-->

Kampanye Politik= Hoax Politik

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen
Ilustrasi
Oleh: Nasrudin Joha 

Mediaoposisi.com- Ada yg janggal jika umat kembali mengulik bagaimana tahta kekuasaan Islam beralih dari satu kepemimpinan menuju kepemimpinan yang lain. Saat Rasulullah SAW mangkat, tidak lebih dari 3 (tiga) hari kaum muslimin telah mampu memilih pemimpin pengganti Rasul, Abu Bakar Asy Shidiq RA.

Lantas, apa yang bisa dilakukan Abu Bakar untuk meyakinkan Para Sahabat Senior sehingga memberikan Bai'at kepadanya ? Kampanye apa -yang bisa dilakukan- seorang Abu Bakar yang dalam waktu kurang dari tiga hari untuk memperoleh posisi tertinggi dalam kekhilafahan Islam ? Menjabat sebaga seorang Khalifah ?

Begitu juga ketika Umar RA mangkat, Umar bahkan memberi ultimatum 3 (tiga) hari. Jika ada yang berselisih mengenai pengganti beliau, umar RA bahkan memberi perintah memenggal kepalanya.

Saat itulah, sahabat senior Abdurahman Bin Auf, datang dari pintu ke pintu untuk menyerap aspirasi kaum muslimin, sehingga akhirnya kaum muslimin mengerucut pada dua nama calon Khalifah, Usman bin Afan dan Ali Bin Abi Thalib. Karena mayoritas menghendaki Usman, maka Usman RA di Bai'at sebagai Khalifah menggantikan Umar bin Khatab.

Jika waktu 3 (tiga) hari adalah masa tenggang kampanye politik, lantas apa yang bisa dilakukan para calon Khalifah ketika itu dalam tempo yang hanya tiga hari ? Pencitraan politik model apa yang mampu diperbuat, untuk memoles diri dan menggunggah keyakinan publik, sehingga publik memberikan amanah dan preverensi politik ?

Ternyata jawabnya adalah pada amal. Track Record adalah mesin kampanye paling Sahih untuk memberikan keyakinan dan prevenresi politik. Amal seseorang dan sejarah kehidupannya, hakekatnya adalah mesin pencitraan paling ampuh -meski tentu saja ia beramal murni karena Allah- bukan dalam kerangka mencari citra,  dukungan atau kertas suara.

Waktu kurang dari tiga hari, adalah waktu yang lebih dari cukup bagi para sahabat senior untuk memahami kualitas dan karakter Abu Bakar RA. Abu Bakar adalah orang terpercaya, bahkan Abu Bakar satu-satunya orang yang langsung membenarkan peristiwa isro' wal mi'roj Nabi, ketika mayoritas manusia menentangnya.

Abu Bakar adalah lelaki mulia yang pertama kali memeluk Islam dan menopang dakwah Nabi. Abu Bakar, rela menyobek seluruh kain pakaiannya untuk menutupi lubang gua, dan menduduki salah satu lubang untuk menjamin keselamatan Nabi. Benarlah Umar RA yang berujar, satu malam bersama Abu Bakar lebih mulia daripada ribuan malam bersama keluarga Umar.

Begitu juga umar RA, Usman RA, Ali RA. Mereka tidak pernah berkampanye, tetapi seluruh kehidupan dan perjuangan mereka adalah track record politik yang luar biasa, sehingga tidak ada keraguan bagi sahabat memberikan amanah kekuasaan Islam sebagai Khalifah, hanya dalam tempur kurang dari 3 (tiga) hari.

Bagaimana dengan realitas politik dan kepemimpinan saat ini ? Karena busuknya track record, karena abainya politisi terhadap hak-hak umat, maka mereka perlu forum kampanye berbulan-bulan, untuk membangun citra diri dalam rangka memenangi hati pemilih. Mereka mencoba keluar dari hakekat karakter dan track record bawaan, melalui polesan citra diri dalam rangka kampanye politik untuk menjadi sosok yang lain.

Dalam kampanye politik, mulai muncul sosok yang agamis, sholeh, merakyat, berjiwa empati, murah senyum, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung.

Dalam ruang kampanye politik, politisi jadi rajin mengunjungi konsituen, bersilaturahim dari kampung ke kampung, sholat berjamaah dari masjid ke masjid, kunjungan dari satu pondok pesantren ke pondok pesantren lainnya.

Padahal, sebelum masa kampanye mereka tidak pernah melakukannya. Mereka -adalah para politisi- yang tercerabut dari akarnya. Mereka tidak pernah hadir bersama dan ditengah-tengah umat. Mereka siang dan malam menggarong harta umat. Mereka tidak pernah memikirkan umat, kecuali kepentingan politik mereka saja. Umat hanya dijadikan alamat, sementara parsel dan kue politik mereka yang mengangkangi.

Slogan untuk dan atas nama rakyat adalah tipuan politik untuk memindahkan harta umat ke kantong-kantong mereka. Mereka tidak pernah ke masjid, selalu mengumbar aurat, lekat dengan perzinahan dan mabuk-mabukan, bahkan ada yang enggan di tes urine karena narkoba.

Dengan demikian, kampanye politik dapat didefinisikan sebagai sarana pencitraan untuk menebar hoax dan penyesatan politik, yang bertujuan menutupi citra sejati dan menampakan citra ilusi, dengan tujuan untuk memperoleh dukungan dan preverensi politik dari umat.

Jika demikian, maka penulis tegas menyatakan bahwa Kanpante Politkk Sinonim dengan Hoax Politik. Mempercayainya kampanye politik, sama saja mempercayai hoax politik.

Jadi, mari bersama menyelamatkan umat dari ujaran hoax politik. Mari arahkan mata umat kepada pribadi yang benar-benar memikirkan umat, selalu hadir dan mendampingi umat, selalu jujur dalam kata dan perilaku, selalu konsisten menyuarakan ajakan untuk menegakan Syariah & Khilafah. [MO].

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close