-->

Ironi Kebebasan Ala Demokrasi

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen

Oleh : Sumaiyah, SE.


Mediaoposisi.com-Kebebasan ( Liberalisme) telah menjadi “dagangan” utama sistem demokrasi di dunia selama ini. Bagi para pendukung demokrasi kebebasan dianggap merupakan salah satu nilai unggul dan luhur dari demokrasi.

Sementara arti kebebasan yang dimaksud adalah tidak adanya keterikatan dengan sesuatu apapun pada saat melakukan aktivitas.

Kebebasan yang tercakup dalam empat perkara penting yaitu : Kebebasan beragama, kebebasan berprilaku,kebebasan berpendapat dan kebebasan kepemilikan, menjadi klaim keunggulan dari sistem demokrasi.

Empat macam kebebasan inilah yang tumbuh subur dalam system demokrasi-kapitalis yang  terbukti telah melahirkan berbagai kerusakan. Ide kebebasan ini selain melahirkan berbagai kerusakan dalam kehidupan.

Kita bisa lihat pada acara Women’s  March Jakarta 2018, dimana telah di suarakan setidaknya ada 8 tuntutan Perempuan, dengan suatu tujuan yaitu agar perempuan terpenuhi segala hak-haknya, juga akan membantu menyuarakan tuntutan dan aspirasi kaum-kaum marginal yang kerap tertutup suaranya agar juga dapat di dengar dan dipenuhi segala hak-haknya.

Begitulah kaum marginal di negeri muslim menuntut kebebasan yang diharamkan oleh Allah SWT ( bebas mengumbar aurat, bebas meninggalkan agama dan keyakinannya dan bebas berbuat maksiat lainnya).

Sedangkan kaum mayoritas dipinggirkan saat berpegang teguh dengan ajarannya. Sebagaimana yang dialami oleh mahasiswi UIN SUKA Jogja yang dilarang menggunakan cadar dengan alasan radikalisme.


Begitulah  demokrasi, kebebasan yang diagung-agungkan oleh demokrasi juga sering tidak berlaku, khususnya di negeri-negeri yang minoritasnya muslim,termasuk di Amerika dan Eropa. Bahkan di Indonesia yang mayoritas muslim perlakuan diskriminatif  terhadap umat Islam masih sering terjadi.

Di negeri-negeri muslim khususnya, kebebasan demokrasi justru  melahirkan keterpurukan diberbagai bidang ekonomi, pendidikan, social, hokum dan lain-lain. Di Amerika dan Eropa sendiri kebebasan demokrasi melahirkan ketidakberadaban, bahkan dalam kadar tertentu melahirkan prilaku-prilaku hewaniah ketimbang mencerminkan nilai-nilai insaniah.

Berbeda dengan system Islam, Islam tidak mengakui kebebasan dalam pengertian barat. Sebaliknya Islam mewajibkan keterikatan dengan hukum syariat Islam. Sebab pada asalnya perbuatan manusia adalah terikat  pada hukum-hukum syariat Islam. Sehingga dalam system Islam manusia tidak dibiarkan melakukan aktivitas dengan sebebas-bebasnya, dan tidak pula mengekangnya,  akan tetapi Islam mengatur perbuatan manusia dengan syariat Islam dalam rangkah memuliakan manusia dan menjadikan manusia pada derajat kemanusiaanya.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa ide kebebasan demokrasi telah merusak tatanan kehidupan manusia. Masihkah kita mengagung-agungkan ide kebebasan demokrasi?. Sudah saatnyalah kita berubah dan mengambil system hidup yang mulia yang telah digariskan oleh Allah SWT.[MO]


Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close