Oleh Ratih Paradini S.Ked
(Dokter Muda, Aktivis Dakwah)
Mediaoposisi.com-Dalam debat ke 4 Pilpres 30 maret lalu ada pembahasan menarik saat masing-masing Capres sempat curhat kerap mendapat berbagai tudingan, diawali dengan perkataan Pak Prabowo yang dikatakan membela Khilafah, Jokowipun curhat sering disebut PKI.
Isu PKI dan Khilafah bukan sekedar jadi perbincangan kelas masyarakat saja bahkan isu ini mendapat panggung sebab jadi topik yang disentil oleh kedua calon dalam debat Pilpres ke 4.
Dalam sejarah panjang bangsa Indonesia PKI jelas tercatat menjadi perusak tatanan bangsa lewat pemberontakan G30S PKI yang terkenal, begitu banyak nyawa para Jendral dan pahlawan yang melayang.
Ideologi komunis sendiri memiliki bahaya laten selain karena konsep materialismenya yang menafikan adanya Tuhan dan menganggap agama adalah candu berbahaya, konsep dialektika materialisme Ideologi Sosialisme Komunisme mengganggap wajar adanya penggunaan kekerasan dalam mewujudkan perubahan.
Itu dibuktikan dengan sejarah komunis di luar Indonesia. Disebutkan bahwa selama 74 tahun (1917-1991), ideologi Marxisme-Leninisme telah membunuh sekitar 100 juta manusia di 76 negara.
Mayjen (Purn) Syamsudin menulis, dalam buku Mengapa G30S/PKI Gagal? karya Mayjen (Purn) Syamsudin "Artinya, orang-orang dengan alasan ideologi Marxisme-Leninisme di dunia telah membunuh rata-rata 1,35 juta jiwa setiap tahunnya, atau 3.702 jiwa setiap hari, atau 154 jiwa setiap jamnya."
Menariknya Isu Khilafah yang dianggap berbahaya tak memiliki sejarah berdarah dinegeri kita namun Khilafah dimonsterisasi seolah-olah negeri kita akan hancur porak poranda dengan adanya Khilafah.
Lucunya sebagaian kalangan mengambil sampel Suriah sebagai objek untuk mendiskreditkan Khilafah, sering kita mendengar slogan 'Jangan Suriahkan Indonesia' padahal Suriah bergejolak karena pemerintah Basahar Al Assad yang zolim dan otoriter terhadap rakyatnya dan turut campurnya negara-negara imperialis seperti Amerika dan Rusia dalam membombardir Suriah.
Meski alasan mereka adalah memerangi terorisme ISIS namun faktanya bom-bom mereka banyak mengenai masyarakat sipil disana, Serangan Amerika Serikat dan sekutunya ke Suriah selama Februari 2018 saja menewaskan setidaknya 129 orang di Deir Ez-Zor, termasuk 83 perempuan dan anak.
Analis ispengamat terhadap keberadaan ISIS pun sebenarnya banyak mengandung konspirasi yang dilakukan Amerika.
Dave Lindorff, seorang jurnalis investigasi Amerika, mengungkapkan bahwa kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menggunakan senjata yang disuplay oleh Badan Intelejen Amerika CIA.
“Kita tahu bahwa AS ingin melakukan invansi (ke Irak dan Suriah) dengan dalih menyerang ISIS. Ini luar biasa, jika melihat fakta bahwa senjata yang digunakan ISIS disediakan oleh CIA, baik secara langsung ataupun melalui Arab Saudi,” jelas Lindorff
Khilafah adalah bagian dari ajaran Islam yang mulia, ia bukan berasal dari ide akal manusia yang terbatas.
Bahkan dalam hadis jelas disebutkan Khilafah akan tegak kembali Rasulullah saw bersabda ".... Kemudian akan tegak Knialafah berdasar manhaj kenabian (kemudian Rasulullah diam)."(HR Ahmad)
Khilafah bukan lagi Utopia seperti yang sering dituduhkan, dibicarakannya Khilafah bahkan dipanggung pilpres menjadi indikasi semakin tersebarnya opini tentang Khilafah.
Khilafah selalu dinarasikan jahat oleh media sekuler dan tokoh liberal seolah lebih berbahaya dari ide PKI.
Khilafah memang berbahaya bagi mereka yang memiliki kepentingan dan banyak mendapat keuntungan dengan sistem politik demokrasi hari ini, juga membahayakan bagi mereka yang gemar melakukan kemaksiatan dan kriminalitas.
Dengan Khilafah jual beli miras akan diberantas tak ada lagi keuntungan bagi para penikmat dan penjualnya. pintu zina akan ditutup serta pelaku akan ditindak tegas ini jelas berbahaya bagi mereka yang memang hobi menumpahkan syahwat.
Aurat perempuan akan tutup tak ada lagi lekuk tubuh menggoda yang bisa dijadikan objek fantasi nakal oleh mereka.
Para kapitalis akan buntung tak bisa lagi punya kuasa mengeruk SDA negeri-negeri muslim yang kaya sebab dalam Islam jelas SDA itu harta ummat, tak bisa lagi negara imperialis mendikte kebijakan-kebijakan negeri karena standar hukum hanya berdasar Al-qur'an dan As-Sunnah.
Tak ada lagi kesempatan lembaha ribawi mengeruk keuntungan lewat utang riba suatu negeri karena jelas dalam ekonomi Islam tak akan bertransaksi yang haram.
Jadi sebenarnya yang memonterisasi Khilafah adalah mereka yang jadi korban narasi jahat media atau mereka yang memang dengan sengaja berkampanye hitam mendiskreditkan Khilafah sebab keculasan dan kejahatan mereka akan teramputasi dengan penerapan Syariat.[MO/ad]