-->

Rezim Memusuhi Islam! Perppu Ormas, Politik Stick Rezim Jokowi

Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat
Advertisemen
Menkopolhukam Wiranto 


REZIM MEMUSUHI ISLAM ! CABUT PERPPU ORMAS ! KAMI MELAWAN ! KAMI TIDAK TAKUT!


Oleh: Nasrudin Joha


Mediaoposisi.com- "Dibalik topeng keluguan, Keledai telah menampakan diri sebagai Kuda. Dibalik Citra, seorang Antek menisbatkan diri sebagai Ksatria Pancasila. Dibalik akting dan kepalsuan, Mandat rakyat telah diubah menjadi Daulat China".

"Bongkar Topeng itu ! Telanjangi kepalsuan itu ! Kembalikan daulat Rakyat !"

Rezim untuk kesekian kalinya telah menisbatkan diri sebagai diktator tulen, anti Islam. Pada saat yang sama, ia secara kontras telah memproklamirkan diri sebagai pelayan asing - aseng. Negara, telah diobral dengan harga recehan. Kedaulatan telah digadaikan dengan harga yang murah. Sungguh, tidak ada lagi yang tersisa dari negeri ini selain kehinaan dan kesengsaraan.

Hanya di rezim saat ini, terjadi penangkapan begitu masif terhadap para ulama, habaib, aktivis, mahasiswa bahkan barisan emak-emak. Tidak ada sedikit-pun kesalahan yang mereka lakukan, selain melakukan kritik tajam terhadap jokowi. Kebijakan Rezim yang amburadul, kebijakan ekonomi yang ugal-ugalan, menghasilkan penderitaan dan kemelaratan yang luar biasa.

Sementara itu, para penghina agama Islam, penghina Al Qur'an, penghina ulama, penghina habaib, bahkan penghina panglima dan tentara dapat bebas berkeliaran. Tidak ada jerat hukum. Tidak ada ujaran kebencian. Tidak ada jerat UU ITE.

Bahkan, untuk penghinaan yang luar biasa -sebagaimana dilakukan Ahok terhadap surah Al Maidah- baru ditetapkan sebagai tersangka, setelah umat bergerak menuntut keadilan, berhimpun dalam aksi tujuh juta umat berkumpul di Monas.

Sikap dan kebijakan politik rezim, kontras mempertontonkan kebencian yang luar biasa terhadap Islam. Rezim menuntut agama dipisahkan dengan politik, tetapi pada saat yang sama ia bermain sinetron menggunakan pici dan sarung untuk memikat simpati umat Islam. Umat Islam hanya dipahami Rezim sebagai saham politik untuk menangguk suara di Pilpres 2019. 

Selain membenci Islam Rezim juga mengelabui umat Islam dengan merampok dana milik umat Islam. Dana yang sedianya diniatkan dan diperuntukkan untuk ibadah, telah diselewengkan untuk proyek Infrastuktur. Setelah hutang menggunung, giliran dana umat yang dilirik untuk memuaskan hasrat politik mercusuar. Rezim hendak meniru politik Soekarno, padahal ia ringkih lebih lemah dari seekor ulat yang menempel di dedaunan.

Dengan kelemahan dan daya ringkih, rezim tetap setia melayani dan melindungi majikan, asing maupun aseng. Meikarta meraja lela, Reklamasi makin menggila, Freeport tidak pernah disemprot, BUMN diobral, utang ditumpuk, pajak ditingkatkan, subsidi rakyat dicabut. Negara telah menjadi pelayan China, pelayan Naga, bukan pelayan rakyat.


Perppu Ormas, Politik Stick Rezim Jokowi 

Sejalan dengan kebencian rezim pada Islam, rezim telah mengeluarkan Perppu untuk memukul gerakan dakwah Islam. Rezim melihat hanya gerakan Islam yang tidak bisa ditundukkan dengan politik meja makan, politik suntik gizi, politik bagi kursi, politik carrot. Rezim melihat, tidak ada jalan untuk menundukkan gerakan dakwah Islam selain dengan melakukan pembungkaman, sekiranya mereka bisa.

Terbitnya Perppu ormas tidak lepas dari kekalahan rezim mendudukkan putra mahkota untuk menduduki singgasana DKI Jakarta. Perppu terbit juga atas dasar kegalauan rezim menuju Pilpres 2019. Rezim paham benar, telah terjadi migrasi politik dari dinamika dan kendali parpol menuju kendali ormas dan pergerakan.

Rezim mengira dengan terbitnya Perppu, ormas Islam akan lumpuh. Kedzaliman ditingkatkan, tidak saja pada pencabutan status badan hukum. Namun, rezim juga telah mengerahkan seluruh sumber daya dan energi, untuk memerangi apa yang mereka sebut "Radikalisme". Rezim bertindak layaknya George Bush yang berlindung pada isu 'War On Terorism' untuk memerangi umat Islam.

Pukulan-pukulan rezim pasca terbitnya Perppu ormas diarahkan pada simpul-simpul yang dianggap dibawa kendali rezim. Ruang Civitas Akademika dan Aparat Sipil Negara (ASN) menjadi target pertama. Rezim mengulang, apa yang dilakukan rezim tiran di berbagai negara untuk menekan dakwah Islam.

Namun rezim lupa, tidak melihat kekuatan umat Islam sesungguhnya. Mereka hanya mengukur kekuatan berdasarkan pendekatan Inderawi, sebagaimana mereka yakini. Dimensi transenden tidak pernah mereka perhitungkan.

Mereka lupa, tidak tahu, pura-pura, atau tidak mau tahu. Kekuatan Umat Islam sesungguhnya, adalah ada pada akidah dan keyakinannya. Akidah Islam-lah, yang akan selaku mengeluarkan energi untuk melakukan perlawanan.

Kami Melawan, Kami Tidak Takut !

Wahai rezim, ketahuilah ! Kami umat Islam telah menjual harta, jiwa, dan seluruh kehidupan kami dalam perniagaan besar dengan Tuhan kami. Kalian tidak akan pernah menang melawan kekuatan Allah SWT.

Wahai rezim, kami melawan ! Kami telah menetapkan diri, untuk berdiri tegak mengeluarkan resolusi perlawanan, dengan kekuatan penuh, untuk memukul kekuasaan rezim, sampai rezim benar-benar binasa dan Islam menjadi mulia.

Wahai rezim, kami tidak takut ! Kami telah melihat akhir dari keimanan kami, bahwa Allah SWT telah memberikan Ridlo dan surga-Nya, sebagai harga atas perniagaan yang kami lakukan. Sementara, kami telah melihat secara jelas bahwa akhir dari kehidupan para rezim dzalim adalah kehinaan di dunia dan di akherat kelak abadi di neraka.

Wahai Rezim! Anda tidak bisa, kami pastikan tidak akan pernah bisa, hingga sampai memasukan unta ke lubang jarum, untuk menakut-nakuti kami. Kami telah kehilangan rasa itu, kedzaliman rezim telah mematikan rasa takut. Justru, dengan kemarahan dan keberanian, kami menantang rezim untuk melakukan pertarungan.

Wahai rezim, masih ada waktu. Segera cabut Perppu Ormas, jika tidak Anda akan ditenggelamkan. [MO].


Silahkan Bagikan Jika Bermanfaat

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
close