Brosur Pemerintah Mengenai Pajak |
Mediaoposisi.com- Heboh brosur bertuliskan "Yesus Juga Bayar Pajak" menyeruak di salah satu aplikasi media sosial twitter yang diupload oleh akun Gabriel Bkk @Gmontadaro dengan twitt-an yang me-mention @ditjenpajakri dengan sebuah pertanyaan : Hmmm kenapa contohnya pake Yesus ya?
Selepas twittan ini, muncul banyak komentar mengenai brosur yang sampai saat ini menjadi kontroversi.
Selain bertuliskan Yesus Juga Bayar Pajak, Brosur ini juga menuliskan bahwa Yesus juga mengajarkan sikap taat dalam membayar Bea Bait Allah (temple tax).
Kemudian dijelaskan juga Yesus mengajari umatnya untuk memberikan apa yang menjadi hak negara, berupa pajak.
Beredarnya brosur ini tidak bisa lepas dari kondisi keuangan Indonesia yang sejak lama menggunakan pajak sebagai sumber utama pemasukan anggaran negara.
Berikutnya, isu pemasukan anggaran melalui berbagai sumber seperti munculbya isu pemasukan bersumber dari investasi dana haji, zakat, dan seterusnya juga menjadi tanda negara ini sangat membutuhkan pasokan dana masuk.
Sri Mulyani |
Karenanya, berbagai cara dilakukan untuk bisa menyuplai dana masuk, terutama pajak. Berbagai modus dilakukan salah satunya adalah mengutip ucapan-ucapan tentang ajaran agama yang mendorong rakyat membayar pajak.
Fakta brosur ini kemudian semakin membuktikan pula semakin krisisnya kondisi keuangan dan APBN negara. Dijualnya SDA ke asing dan aseng, hutang luar negeri yang makin meningkat, hutang infrastruktur yang mengejar target, dan seterusnya menjadi seperti alur yang kini trus melilit dan mengekang negara Indonesia. Wajar bila sekali lagi berbagai cara dilakukan agar terlepas dari was-was anggaran yang berakhir pada politisasi agama dalam masalah pajak.
Bagaimanapun akhirnya tetap saja agama diperlukan sebagai alat legitimasi. Menunggu penerapan sekularisme yg kaaffah, tak kunjung ada.
Kau katakan jangan bawa-bawa agama dalam politik, ekonomi, dll., tapi untuk syahwat kekuasaanmu (seperti jelang pemilu) kau akhirnya bawa doktrin-doktrin agama. Untutk menutup kas negara karena utang yang besar dan mismanagement, kau juga berlindung di bawah supremasi agama.
Sekarang marilah kita jujur pada diri sendiri, kita ini perlu Islam atau tidak. Kalau perlu, terapkan dalam semua sendi kehidupan kita.[MO/MAZ ]