Oleh : Dini Azra
Mediaoposisi.com-Setelah sembilan bulan berlalu, Pengajar ilmu filsafat yang juga pengamat politik Rocky Gerung, akhirnya diminta datang ke Polda Metro Jaya untuk mengklarifikasi ucapannya yaitu," Kitab Suci itu Fiksi".
Rocky Gerung dilaporkan oleh Sekjen Cyber Indonesia, Jack Boyd Lapian dan ketua Cyber Indonesia Permadi Arya atau Abu Janda, karena dianggap telah menistakan agama dengan ucapannya tersebut.(16/4)
Rocky mengucapkan pernyataan itu saat dirinya diundang sebagai narasumber di acara Indonesia Lawyer Club (ILC) TV one, yang bertajuk " Jokowi Prabowo Berbalas Pantun" (10/4).
Rocky memang dikenal sering mengkritisi kebijakan pemerintah , dan mengambil posisi berseberangan dengan kekuasaan, meski dia menolak disebut sebagai kubu oposisi. Kehadirannya di ILC, memang selalu dinantikan pemirsa, yang menyukai komentar-komentarnya yang selalu menyentil tapi logis.
Namun malam itu, ucapan Rocky membuat semua orang jadi mengerutkan dahi. Saat menjelaskan tentang kata fiksi, dan bertanya " Kitab suci fiksi atau bukan, siapa yang berani jawab?"semua terdiam, lalu dia melanjutkan.
"Kalau saya pakai definisi bahwa fiksi itu mengaktifkan imajinasi, kitab suci itu adalah fiksi. Karena belum selesai, belum tiba itu. Babad tanah Jawa itu fiksi. Jadi ada fungsi dari fiksi untuk mengaktifkan imajinasi, menuntun kita agar berpikir lebih imajinatif," kata Rocky.
Pernyataan tersebut langsung memancing reaksi dari politisi Nasdem, Akbar Faisal yang turut hadir di forum yang sama. Dia mengaku keberatan dengan ucapan Rocky karena dianggap menyinggung agamanya dan kitab suci Alquran.
Ucapan Rocky itupun rupanya juga mampu membangunkan ghirah seorang Abu Janda/ Permadi Arya, sehingga langsung melaporkan Rocky Gerung yang dianggapnya telah melakukan penodaan agama, dengan ucapan " Kitab suci itu fiksi".
Menurutnya ucapan itu menyinggung kitab suci dari agama-agama yang ada. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fiksi berarti khayalan, rekaan.
Akhirnya untuk pertama kalinya Rocky Gerung mendatangi Polda Metro untuk mengklarifikasi apa yang dituduhkan terhadap dirinya. Dia didampingi pengacaranya, Haris Azhar menjawab 20 pertanyaan dari penyidik seputar ucapan kitab suci fiksi(1/2).
Rocky menyatakan bahwa maksud dia mengatakan itu bukan untuk menistakan agama. Dia menjelaskan bahwa fiksi yang dimaksud tidak menggunakan pemaparan KBBI, tapi merupakan hasil dialektika pemikirannya. Menurutnya orang yang melaporkan dirinya sudah gagal paham terhadap makna fiksi, dan tidak pernah belajar logika.
Beberapa Ulama pernah menyampaikan tanggapan tentang pernyataan Rocky Gerung, intinya mereka menganggap apa yang disampaikan itu adalah kapasitas dia sebagai seorang filosof, dan pemahamannya tentang kitab suci, sebagai seorang non muslim.
Selama tidak menyebut Al Quran sebagai fiksi, maka tidak perlu bereaksi. Begitupun mayoritas umat Islam, tidak merasa tersinggung karena menanggapi itu sebagai buah pemikiran seorang akademisi.
Justru yang mengherankan ketika reaksi keras, muncul dari orang-orang yang selama ini diam ketika ada penghinaan terhadap agama secara jelas dan nyata. Mereka malah menjadi pihak yang getol membela si penista agama.
Lantas, kenapa sekarang mendadak membela agama? Apakah karena pelakunya adalah orang yang berbeda pandangan politik, yang sering membuat mereka tak berkutik, sehingga ditunggu kesalahannya agar bisa diserang balik?
Ketika Islam, simbol, dan ajarannya sering dinistakan di negeri ini, sehingga melukai hingga ke ulu hati umat Islam. Mereka selalu mengatakan bahwa Islam adalah agama damai dan pemaaf. Kita disuruh diam, sabar, jangan marah-marah apalagi sampai berdemo membela agama.
Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam adalah seorang yang sabar, pemaaf, bahkan membalas perlakuan buruk orang lain dengan kebaikan dan mendoakannya.
Memang begitulah akhlak mulia yang dimiliki oleh Rasulullah, beliau tidak marah atau membenci kepada orang-orang yang menghina, meludahi, melempari batu, dan melecehkan pribadi beliau. Namun hal ini berbeda jika menyangkut kehormatan Islam.
Jika kita buka dalam shirah Nabawiyah, terdapatnya satu riwayat yang menceritakan tentang kemarahan beliau. Rasulullah shalallahu alaihi wassalam telah mengutus beberapa orang ke berbagai pimpinan negara, untuk berdakwah kepada mereka.
Salah satunya diutus ke Kisra di Persia, namun Sang Kisra tersebut merobek-robek surat yang dikirim oleh Rasulullah kepadanya. Mendengar berita itu Rasulullah sangat marah, sehingga beliau berdoa :
"Ya, Allah..hancurkanlah dan cerai berikanlah kekuasaannya." Doa itupun dikabulkan oleh Allah Subhanahu wataala. Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, seluruh wilayah yang pernah dikuasai Kisra Persia, semua terlepas dari kekuasaan mereka tanpa sisa.
Hal itu membuktikan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam telah mengajarkan kepada kita, supaya menunjukkan kemarahan, pada saat kehormatan agama dilecehkan. Dengan pembelaan dari umat Islam, diharapkan agar orang lain tidak berani lagi berbuat semena-mena terhadap agama ini.
Dari Aisyah Radiyallahu anha, beliau meriwayatkan sebuah hadits :
“Demi Allah, tidaklah Rasulullah Shalallohu ‘Alaihi Wa sallam membalas sesuatu yang ditujukan kepada dirinya, kecuali ketika kehormatan agama Allah SWT dilanggar, maka Beliau pun marah semata-mata karena Allah.” (HR Bukhari)
Kemarahan terhadap penghinaan agama Islam, adalah bukti kecintaan kita akan agama, Allah dan Rasul Nya. Namun kemarahan yang terwujud dalam tindakan pembelaan ini, haruslah benar-benar dilandasi karena iman, bukan kepentingan.
Mereka berupaya membuat narasi, dan membandingkan kasus Rocky dengan kasus Ahok dahulu. Orang-orang yang dulu mengaku sebagai pembela agama, dan marah ketika satu ayat dalam Alquran dihina, kenapa terhadap Rocky Gerung mereka diam saja, padahal seluruh Alquran sebagai kitab suci, dihina dan disebut sebagai fiksi (karangan, khayalan)?
Sungguh mereka telah memutar balikkan fakta, jika kita tanya mengapa mereka mendadak membela agama, selama ini mereka ke mana saja, saat lafadz Allah ditaruh dibagian bawah produk sandal. Ketika syariah dan khilafah dianggap ancaman, ketika adzan dan cadar direndahkan,dan saat bendera tauhid dibakar?
Mereka bukan saja diam tapi malah berdiri dibelakang, membela si penista agama. Maka, biarkanlah Allah Subhanahu wataala yang menilai, Dialah yang maha mengetahui isi hati manusia. Dan menentukan manakah yang berjuang karena iman, dan mana yang berbuat karena kepentingan dunia. Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda :
"Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna imannya."(HR. Abu Dawud dari Abu Umamah dengan sanad sahih). Semoga kita termasuk didalamnya.[MO/ge]