Oleh : Noor Azizah
Mediaoposisi.com- Berbicara tentang cinta adalah bicara rasa. Tak sedikit kita mengobral kata cinta, Namun tak paham apa maknanya bahkan tak mampu untuk sekedar membuktikannya. Tak hanya pada manusia, terlebih pada Sang Pencipta.
Begitulah adanya manusia. Kita, kamu dan aku. Tak jarang kita berkata, mencintai Allah dan Rosul-Nya namun tutur kata kadang tak ber etika, Tingkah laku seperti tak berilmu.
Banyak kita jumpai saat ini, orang orang yang mengaku beragama, namun tak peka saat agamanya dihina, ajarannya dinista, saat Allah menjadi tawa canda, saat Rosulullah dipandang sebelah mata.
Mereka mengaku telah mencinta namun berbalut dusta. Luar biasa inilah cinta Omong Kosong belaka. Jangan biarkan ini menimpa kita, segeralah berkaca dan perbaiki saat ini juga.
Dan sungguh, para pengobral cinta ini layak mendapat gelar munafik dari Rosulullah SAW.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم – قَالَ آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi SAW bersabda, Tanda-tanda orang munafik ada tiga: jika berbicara dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia berkhianat (HR. Al- Bukhari)
kelak di hadapan Allah orang orang pengobral cinta seperti ini hanya akan mendapatkan kerugian.
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka". Q. S An Nisaa' : 145
Pengorbanan Bukti Cinta
Di dalam sholat sholat kita, selalu terucap kata kata, "sesungguhnya hidupku dan matiku hanya untuk Allah ". Janji untuk berkorban yang harus kita tepati
Mulailah untuk :
1.Menjalani kehidupan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.
2.Tunduk pada aturan aturan Allah SWT.
3. Rela mati hanya Untuk meninggikan kalimat Allah.
Itulah sejatinya cinta, siap untuk berkorban.
Berkaca Pada Sahabat Rosulullah SAW
Siapa yang tak kenal dengan Abu Bakar As Shidiq, yang menemani perjalanan panjang hijrah nabi, Umar Bin Khatab yang berdiri di depan para penentang dakwah, Utsman Bin Affan, yang tak segan menginfakkan seluruh hartanya demi kemuliaan islam.
Ali Bin Abi Thalib dengan kecerdasannya, yang pertama mengimani walau usia belum seberapa , serta menjadi kebanggaan Rosululah. Serta puluhan sahabat lain dengan segala pengorbanannya. Rela terpotong tangan dan badan, rela tertusuk tombak.
Mereka contoh pribadi pribadi yang mencintai tanpa omong kosong, mencintai dengan rasa, mencintai dengan kata, mencintai dengan harta, bahkan mencintai dengan nyawa. Mereka rela menderita demi tegaknya Kalimat Allah. Mereka pejuang pejuang terdepan dalam dakwah. Ini bukti cinta.
Bangkitlah, Wahai Pejuang
Ketika hari ini dakwahmu diganggu, itu cara Allah menguji sejauh mana engkau mencintai dakwah ini.
Begitu besar kemulyaan bagi orang orang yang mencintai Allah dan Rosul-Nya disertai amal nyata. Sebaliknya, kehinaan dan celaan yang kita dapat ketika cinta hanya sebatas kata.
Teruslah berjuang sahabatku, tunjukkan pada mereka ketulusan cintamu, biarkan mereka yang sibuk dalam menghalangi gerakmu.
Hingga keputus asaan merayapi relung terdalam hatinya. Sampai kemulyaan engkau dapati, atau syahid dalam memperjuangkan cinta Illahi. karena sejatinya cinta adalah pengorbanan dan tak ada lagi cinta omong kosong.[MO/br]