ilustrasi |
Oleh: Siti Rahmah
Mediaoposisi.com-Akhir akhir ini jagad media di hebohkan dengan munculnya seorang wanita yang mengenakan pakian muslimah bahkan mengenakan cadar, walau masih terlintas kaki yang merupakan aurat bagi perempuan masih terlihat. Ada kejanggalan dengan kemunculan wanita bercadar tersebut, sosok yang mencirikan profil muslimah dengan balutan pakaian syar'i tersebut ternyata muncul dengan gambar yang menampakan kemesraannya dengan binatang peliharaanya.
Ya,,, Anjing yang senantiasa menemaninya dalam setiap foto yang di unggah di beberapa media bahkan menjadi viral. Dan di ketahui muslimah bercadar yang bernama Hesti Sutrisno (37) tersebut tidak hanya memiliki satu anjing peliharaan tapi belasan. (detiknews.com 26/3/2018).
Hesti yang kesehariannya menjual kripik dan juga pakain menuturkan kisah awal mulanya tertarik untuk memelihara anjing. "Awalnya saya tidak suka anjing, tapi Allah yang maha membulak balikan hati manusia mengetuk pintu hati saya dan membuat saya begitu menyukainya", tutur Hesti. Hesti pun melanjutkan kisah - kisah pertemuannya yang dramatis dengan anjing - anjingnya. Hesti menyampaikan bahwa pertemuanya dengan Jon (nama anjing peliharaanya) itu adalah anjing liar yang ada di komplek perumahannya.
" Klo Jon kan liar disini, dirumah kosong, jadi klo anak - anak kecil main pada takuy, nah saya tempatin mereka di rumah. Saya rawat anjinh itu biar tetangga saya tong sampahnya nggak berantakan, nggak hilang sepatunya di bawa anjing, dan anak - anak pada aman klo main. Ya sudah saya rawat mereka di rumah," kata Hesti di rumahnya di wilayah Pamulang, Tangerang Selatan, Minggu (25/3/2018).
Wanita bercadar menjadi Viral
Sebenarnya kisah manusia yang memiliki dan memelihara anjing begitu banyak, bahkan di Indonesia hal itu sudah menjadi bagian gaya hidup bagi sebagian kalangan. Hanya saja ada yang ganjil dengan kemunculan Hesti yang kemudian menjadi viral. Apa gerangan yang menjadikan Hesti mendadak popular dengan kemunculannya?
Kemunculan seorang wanita muslimah yang begitu identik dengan balutan pakaian syar'i nya bahkan lengkap dengan cadarnya begitu kontradiktif dengan aktifitasnya memelihara anjing. Pakaian syar'i yang di gunakan seorang muslimah menjadi simbol ketundukan dan ketaanya pada Allah. Image muslimah militan dengan segudang pemahaman, dan balutan pakaian yang menjadi ciri keimanannya sudah melekat pada muslimah yang sempurna dalam menutup aurat.
Namun hal itu akhirnya memunculkan kerancuan ketika di sisi lain kebersamaannya yang begitu mesra dengan anjing yang merupakan binatang najis dan di larang pemeliharaanya oleh Islam. Rasululloh saw bersabda; "Barang siapa memelihara anjing, kecuali anjing untuk menjaga ternak atau berburu, akan berkurang pahala amalnya tiap hari sebanyak satu qirath". (HR.Muslim)
Begitulah peringatan yang di sampaikan seorang Nabi yang mulia, yang harusnya jadi tuntunan bagi seorang muslim dan muslimah. Namun tentu apa yang di lakuakan Hesti dengan anjingnya bukan tanpa alasan. Hesti mempunya alasan di balik semua itu dan mempunyai hujjah yang kelak siap di pertanggung jawabkan di hadapan Allah.
Anjing dan Simbol Kepedulian
Pro kontra dengan kemunculan Hesti meramaikan jagad media. Banyak pihak yang memuji apa yang dilakukan Hesti sebagai perbuatan yang mulia, sebagai bentuk kasih sayang terhadap binatang. Namun, tidak sedikit yang menyayangkan perbuatannya seolah mencoreng citra muslimah dengan pakaian syar'i yang menjadi simbol ketundukan tapi di sisi lain melakukan perbuatan yang dilarang dalam timbangan syara'.
Seperti di paparkan Hesti diatas bahwa yang melatar belakanginya memelihara anjing adalah bentuk kepeduliannya terhadap binatang, ungkapannya ini otomatis menuai banyak pujian terutama dari orang - orang yang sentimen terhadap ajaran Islam. Mereka melihat apa yang di lakukan Hesti sebagai sebuah kemajuan dan bentuk keterbukaan dalam bersikap. Muslimah yang mereka anggap begitu kaku dengan pegang teguhnya terhadap Islam menjadikan mereka tidak leluasa dalam berbuat.
Tapi kejadian Hesti membuka tabir lain, seolah - olah terjadi penggiringan opini bahwa muslimah yang benar - benar dalam ketaatan itu bukan yang kaku, bukan yang membatasi diri tapi muslimah yang memiliki kepedulian tinggi, kepedulian terhadap semua makhluk termasuk kepedulian terhadap binatang, termasuk anjing.
Standar Perbuatan Seorang Muslimah
Sebagai seorang muslim tentu kita punya standar dalam beramal, tidak asal suka dan tidak asal viral apalagi jika hanya mengejar pujian dari manusia. Islam sebagai agama yang penuh kasih sayang tentu sudah mengajarkan secara lengkap, bagaimana cara mengungkapkan kasih sayang baik itu kepada sesama manusia bahkan terhadap binatang.
Di dalam Islam perintah untuk menjaga binatang peliharaan dan binatang apa saja yang boleh di pelahara itu sudah jelas, bahkan Allah mengancam manusia yang memelihara binatang tapi mendzoliminya, dengan ancaman neraka. Rasululloh saw bersabda; "Seorang perempuan masuk neraka karena seekor kucing yang diikatnya. Perempuan itu tidak memberinya makan dan tidak pula membiarkannya lepas agar dapat memakan binatang - binatang bumi ".(HR. Bukhori).
Dalam Islam standar berbuat selain karena ikhlas, karena cinta, karena kepeduliaan tapi semua itu harus di barengi dengan kesesuaiannya dengan hukum syara, jika ikhlas saja tp tidak sesuai dengan hukum syara maka perbuatanya tertolak, atau begitupun sebaliknya.
Hesti bisa saja mengklaim bahwa dia ikhlas bahkan begitu sukarela memelihara binatang tersebut tapi ketika hal itu tidak dianjurkan syariah bahkan syariat melarangnya, maka seharusnya hal itu tidak di lakukan. Karena hal itu akan tertolak, selain keikhlasan kesesuaiannya dengan syariat menjadi syarat di terimanya amal. Dua hal inilah (ikhlas dan sesuai hukum syara) yang sejatinya menjadi tolak ukur dalam berbuat. Bahkan menjadi syarat di terimanya amal sebagai amal terbaik.
Waallahu Alam [MO/vp]