Terungkap, Ternyata Begini Cara Penyerang Novel Baswedan Beraksi Hingga Susah Dibuktikan
Berita Islam 24H - Sudah empat bulan berjalan, kasus penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan belum juga menunjukkan titik terang.
Jangankan mengungkap otak penyerangan yang diduga memiliki kepentingan dalam pengusutan kasus korupsi, pelaku dan motifnya pun masih samar.
Menanggapi kondisi tersebut, penasihat hukum Indonesia Police Watch (IPW) Johnson Panjaitan, Rabu (2/8).
Menurutnya, menilik pada penjelasan Kapolri Tito Karnavian usai bertemu Presiden Jokowi beberapa waktu lalu di istana, setidaknya ada tiga hal yang terungkap.
“Ada orang (pelaku) yang survei dan mengamati, eksekutor dan mastermind-nya (otak penyerangan),” ungkapnya.
Selanjutnya, penjelasan Kapolri itu juga menunjukkan bahwa korps baju coklat tersebut tak memiliki bukti kuat untuk mengungkap kasus penyerangan Novel Baswedan tersebut.
“Sampai bukti paling mendasar sidik jari saja hilang,” tambahnya.
Johnson mengatakan, belum terungkapnya kasus ini juga karena pelakunya jago dan profesional dilihat dari proses penyerangan yang dimulai dengan perencanaan sampai eksekusi.
Dari CCTV yang beredar, pelaku juga sudah memperhitungkan posisi cahaya terang dan gelap saat melakukan penyerangan sehingga membuat wajah para pelaku sulit diidentifikasi.
“Jadi bukan hanya menghilangkan identitas, tapi terang gelap saat menyerang itu benar-benar dihitung,” jelasnya.
Sulitnya pengungkapan kasus tersebut, lanjutnya, juga bisa dilihat dari lebih 57 CCTV di sepanjang satu kilometer lokasi penyiraman yang sudah diperiksa polisi.
Meski begitu, tak satupun dari puluhan CCTV itu mampu mengindetifikasi siapa pelakunya.
Karena itu, dirinya tak ragu menyebut bahwa pelaku sudah sangat terlatih, terorganisir dan punya uang banyak.
“Saya tidak bisa menduga-duga, tapi kalau orang yang pernah jadi korban, orang itu pasti punya pengalaman investigasi dan memahami unsur-unsur proses pembuktian sebuah kasus pidana,” ungkapnya.
Memang, kata dia, seharusnya polisi lebih pintar dari penjahat. Tapi, kata Johnson, polisi tidak bisa mengungkap kejahatan yang pelakunya pintar menghilangkan alat bukti.
“Itu jadi persoalan loh,” kata dia.
Johnson mencontohkan, saat dirinya pernah memegang kasus pembunuhan yang tidak bisa diungkap Polri. Walaupun CCTV-nya sudah ada dan jelas pelakunya.
“Misalnya, kasus pembunuhan yang terbuka di restoran di Pekanbaru, sampai sekarang tidak terbukti. Jelas pelakunya, tapi tidak ada alat bukti,” tutupnya. [beritaislam24h.info / psi]