Keberhasilan Kementerian Pertahanan (Kemhan) dalam menjalankan program bela negara dipertanyakan. Pernyataan Staf Ahli Bidang Ekonomi Menteri Pertahanan Bondan Tiara bahwa telah berhasil mencetak 74,3 juta Kader Bela Negara (KBN) selama tiga tahun pemerintahan dinilai mengada-ada.
“Ini jumlah data darimana? Jangan asal jeplak aja,” kata Ketua Himpunan Mahasiswa Islam Badan Koordinasi (HMI Badko) Jabodetabeka-Banten Maizal Alfian dalam keterangannya kepada redaksi, Senin (1/1).
Maizal mengatakan jika saja seluruh pegawai negeri sipil (PNS) dilatih belanegara, maka angkanya tidak sampai sebanyak itu. Ditambah dengan pemerintah melatih seluruh organisasi masyarakat (ormas) yang berbadan hukum.
“Tidak logis kan, kalau pun pemerintah melatih Ormas. Ormas yang mana saja dan berapa jumlahnya?” ucap Maizal.
Mantan Presidium BEM Nusantara ini melanjutkan, seandainya pemerintah melatih kader bela negara di masing-masing Provinsi yang setiap bulannya ada 10 ribu orang selama tiga tahun, maka jumlahnya hanya tembus 12 juta orang.
“Kalau kita hitung secara matematika 10 ribu orang kali 34 provinsi dikali 12 bulan kali 3 tahun, maka jumlah kader bela negara yang dilatih sebanyak 12,240,000 orang. Itu Baru berapa? Sisanya mana lagi?” kata mahasiswa Prodi Adiministrasi Publik Pasca Sarjana di salah satu Perguruan Tinggi Swasta Jakarta ini.
Ia juga menyoroti soal anggaran pemerintah khususnya Kemenhan untuk melatih 74,3 juta KBN selama 3 tahun pemerintahan.
Bila biaya terendah per peserta diklat sebesar 1 juta maka anggaran yang dihabiskan 74,3 triliun. Anggaran Kemenhan sendiri dalam APBN kira-kira hanya berkisar 114 triliun per tahun. Jika diurai 74,3 triliun dibagi 3 tahun, berarti 24,76 triliun yang dihabiskan pertahun. Artinya hanya untuk diklat KBN, Kemenhan menganggarkan hingga 21% dari total APBN-nya.
“Apa iya anggaran Kemenhan dalam menjalankan program bela negara memang sebanyak itu?” tukasnya
“Ini jumlah data darimana? Jangan asal jeplak aja,” kata Ketua Himpunan Mahasiswa Islam Badan Koordinasi (HMI Badko) Jabodetabeka-Banten Maizal Alfian dalam keterangannya kepada redaksi, Senin (1/1).
Maizal mengatakan jika saja seluruh pegawai negeri sipil (PNS) dilatih belanegara, maka angkanya tidak sampai sebanyak itu. Ditambah dengan pemerintah melatih seluruh organisasi masyarakat (ormas) yang berbadan hukum.
“Tidak logis kan, kalau pun pemerintah melatih Ormas. Ormas yang mana saja dan berapa jumlahnya?” ucap Maizal.
Mantan Presidium BEM Nusantara ini melanjutkan, seandainya pemerintah melatih kader bela negara di masing-masing Provinsi yang setiap bulannya ada 10 ribu orang selama tiga tahun, maka jumlahnya hanya tembus 12 juta orang.
“Kalau kita hitung secara matematika 10 ribu orang kali 34 provinsi dikali 12 bulan kali 3 tahun, maka jumlah kader bela negara yang dilatih sebanyak 12,240,000 orang. Itu Baru berapa? Sisanya mana lagi?” kata mahasiswa Prodi Adiministrasi Publik Pasca Sarjana di salah satu Perguruan Tinggi Swasta Jakarta ini.
Ia juga menyoroti soal anggaran pemerintah khususnya Kemenhan untuk melatih 74,3 juta KBN selama 3 tahun pemerintahan.
Bila biaya terendah per peserta diklat sebesar 1 juta maka anggaran yang dihabiskan 74,3 triliun. Anggaran Kemenhan sendiri dalam APBN kira-kira hanya berkisar 114 triliun per tahun. Jika diurai 74,3 triliun dibagi 3 tahun, berarti 24,76 triliun yang dihabiskan pertahun. Artinya hanya untuk diklat KBN, Kemenhan menganggarkan hingga 21% dari total APBN-nya.
“Apa iya anggaran Kemenhan dalam menjalankan program bela negara memang sebanyak itu?” tukasnya
eramuslm