khusus oleh pemimpin dan negara mayoritas yang juga muslim. Seharusnya pemimpin muslim mengambil tindakan, misal megirim bantuan militer untuk menghentikan serangan jahat yang yang dilakukan tentara dan oknum Budha Myanmar.
Tetapi, yang terjadi sekarang adalah membuat sekat dengan negara yang sedang konflik. Sehingga, muncul sikap masa bodoh dengan saudara seiman.
Sudah terlihat jelas bahwa di dunia politik saat ini terjadi kevakuman nilai kemanusiaan yang sangat akut di kalangan pemimpin negara, khususnya pemimpin muslim. Mereka lebih memilih mundur dan menyaksikan pembantaian dan penganiayaan terjadi. Memilih membentengi diri dari konflik daripada menceburkan diri dalam membantu orang lain.
Sungguh saat ini kita butuh sebuah kepemimpinan yang benar-benar peduli dan mempunyai jiwa kemanusiaan yang tinggi terhadap kondisi nyawa manusia, menjadi penolong atas kaum yang terdzalimi dan tertindas dan memenangkan pertarungan melawan para pelaku penindasan.
Sebuah negara yag menjaga dan mengurusi umat, baik muslim dan non muslim dalam perpolitikan dunia. Negara ini tidak lain hanya dengan negara Islam yang menerapkan aturan dan mempunyai sanksi tegas tanpa pandang bulu.
Negara Islam atau khilafah adalah kebutuhan mendesak dan sebagai seorang muslim harus fokus waktu, pikiran, dan tenaga untuk mengembalikan kepemimpinan negara Islam. Hanya dengan cara ini, Insya Allah tidak ada lagi penderitaan dialami oleh saudara-saudara muslim. [MO/br]