Kontroversi Patung Jenderal Cina, Komisi X: Lucu Ya
Berita Islam 24H - Anggota Komisi X DPR RI, Ferdiyansyah, mengaku lucu dengan kontroversial patung seorang jenderal Cina di Tuban, Jawa Timur. Pasalnya, patung yang dinobatkan sebagai patung tertinggi se-Asia Tenggara itu, adalah patung Yang Mulia Kongco Kwan Sing Tee Koen, seorang jenderal berkebangsaan Cina.
Ferdiyansyah enggan mengomentari kontroversi tersebut karena dianggap lucu, entah karena lucu tidak pantas untuk dikomentari, atau karena lucu peresmian patung saja kemudian jadi kontroversi. "Wah lucu ya, cari narasumber yang lain saja," kata anggota Komisi X DPR RI itu, yang juga membawahi bidang sejarah, saat dihubungi, Selasa (1/8) siang.
Sementara Pengamat Tata Ruang, Nirwono Yuga menjelaskan, kontroversi akibat sosok yang dijadikan ikon patung tertinggi di Asia Tenggara itu bukan pahlawan Indonesia, merupakan hal yang pasti akan terjadi. "Pembuatan patung seharusnya didahului dengan kajian yang mendalam melibatkan banyak pihak. Sebaiknya patung yang ditampilkan adalah tokoh lokal atau nasional," ujar dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (1/8) petang.
Alasan patung tersebut menjadi kontroversial, dikarenakan masyarakat beranggapan pemerintah tidak menghargai para pahlawan nasional yang sudah bertumpah darah membela negara. Patung-patung pahlawan nasional justru dibuat seadanya saja.
Belum lagi, saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya memburu para ormas yang menentang Pancasila dengan sebuah aturan tertulis tegas. Sementara, pemerintah justru dengan bangga memberikan Rekor MURI pada patung pahlawan berkebangsaan Cina yang dibuat di Indonesia sebagai sebuah simbol kejujuran.
"Ya selain tokoh nasional, bisa juga tokoh cerita legenda daerah, atau menampilkan seni budaya lokal, kontektual dengan lokasi penempatan dengan sejarah panjang tempat tersebut dan patungnya supaya nyambung, tidak asal bangun," ucap Nirwono.
Sebenarnya sangat wajar, dikatakan dia, jika masyarakat Indonesia kecewa karena patung itu bahkan masuk MURI dan tertinggi di Asia Tenggara. Sementara harusnya yang dibangga-banggakan hingga ke ranah luar Indonesia adalah patung pahlawan negeri sendiri.
"Berarti ada proses yang tidak dilakukan dengan tepat yakni pelibatan masyarakat setempat secara aktif. Apa iya masyarakat setempat setuju dan suka dengan keberadaan patung tersebut," kata Nirwono.
Pemerintah dirasakan Nirwono, harus lebih berhati-hati lagi dan sesuai dengan idealnya sebuah patung akan dibuat. Justru jangan menganggap kontroversi ini sepele. [beritaislam24h.info / rci]