Harga saham dari layanan media sosial asal Amerika Serikat, Facebook, anjlok 4,47 persen pada penutupan pasar, Jumat, 12 Januari 2018. Dikutip dari laman Daily Mail, saham Facebook anjlok sekitar US$ 8.40 menjadi US$ 179.37.
Kondisi ini terjadi setelah CEO Facebook Mark Zuckerberg mengumumkan perubahan pada fitur news feed atau beranda di laman media sosial tersebut. Melalui akun Facebook-nya, Zuckerberg menulis bahwa pada 2018, news feed Facebook akan lebih diprioritaskan untuk posting-an yang bermuatan interaksi sosial, ketimbang posting-an bisnis, iklan, dan berita.
"Kami mengubah cara membangun Facebook, dengan membantu Anda menemukan konten yang memiliki interaksi sosial yang lebih bermakna," tulisnya di California, Amerika Serikat, Jumat, 12 Januari.
Meski demikian, analis dari GBH Insights, Daniel Ives, justru tidak mengkhawatirkan penurunan nilai saham tersebut. Sebab, ia menilai layanan media sosial sebesar Facebook memiliki monetisasi yang sangat kuat pada 2018. "Salah satu indikator, yaitu pengguna aktif setiap bulan yang mencapai 2 miliar," ujarnya.
Meski saat ini harga saham menurun, ia meyakini Facebook akan tetap mengembangkan kapasitas layanannya. Ives bahkan memperkirakan harga saham Facebook akan kembali naik hingga US$ 225, atau naik US$ 15 dari target semula sebesar US$ 210.
Sedangkan analis dari lembaga riset, Pivotal, Brian Wieser justru menilai tingkat penggunaan Facebook kian menurun, meski secara jumlah masih sangat tinggi. Keterangan ini disampaikan merujuk pada hasil riset dari Nielsen terkait dengan konsumsi digital. "Kami bisa memprediksi bahwa penurunan (harga saham) ini memang didorong oleh posting-an dari Zuckerberg," ujarnya.
tempo