-->

Antara Otak Porno VS Aurat ?

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen
Ilustrasi

Oleh : Eni Mu'tamaroh Imami, S.si
Pengajar dan Anggota revowriter Jombang


Mediaoposisi.com-Pemain film Bulan Terbelah di Langit Amerika, Hanna Al Rasyid mengatakan bahwa menutup aurat bukanlah solusi atas maraknya pelecehan terhadap perempuan. "Mayoritas perempuan Indonesia berpakaian sopan dan tertutup saat mereka mengalami pelecehan. Itu Fakta!" kata dia sebagaimana dilansir kabar.dakwah.com (3/3/2018).

Dia juga mengatakan kasus pelecehan seksual terhadap perempuan berbikini di pantai jarang terdengar. Justru pelecehan banyak terjadi pada perempuan Indonesia yang berpakaian sopan. Secara pribadi, dia pernah mengalami pelecehan padahal saat itu dirinya sudah berpakaian tertutup dan longgar. Bahkan pernah diganggu saat pakai mukenah sepulang shalat tarawih katanya.

Lantas dia menyimpulkan bahwa persoalan pelecehan, menutup aurat bukan solusi. "Seharusnya teman-teman sadar bahwa menyuruh perempuan menutup aurat bukan solusi. Seharusnya untuk mengatasi masalah kekerasan terhadap perempuan kita tidak fokus kepada baju yang korban pakai atau menyalahkan korban, tapi fokus dan amarah kita seharusnya tertuju kepada pelaku!" Tegasnya.

Seakan membenarkan pendapat jangan salahkan pakaian (mini), kalau otaknya porno ya porno aja. Maka benahi otaknya jangan atur-atur cara berpakaian, karena tak ada hubungannya dengan masalah pelecehan.

Otak Porno vs Aurat

"Ingat, kejahatan terjadi bukan karena ada niat pelakunya. Tapi juga karena ada kesempatan. Waspadalah! Waspadalah! Waspadalah!". Pesan Bang Napi diakhir acara "Sergap" yang dulu tayanga di salah satu stasiun televisi swasta. Demikian halnya mencari sumber terjadinya pelecehan perempuan.  Karena ada niat pelaku dan adanya kesempatan yang muncul dari korban.

Jika laki-laki yang disalahkan atas terjadinya pelecehan perempuan itu memang fakta yang tak terbantahkan. Dan semua pasti sepakat bahwa laki-laki itu lemah iman, bejat, tidak takut dosa, dan tidak menghargai perempuan. Perempuan dipandang sebagai objek pelampiasan nafsu untuk kesenangan sesaat.

Jika ingin laki-laki di dunia ini tidak berperilaku demikian, terlebih dia muslim maka benahi keimanan dan pola pikirnya. Dibutuhkan adanya pembinaan, secara pribadi harus tumbuh kesadaran sebagai hamba terikat aturan Tuhan.

Jika keimanan menjadi pondasi atas setiap perbuatannya, insya Allah meski dihadapannya disuguhi pemandangan yang menggairahkan syahwat, akan berusaha membentengi diri agar terjaga syahwatnya. Dan hanya akan memenuhinya pada pasangan halalnya.

Namun, sekuat apapun benteng keimanan diri dijaga ketika lingkungan masyarakat membuka kesempatan lebar, maka bisa terjadi banyak peluang. Jika perempuan dituduh sebagai pemicu syahwat, maka perempuan perlu intropeksi. Faktanya, memang seluruh bagian tubuh perempuan memiliki daya tarik seksual bagi laki-laki.

Jika sengaja bagian tubuh perempuan dipamerkan sama artinya dengan membuka kesempatan pelaku kejahatan seksual. Maka anjuran perempuan untuk menjaga tubuh/menutup auratnya demi menjaga kesuciannya. Itu sebabnya Islam gak tinggal diam, sampai harus ngatur-ngatur masalah aurat perempuan. Bahkan wajib hukumnya bagi muslimah menutup auratnya.

Allah Swt berfirman:

"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. (Qs. Al-Ahzab: 59)

Lantas, jika masih ada yang ngeyel sebagaimana pendapat Hanna, pelecehan justru banyak menimpa perempuan yang sudah menutup auratnya dengan berpakaian sopan bagaimana?

Nah, hal itu terjadi karena nafsu syahwat tidak muncul semata-mata karena rangsangan dari korban. Artinya, si pelaku melampiaskan syahwatnya pada korban yang sebenarnya pemicunya bukan dia. Bisa jadi sebelumnya pelaku telah terangsang aurat perempuan lain, habis nonton video porno, melihat gambar porno, atau hal lain yang merangsang syahwatnya.

Artinya, perempuan yang mengumbar auratnya tanpa ia sadari telah "membuka" kesempatan pelaku bertindak kejahatan pada perempuan lain yang telah melindungi dirinya dengan menutup aurat. Tayangan-tayangan media yang vulgar juga turut andil meningkatkan tingginya tindak pelecehan ini pada perempuan.

Maka persoalan ini bukan perkara remeh buka tutup aurat pemicu syahwat. Menutup aurat bagi muslimah jelas adalah kewajiban. Dilaksanakan karena dorongan iman sebagai bentuk ketaatan. Dan ini merupakan perlindungan Allah Swt terhadap hambaNya.

Menjadi jaminan keamanan bagi perempuan juga bagi laki-laki agar syahwatnya tidak bangkit secara liar. ini merupakan persoalan sistemik. Ada peran individu yang beriman, kontrol masyarakat, dan peran negara dalam mengatur sistem sosial dalam masyarakat. Jadi tidak diserahkan pada individu semata untuk mencegah tindakan pelecehan dan memberikan solusi masalah ini.

Solusi Pelecehan Perempuan

Terjadinya pelecehan terhadap perempuan. Atau tindak kejahatan lain yang menimpa perempuan tak lepas dari sistem kehidupan yang diterapkan. Ketika segolongan orang ramai-ramai menuntut hak dalam urusan pribadinya sejatinya itu juga bisa mengganggu hak pribadi yang lain. Seperti, ada yang meminta hak kebebasan berpakaian, menutup auratnya. Disisi lain juga terdapat hak agar tidak melihat aurat bertebaran dimana-mana. Hak asasi manusia (HAM) yang terus diutamakan tak lain tumbuh dari ide sekularisme. Pemisahkan urusan agama dengan kehidupan.

Dalam kaca mata sekularisme, cara berpakaian seseorang merupakan bagian dari kebebasan bereksperi atau berperilaku. Tidak butuh aturan Tuhan. Pakaian yang bagus itu yang mampu mempercantik diri.

Oleh karenanya harus mampu menonjolkan kelebihan tubuh pemakainnya. Jika demikian, mencuatnya syahwat dimana-mana akibat kebebasan ini juga menuntut pemenuhan yang bebas. Inilah akar masalah maraknya pelecehan perempuan.

Bercokolnya sistem sekularisme dalam kehidupan. Selama itu pula sulit untuk menjaga aurat perempuan dan mencegah tindak pelecehan. Lantas apa yang harus dilakukan?

Tidak ada cara lain kecuali kembali kepada aturan yang benar. Aturan yang bersumber dari Sang pencipta manusia dan seluruh alam, yakni Islam. Di imani sebagai agama dan diterapkan dalam kehidupan sebagai ideologi, diemban oleh negara.

 Negara dengan sistem Islam bertanggung jawab membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah Swt. Negara juga mengawasi secara ketat media yang beredar agar jauh dari tayangan pornografi. Islam juga memiliki sanksi tegas pagi pelaku pelecehan seksual ini, berupa ta'zir yang diserahkan pada ijtihad qadhi.

Bisa dalam bentuk tasyhir, penjara, cambuk, atau bentuk lain disesuaikan dengan kadar bahaya yang ditimbulkan pada masyarakat. Dengan penerapan Islam secara kaffah, insya Allah membawa rahmat bagi seluruh alam.[MO]



Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close