Menurut dia, selama ini keberadaan gedung Balai Kota Surabaya selalu menjadi jujugan para peserta demonstrasi, terutama yang berkaitan dengan permasalahan masyarakat. Namun sejauh ini, lanjut dia, kondisinya selalu steril karena peserta demonstrasi tidak bisa masuk ke dalam pagar pintu masuk dengan alasan pengamanan.
Namun belasan peserta aksi yang membawa beberapa spanduk yang berisi soal tulisan "Risma Tetap Wali Kota Surabaya" dan "Tolak Risma Cawagub Jawa Timur" ini berhasil menembus pagar pengaman pintu masuk Balai Kota Surabaya.
Edi menilai ada kesan perlakukan tebang pilih terhadap peserta aksi demo. Menurut dia, seharusnya Pemkot Surabaya menerapkan standar yang sama kepada seluruh masyarakat. "Saya melihat ada perbedaan perlakuan, wali kota itu milik semua masyarakat, jangan hanya karena kategori pendukung lantas diperlakukan berbeda (istimewa)," katanya.
Kabid Ketenteraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) Satpol PP Surabaya Bagus Supriyadi sempat menolak ketika disampaikan kabar jika keberadaan peserta aksi demonstrasi telah berada di dalam pagar (halaman Balai Kota). Namun setelah ditunjukkan bukti foto, Bagus meminta menanyakan langsung ke Bakesbanglinmas karena pihaknya hanya melakukan pengamanan. "Kalau soal itu, kami tidak berwenang untuk menjawab karena tugas kami hanya terkait pengamanan," katanya.
Diketahui belasan warga Surabaya yang tergabung dalam Forum Relawan Saya Surabaya melakukan aksi di Balai Kota Surabaya menolak Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang dikabarkan akan dicalonkan sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Timur. "Risma harus menyelesaikan tugasnya sampai akhir masa jabatan," kata Humas Relawan Saya Surabaya Imam Budi Utomo saat berorasi di Balai Kota.
Imam mengatakan aksi ini merupakan bentuk dukungan warga Surabaya yang menginginkan agar Risma tetap meneruskan amanah sebagai Wali Kota Surabaya sampai akhir jabatannya.
republika