KabarViral - Tidak memiliki kemampuan finansial untuk membayar utangnya ke pihak Cina, Pemerintah Sri Lanka pada Sabtu (29/07) harus menjual pelabuhan di Hambantota kepada BUMN Cina.
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengingatkan bahwa penjualan aset Sri Lanka itu bisa menjadi pelajaran pahit agar Indonesia tidak terkena nasib serupa. “Pelajaran pahit dari Sri Lanka. Penting bagi Indonesia untuk tak terkena nasib serupa. Merdeka!!!” tulis Hidayat NW di akun Twitter @hnurwahid.
@hnurwahid meretweet tulisan bertajuk “Tak Bisa Bayar Utang, Sri Lanka Lepas Pelabuhan ke Cina”.
Dengan penjualan tersebut, BUMN Cina, China Merchants Port Holdings kini menguasai 70 persen saham di Pelabuhan Hambantota.
Transaksi senilai triliuan dolar AS intu mengundang reaksi keras dari serikat pekerja industri di Sri Lanka. Bahkan, pekerja melakukan mogok kerja mulai pekan ini untuk menentang penjualan tersebut.
Menteri Perhubungan Sri Lanka Mahinda Samarasinghe mengungkapkan bahwa penjualan pelabuhan ke investor Cina ini telah menimbulkan kekhawatiran sejumlah negara, seperti India dan Amerika Serikat (AS). Baik India maupun AS khawatir bahwa penguasaan Cina atas pelabuhan di Sri Lanka ini akan memberikan keuntungan bagi angkatan laut Cina di Samudera Hindia.
Soal utang RI saat ini, Presiden Joko Widodo, kepada pengurus Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), di Istana Jakarta (31/07), menjelaskan alasan utang Pemerintah Indonesia sudah menembus kisaran Rp3.672 triliun.
Sekretaris Umum PGI Pendeta Gomar Gultom mengatakan, Presiden Jokowi memberi penjelasan terkait kondisi utang pemerintah. Di mana besarnya utang saat ini, merupakan warisan pemerintah sebelumnya.
-kabarviral/intelijen