-->

Ganti Rezim Ganti Sistem

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen


Oleh: Sri-Bintang Pamungkas 

Kalau Anda suka menonton film seri pendek satu jam-an di televisi, seperti Law & Order, NCIS, CSI, Criminal of Minds dan banyak lagi yang lain, serta film-film Barat biasa tentang Polisi, Kejahatan dan Pembunuhan, maka istilah "Serial Killer" pasti sudah sering anda dengar... yang artinya "Pembunuh Berantai".

Banyak pembunuhan berantai, bahkan hampir semua, terjadi karena pembunuhnya mengidap 'penyakit jiwa' ... Bukan gila sungguhan, dalam pengertian sehari-hari... yang gila permanen dan tidak bisa diobati, tetapi 'mentally sick', jiwanya sakit!

Perlu dimaklumi, saya bukan dokter ahli jiwa atau yang seperti itu... sama sekali bukan. Jadi mohon maaf kalau ada istilah-istilah yang saya pakai itu salah, atau tidak pada tempatnya. Saya hanya mau membagi cerita saya tentang adanya hubungan sakit jiwa dengan kejahatan dari film-film dan peristiwa-peristiwa yang saya lihat, baca dan saya dengar.

Jiwa yang sakit bisa mengubah pengidapnya menjadi jahat dengan melakukan tindakan-tindakan jahat... Seperti menjadi pembunuh yang melakukan pembunuhan-pembunuhan. Ada pembunuh yang melakukan pembunuhan sekali-dua, karena terpaksa, atau dipaksa oleh keadaan... Tetapi  bagi yang sakit jiwa, pembunuhan bisa terjadi terus-menerus seperti Serial Killer.

Mental yang sakit umumnya disebabkan oleh terjadinya tekanan atau depresi terhadap jiwa seseorang yang sedemikian beratnya di luar yang bisa ditanggungnya. Tekanan jiwa yang berat itu mampu mengubah kemampuan syaraf berpikirnya yang ikut terguncang, sehingga tidak bisa berpikir nornal seperti sebelumnya. Orang itu berubah menjadi gila dan menjadi jahat...

Tentu kejahatan yang dilakukannya itu tidak terlepas dari depresi yang dialaminya. Ada Peristiwa Kejahatan menarik di AS yang dilakukan seorang perempuan, Patricia Hearst. Awalnya dia diperkosa oleh Gang Pembobol Bank. Menjadi fenomena hingga saat ini, di kalangan Ahli Jiwa, bahwa seorang Yang Diperkosa bisa menjadi Jatuh Cinta kepada Pemerkosanya. Goncangan jiwa Patty Hearst menyebabkan kewarasan berpikirnya hilang...dia ikut dalam Gerombolan Pembobol Bank itu karena jatuh cintanya kepada si Kepala Gang... Lalu dia terlibat dalam Serial Pembobolan Bank yang dilakukan Gang tersebut. Apa pun yang diperintahkan si Boss dan sekaligus kekasihnya itu dilakukannya dengan penuh hormat dan loyalitas. Kejahatan Patty berakhir ketika dia jatuh cinta lagi kepada seorang polisi yang menyelamatkan jiwanya dari sebuah 'police ambush' yang menghancurkan Gang tersebut.

Gangguan jiwa juga seringkali terjadi pada masa kecil. Adalah cerita John Doe, seorang balita yang ditinggal bapaknya. Ibunya terpaksa melacur untuk bisa hidup, dan dia ditinggalkan setiap kali kepada Nanny-nya. Syahdan, ketika menjelang dewasa Nanny-nya mengajaknya berbuat mesum. Itu terjadi beberapa tahun... Ketika dia mulai bersekolah, pengalamannya itu mengakibatkan guncangan jiwanya yang luar biasa. Dia menjadi murung dan marah... akhirnya dia membunuh Nanny-nya itu, ketika tahu Nanny-nya mengandung. 

Tidak berhenti di situ, dia pun membunuh Ibunya. Kejahatannya tidak bisa dikendalikannya setiap kali dia melihat pelacur atau perempuan yang berselingkuh. John Doe kita ini menjadi Serial Killer yang diburu polisi.

Di Barat banyak sekali Pembunuh Berantai, terutama di AS. Sasaran mereka bermacam-macam, anak-anak, lelaki dan perempuan dewasa, berkulit putih atau hitam, dengan profesi yang bermacam-macam pula.

Di Indonesia jarang ada Pembunuh Berantai, sekalipun ada. Tetapi yang sekarang sedang 'in' adalah "Penangkapan Berantai", yang diikuti dengan 'Penahanan', 'Pengadilan' dan 'Pemidanaan'. Penyebabnya mirip dengan dua cerita di atas, yaitu 'Cinta Berlebihan' kepada Boss... dan 'Kemarahan Luar Biasa' terhadap lingkungan yang membesarkannya. Tetapi intinya sama, yaitu si Pelaku hampir bisa dipastikan menderita 'Sakit Jiwa' yang amat parah.

Penangkapan Berantai yang berlanjut menjadi Pemidanaan Berantai ini diawali dengan penangkapan sekitar sepuluh orang sekaligus, dua di antaranya berhasil dieksekusi menjadi Narapidana. Sementara itu, berturut-turut berlangsunglah penangkapan-penangkapan lain, satu orang, bertambah lagi satu orang, bertambah lagi beberapa orang sekaligus, dan terus bertambah satu, satu dan satu lagi menjadi korban...

Kemudian terjadi perubahan, korbannya sekarang perempuan, ibu-ibu rumah tangga. Paling tidak ada lima-enam orang perempuan dan Ibu Rumah Tangga yang sudah menjadi korban Penahanan Berantai ini. Terakhir tengah malam lalu.

Sejauh ini belum bisa diungkap siapa "Patty Hearst" atau "John Doe" kita yang menjadi "Tokoh Intelektual" atau Master Mind di balik Peristiwa Berantai yg membikin CEMAS dan GEMAS seluruh Rakyat Indonesia ini. Bagi mereka yang SADAR HUKUM, GONCANGAN KECEMASAN dan KEGEMASAN ini tidak kalah dibanding dengan peristiwa 'Paris Attack' yang menewaskan 150-an jiwa tahun lalu, atau 'Sanaa Attack' yang menewaskan 136 jiwa orang Yaman minggu lalu, jutaan orang pengungsi dari Asia dan Afrika ke Eropa sejak 2011 hingga sekarang ini, atau ratusan ribu Pengungsi Rohingya ke Bangladesh sejauh ini, atau Putusan Donald Trump untuk memindahkan Ibukota Israel ke Jerusalem awal Desember kemarin.

Hampir tidak ada Serial Killer yang tidak mengakiri kejahatannya. Mudah-mudahan 
"Serial Arrest and Abuse of Power" di Indonesia ini juga segera berakhir. [IJM]

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close