Penulis : Punky Purboyowati S.
(Muslimah Peduli Generasi)
Mediaoposisi.com-Kini beredar akun media sosial yang menawarkan virus-virus LBGT kepada generasi muda melalui aplikasi Twitter. Akun @alpant**i 'Gay Muslim Comics' perlu kita waspadai pergerakannya.
Gambar profilnya adalah pria muda berkulit cokelat memakai kopiah. Deskripsi akun itu adalah 'Gay Muslim Comics' yang berisi postingan komik menggambarkan kehidupan seorang pria muslim berorientasi seksual sejenis. Menurut Kementerian Kominfo, pemilik akun @alpant**i ini diduga berasal dari Malaysia.
Dalam tiap postingannya, ia melampirkan hashtag #gaymalaysia #gayindonesia #gaymuslim #gaycomics #komikmalaysia. Banyak komentar dari akun WNI yang dibuatnya geram. Sebagian akun itu me-mention akun Kementerian Kominfo, Humas Polri dan Kementerian Agama.
Syaifullah Tamliha anggota Komisi I DPR dari Fraksi PPP pun turut mengecam keras akun @alpant**i, ia mengatakan bahwa tidak ada tempat bagi LGBT di Indonesia, sebab negara kita memang bukan negara agama, tapi negara yang memiliki agama.
Semua kitab yang dibaca, Alquran bagi muslim, Injil bagi Nasrani, dan Taurat bagi Yahudi, dan lain-lain melarang perkawinan sejenis. Menteri Kominfo semestinya segera menutup akun tersebut dan mewaspadai langkah berikutnya. Pembiaran terhadap aktivitas mereka di media sosial dapat merusak akhlak bangsa ini. (10/2).
Tidak dipungkiri bahwa Indonesia yang mayoritas penduduk muslim terbesar ditengah kondisi bebas lagi sekuler, masih ada yang peduli dengan nasib generasi muslim.
Oleh sebab semangat keimanan dalam jiwa mereka masih hidup, namun sayang dalam kehidupan muslim saat ini tidak lagi nyaman apalagi pada taraf aman.
Pemanfaatan gadget di era sekarang mudahkan kaum gay untuk menyebarkan kampanye kebiasaan buruknya kepada kaum muda.
Menurut survey di tahun 2017 lalu ada sekitar 3.000 pelajar di Batam menyukai sesama jenis. Di Sumatera Barat, ada puluhan ribu laki-laki menjadi gay. Di Bogor, ada 2,672 pria mempraktikkan perilaku gay.
Anehnya mereka justru mendapatkan apresiasi, utamanya dari kaum liberal. Mereka begitu dilindungi dengan maraknya kampanye kaum LGBT. Kini, pertumbuhan kaum gay di Indonesia tercapai melalui gerakan penyebaran dan perekrutan yang terorganisir secara online. Bukan karena penyakit bawaan, melainkan gaya hidup yang liberal.
Keberadaan media sosial lebih banyak memihak kepada kaum liberal. Sebaliknya semakin nyata menyerang ide Islam dari berbagai sisi.
Munculnya situs-situs gay online berkedok muslim yang tumbuh subur hingga saat ini namun Ironisnya Indonesia pemeluk agama Islam terbesar tidak mampu mengatasi keberadaan gay beserta pemahamannya. Apa yang salah pada negeri ini, sudahkan porsi agama dijadikan pedoman?
Semua itu sebagai akibat dari buruknya penerapan sistem demokrasi yang melahirkan kebebasan. Karenanya tidak ada pilihan lain selain beralih kepada Islam. Islam memiliki pandangan yang khas dalam menyikapi masalah pergaulan menyimpang ini.
Negara Islam akan memberikan sanksi hukuman sesuai dengan jenis perbuatannya. Sanksi khusus bagi kaum gay, sebagaimana Ijma’ (kesepakatan) para sahabat, “Siapa saja di antara kalian mendapati seseorang yang melakukan perbuatan kaum Luth maka bunuhlah pelakunya beserta pasangannya.“ (HR. Ahmad). Demikianlah Islam secara layak memberi hukuman bagi pelaku gay dan memberi efek jera kepada pelakunya.
Oleh karena itu upaya yang dilakukan agar penyakit moral dan penyakit turunannya tidak menyebar, hendaknya semua komponen termasuk individu, masyarakat, dan negara memberikan pemahaman tentang pergaulan Islam yang sesuai dengan akidah Islam.
Di sisi lain memahamkan arti pentingnya dalam menyebarkan pemahaman Islam sebagai ideologi negara melalui sosial media, agar kaum muslim tidak terpengaruh dengan pemahaman liberal. Dari sinilah akan terbentuknya kekuatan sebuah negara.
Ditopang dengan gencarnya mengopinikan pemahaman Islam semata demi kemuliaan Islam dan ajarannya. Dengan demikian niscaya ideologi sekuler liberal lambat laun akan tenggelam bersama pengusungnya.[MO/ad]